Merdeka.com - Pengamat kepolisan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto enggan meragukan, surat laporan hasil penyelidikan (LHP) soal dugaan tambang ilegal yang ditujukan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari Kepala Divisi Propam Polri, saat itu Ferdy Sambo.
Adapun surat dengan Nomor: R/1253/WAS.2.4/2022/IV/DIVPROPAM, tanggal 7 April 2022 tersebut, bersifat rahasia yang turut menyeret nama-nama perwira tinggi Polri, salah satunya Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.
“Saya kira pemeriksaan dilakukan Divpropam ini bukan asal-asalan dan itu dilakukan secara profil sudah ada buktinya, ada surat pemeriksaan dari Karopaminal (saat itu dijabat Hendra Kurniawan) juga, kemudian juga ada surat rekomendasi dari Kadivpropam (saat itu dijabat Ferdy Sambo), artinya semua prosedur formal di kepolisian dilakukan,” yakin Bambang saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (27/11).
Bambang mengatakan, menjadi aneh jika terbongkarnya kasus Ismail Bolong ini menjadi dugaan upaya balas dendam antara Sambo dan Hendra kepada Komjen Agus, terkait kasus kematian Brigadir J. Sebab, kasus Brigadir J terjadi dalam rentang waktu yang berlainan dengan pemeriksaan Ismail Bolong yang dilakukan lebih dulu.
“Makanya jadi aneh kalau dibilang itu upaya bales dendam, karena saat itu Maret-April belum ada motif bales dendam bahkan rekomendasinya melindungi para petinggi dan personel terlibat dalam kasus tambang ilegal ini,” jelas Bambang.
Bambang menyatakan, justru saat ini Polri patut bersyukur karena kinerjanya kembali dievaluasi. Apakah kasus Ismail Bolong mampu diungkap dengan transparan kepada publik bilamana betul melibatkan sejumlah perwira tinggi.
“Kalau saat ini surat itu terbuka ya kita patut bersyukur ada borok internal yang ketahuan karena kepolisian butuh evaluasi dan reformasi kontrol pengawasan ini,“ Bambang menutup.
Diberitakan sebelumnya, dalam poin H di dokumen yang bersifat rahasia tersebut, tertulis Aiptu Ismail Bolong memberikan uang koordinasi ke Bareskrim Polri diserahkan kepada Kombes BH selaku Kasubdit V Dittipidter sebanyak 3 kali, yaitu bulan Oktober, November dan Desember 2021 sebesar Rp3 miliar setiap bulan untuk dibagikan di Dittipidter Bareskrim.
Selain itu, Ismail disebut juga memberikan uang koordinasi kepada Komjen Agus Andrianto selaku Kabareskrim Polri secara langsung di ruang kerja Kabareskrim dalam bentuk USD sebanyak 3 kali, yaitu Oktober, November dan Desember 2021, sebesar Rp2 miliar.
Video Ismail Bolong juga sempat beredar di media sosial. Awalnya, Ismail Bolong mengaku melakukan pengepulan dan penjualan batu bara ilegal tanpa izin usaha penambangan (IUP) di wilayah hukum Kalimantan Timur. Keuntungan yang diraupnya sekitar Rp5-10 miliar tiap bulannya.
