Pemerintah Minta Warga Tetap Waspada Ancaman Gelombang ke-3 Covid-19
Merdeka.com - Pemerintah Pusat meminta masyarakat tetap waspada terhadap ancaman gelombang ketiga dari pandemi COVID-19 meski saat ini CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat telah menetapkan penularan COVID-19 di Indonesia masuk kategori rendah.
Masyarakat diminta tidak terlena dengan penetapan status tersebut dan tetap menjaga penerapan protokol kesehatan dengan rutin dan tak kendor.
“Masyarakat, baik yang berada di Indonesia maupun yang hendak masuk ke Indonesia, wajib tetap disiplin protokol kesehatan dan mematuhi setiap kebijakan Pemerintah. Tidak ada toleransi bagi pihak yang melanggar ketentuan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G. Plate dalam keterangan tertulisnya, Rabu (3/11).
Meski demikian, penetapan status penularan COVID-19 yang rendah di Indonesia harus dijadikan motivasi dan semangat baru bagi masyarakat agar bisa kembali pulih dan bertumbuh usai pandemi COVID-19 berakhir.
Epidemilog Kamaluddin Latief juga menyebutkan capaian penularan COVID-19 yang rendah itu tentu mendorong kegiatan masyarakat sehingga dapat menggeliatkan roda ekonomi masyarakat.
Mulai dari kerja dari kantor, wisata, hingga acara bertaraf internasional dapat kembali diadakan namun dengan catatan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan tetap dilaksanakan.
Tren penularan COVID-19 bisa turun maupun kembali naik, itu semua bergantung juga pada cakupan vaksinasi dan mutasi virus.
“Harus diingat juga bahwa, jumlah kasus yang positif, indikator positivity rate, jumlah yang severity levelnya berat dan jumlah kematian akibat COVID-19, sifatnya sangat dinamis,”ujar Kamaluddin.
Berkaca dari fakta itu, kampanye mengenai vaksinasi COVID-19 harus terus digaungkan terutama di wilayah perifer.
Kamaluddin juga menambahkan jika nantinya COVID-19 dinyatakan sebagai endemi bisa saja virus SARS-CoV-2 dapat dikendalikan hingga hilang namun tetap memiliki potensi merebak kembali menjadi wabah.
Oleh karena itu, Pemerintah selain fokus pada vaksinasi juga harus berfokus untuk terus meliterasi masyarakat untuk menerapakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pemerintah harus bisa memanfaatkan momentum sehingga masyarakat Indonesia bisa memiliki kualitas kesehatan yang lebih optimal dan menjadi kebiasaan baik untuk generasi mendatang.
"Pencegahan penyakit tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, bagian besar juga ada di sisi masyarakat. Promosi dan pencegahan Kesehatan harus menjadi awareness bagi masyarakat. Menjadi program permanen dan rutin, dengan kolaborasi masyarakat-pemerintah khususnya institusi Kesehatan," ujar Kamal.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya