Pendemo di DPRD dan Gedung Sate Bandung Bubar, Polisi Sisir Lokasi
Merdeka.com - Aksi unjuk rasa hari ketiga penolakan UU Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Jawa Barat dan Gedung Sate rampung. Polisi membubarkan kumpulan massa terakhir yang berkerumun sekira pukul 18.00 WIB.
Aksi unjuk rasa hari ketiga ini dimulai pada siang hari. Masa dari buruh berdatangan dalam jumlah besar. Jalan Diponegoro pun dipenuhi pula oleh massa dari mahasiswa yang lengkap dengan jas almamater.
Massa buruh lebih terkonsentrasi berkerumun di depan Gedung Sate. Sedangkan mahasiswa memilih depan gedung DPRD Jawa Barat sebagai tempat menyuarakan kritisi. Ribuan polisi pun ada di antara mereka untuk menjaga jalannya aksi.
Semua berjalan kondusif, hingga ada sekelompok massa berbaju hitam ikut berpartisipasi. Jumlahnya pun ribuan. Pada sore hari, suasana aksi mulai memanas. Kelompok berbaju hitam dan polisi terlibat bentrok.
Batu-batu terlihat melayang di udara dari kedua belah pihak. Suara ledakan dan gas air mata terdengar beberapa kali. Di tengah kericuhan, sejumlah orang dari anggota kelompok berbaju hitam pun diamankan.
Situasi mencekam berlangsung sekira dua jam. Massa dari kelompok berbaju hitam dipukul mundur. Massa dari buruh sudah banyak yang meninggalkan lokasi karena 10 orang perwakilannya berhasil mengadakan audiensi dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan kamil.
Menjelang malam, hanya kelompok mahasiswa yang terlihat masih bertahan di depan Gedung DPRD Jawa Barat. Mereka mengelilingi nyala api yang asapnya sudah mengepul dari sore hari.
Selepas maghrib, polisi meminta mahasiswa untuk membubarkan diri karena sudah melewati batas waktu yang ditentukan. "Adik pelajar dan mahasiswa kami ingatkan demi Undang-Undang sesuai Undang-Undang adalah pukul 18.00 maka adik-adik segera meninggalkan gedung DPRD dengan tertib," ucap polisi melalui pengeras suara.
Situasi sempat memanas, karena massa aksi memilih bertahan. Terlihat pula lemparan-lemparan botol minuman air mineral dan batu. Kerumunan massa mulai bubar saat polisi menembakan gas air mata.
Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya memastikan situasi di Gedung Sate dan Gedung DPRD Jabar sudah dinyatakan aman. Pembubaran diklaim sudah melalui aturan yang berlaku, terutama mengenai batas waktu.
"Oleh karenanya kita upayakan tindakan tegas dan terukur dengan menyemprot baru kita singkirkan dengan pasukan huru-hara untuk meninggalkan tempat," ucap dia.
Saat ini, anggota Polrestabes Bandung bersama anggota TNI melakukan penyisiran untuk mencegah perusakan fasilitas publik. "Tim raimas, tim prabu dan reserse Polda TNI dan Polri bergabung kita menyisir dan membuat clear Kota Bandung dari kerusuhan ataupun dari masyarakat yang ingin merusak fasilitas negara," pungkas dia.
Hanya Tiga Hari
Ketua KSPSI Jawa Barat Roy Jinto menjelaskan aksi menolak UU Cipta kerja dari buruh hanya berlangsung selama tiga hari. Hari Kamis (8/10) merupakan hari terakhir.
Saat ini, ia berharap hasil audiensi dengan Ridwan Kamil bisa membuahkan hasil. Menurut dia, dalam audiensi, Ridwan Kamil menyepakati untuk mengirim surat kepada Presiden RI Joko Widodo berisi aspirasi buruh yang menolak Undang-undang Cipta Kerja.
"(unjuk rasa) Selesai hari ini. Kami harap, presiden segera keluarkan Perpu," kata dia.
Dari foto yang ditunjukannya, surat tersebut diketahui menggunakan kop resmi ditandatangani langsung oleh Ridwan Kamil, tertanggal Kamis 8 Oktober 2020 dengan nomor 560/4395/Disnakertrans.
"Disampaikan dengan hormat, bahwa dengan telah disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja oleh DPR RI tanggal 5 Oktober 2020, di Jawa Barat telah terjadi aksi unjuk rasa dan penolakan terhadap Undang-Undang tersebut dari seluruh Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) se Jawa Barat,” petikan tulisan dalam surat.
“Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menyampaikan Aspirasi dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang menyatakan dengan tegas Menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang telah disahkan menjadi Undang-Undang serta meminta diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang (PERPU),” tertulis dalam surat tersebut.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya, pendopo ini masih berbentuk sederhana. Atapnya ijuk dengan dinding bambu lalu berkembang jadi bangunan pertama di Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaSaat disebut, isi tas sang perwira tersebut sontak membuat komandan kaget
Baca SelengkapnyaRambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi sudah memeriksa 10 saksi terkait kematian mahasiswa tersebut.
Baca SelengkapnyaModusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa merinci penyebab dan kronologi peristiwa tersebut. Saat ini, jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaDidi Hartanto (42) menjadi korban pembunuhan dan jasadnya dikubur di dapur untuk menghilangkan jejak.
Baca SelengkapnyaAdapun yang menjadi target dalam penangkapan itu adalah GS, warga sipil. Dan rumahnya memang berada di jalan mengarah ke asrama TNI dan Polisi.
Baca Selengkapnya