Namun usai video itu viral, Ismail kembali membuat video pernyataan baru dan menyebut apa yang disampaikannya ada di dalam tekanan Hendra Kurniawan yang saat itu menjabat sebagai Karopaminal. [tin]
Baca juga:
Survei Indikator: 74,3% Publik Percaya Jaksa Tuntut Ferdy Sambo dengan Sanksi Berat
Survei Indikator: Kepercayaan pada Polri Naik 60,5 Persen
Nyanyian Sambo dan Hendra soal Ismail Bolong Bikin Kapolri Turun Tangan
Advertisement
Kemenag Ungkap 108 Ribu Calon Jemaah Reguler Belum Melunasi Biaya Haji
Sekitar 4 Menit yang laluBPKB Elektronik Dilengkapi Chip Diterbitkan Tahun Ini, Bisa Diakses Lewat Smartphone
Sekitar 6 Menit yang laluRespons Nasdem Dengar Demokrat Dukung Anies Capres saat Bertemu PKB dan Gerindra
Sekitar 8 Menit yang laluJika Kalah Pilpres, Anies Bisa Maju Lagi Pilgub DKI 2024
Sekitar 22 Menit yang laluKeluarga Korban Mutilasi di Bekasi Duga Pembunuhan Angela Terkait Kematian Anaknya
Sekitar 29 Menit yang laluBelasan Siswa SDN 01 Pengasinan Depok Keracunan, Kepsek Temukan Roti Kedaluwarsa
Sekitar 38 Menit yang laluSBY Kumpulan Mantan Menteri Era KIB di Cirebon
Sekitar 39 Menit yang laluPKS Sebut AHY Bukan Deklarasi Usung Anies Capres, Tapi Ajak Bentuk Sekber
Sekitar 44 Menit yang laluGejala Covid dan DBD Hampir Sama, Begini Cara Mengenali Perbedaannya
Sekitar 46 Menit yang laluWasekjen PKB: Bisa Saja NasDem Gabung ke Kita dan Gerindra
Sekitar 49 Menit yang laluBPKH Ungkap Aset Dana Haji Tumbuh Rp20 T Akibat Tidak Ada Haji 2019-2021
Sekitar 54 Menit yang laluPelat Seri RF Disetop, Polri Akan Mengeluarkan 'Kode Baru' untuk Kendaraan Khusus
Sekitar 59 Menit yang laluPengajuan Pelat RF, QH dan IR Dibuka Lagi Februari 2023, Tidak untuk Mobil Pribadi
Sekitar 2 Jam yang laluDetik-detik Polisi Bersenpi Laras Panjang Bekuk Preman Resahkan Sopir Truk di Jakbar
Sekitar 5 Jam yang laluIni Wajah Pelaku Utama Pembakaran Wanita di Sorong, Sempat Kabur ke Rawa Mangrove
Sekitar 5 Jam yang laluMomen Istri Jenderal Bintang 3 Polri jadi Penari Latar, Suami Nyanyi 'Cendol Dawet'
Sekitar 7 Jam yang laluSoal Isu 'Gerakan Bawah Tanah' Kasus Sambo, Mahfud: Tunggu Vonis
Sekitar 2 Jam yang laluVIDEO: Eliezer Minta Maaf ke Ayah, Karena Peristiwa Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
Sekitar 5 Jam yang laluVIDEO: Emosi Eliezer ke Sambo "Bharada Pangkat Rendah, Saya Diperalat Jenderal"
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Judul Pleidoi Bharada E "Apa Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara"
Sekitar 6 Jam yang laluCEK FAKTA: Hoaks Presiden Jokowi Bebaskan Bharada E dari Jerat Hukum
Sekitar 5 Jam yang laluVIDEO: Eliezer Minta Maaf ke Ayah, Karena Peristiwa Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
Sekitar 5 Jam yang laluVIDEO: Emosi Eliezer ke Sambo "Bharada Pangkat Rendah, Saya Diperalat Jenderal"
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Judul Pleidoi Bharada E "Apa Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara"
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Eliezer Minta Maaf ke Ayah, Karena Peristiwa Ini Harus Kehilangan Pekerjaan
Sekitar 5 Jam yang laluVIDEO: Emosi Eliezer ke Sambo "Bharada Pangkat Rendah, Saya Diperalat Jenderal"
Sekitar 6 Jam yang laluVIDEO: Judul Pleidoi Bharada E "Apa Harga Kejujuran Harus Dibayar 12 Tahun Penjara"
Sekitar 6 Jam yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 1 Hari yang lalu5 Juta Dosis Vaksin IndoVac Sudah Disebar ke Masyarakat, 2 Juta Sudah Disuntikkan
Sekitar 1 Hari yang laluSulit Menerima Kekalahan di BRI Liga 1, Pelatih PSM Sebut 4 Gol Persija Tidak Sah
Sekitar 1 Jam yang laluLink Live Streaming BRI Liga 1 di Vidio: Persib Vs Borneo FC
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen NegaraMoch N. Kurniawan
Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami