Panglima TNI: Indonesia Jangan Lengah Dengan Penurunan Kasus Covid-19
Merdeka.com - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak boleh lengah dengan kasus COVID-19 yang cukup rendah saat ini.
"Negara-negara lain sudah membuktikan, saat kasus rendah dan tidak lagi disiplin protokol kesehatan, maka terjadi lagi lonjakan kasus," kata Panglima TNI yang didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat meninjau vaksinasi massal, di Banda Aceh Convention Hall (BACH), Kota Banda Aceh, Selasa (2/11).
Menurut Hadi, berbagai negara di dunia, termasuk negara-negara di Eropa yang telah melaksanakan vaksinasi, saat ini sedang mengalami lonjakan kasus COVID-19.
Relaksasi kegiatan sosial yang telah diterapkan, kata dia, ternyata tidak diikuti protokol kesehatan yang ketat.
"Akibatnya, walaupun vaksinasi sudah dilaksanakan secara massif, lonjakan kasus masih terjadi, artinya disiplin protokol kesehatan 3M adalah kunci dari penanganan pandemi," paparnya dalam siaran persnya.
Oleh karena itu, kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) ini, Indonesia harus waspada karena data menunjukkan walaupun tren pemeriksaan terus meningkat di saat kasus konfirmasi yang menurun, ternyata 92 persen dari testing tersebut merupakan testing dalam rangka screening perjalanan.
Untuk menekan pandemi melalui upaya menekan laju penularan, maka warga kontak erat harus segera melakukan karantina. Kemudian semua kontak erat yang terlacak harus melaksanakan "entry" dan "exit test".
"Di Provinsi Aceh, tren kenaikan kasus konfirmasi terjadi di Kota Sabang, Kabupaten Aceh Tenggara, dan Kabupaten Bireun," katanya.
Dalam rapat bersama dengan Forkopimda se-wilayah Aceh, Marsekal Panglima TNI berharap agar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya vaksinasi COVID-19 karena vaksin adalah salah satu upaya yang saat ini harus lebih dioptimalkan dalam menekan pandemi.
"Vaksin perlu mendapat perhatian karena sampai saat ini ada masyarakat yang belum percaya vaksin dan masih ada masyarakat yang takut untuk divaksin," tuturnya.
Panglima TNI mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. 3M sudah tidak lagi dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
"Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun sudah menjadi bagian dari kebutuhan," ujarnya.
Panglima TNI menegaskan bahwa sesuai perintah dari Presiden RI Joko Widodo, program percepatan vaksinasi di bulan November 2021 harus sudah mencapai target 50 persen dan di bulan Desember 2021 sudah 70 persen.
Sehingga, tambah dia, "herd immunity" atau kekebalan komunal dapat tercapai dengan harapan semua masyarakat sudah terlindungi dari COVID-19.
"Saya bersama Kapolri mengingatkan bahwa protokol kesehatan adalah kunci saat kita melaksanakan fase relaksasi,” tegasnya.
Usai melaksanakan rapat dengan jajaran Forkopimda se-wilayah Aceh, Panglima TNI meninjau pelaksanaan serbuan vaksinasi massal yang dipusatkan di Banda Aceh Convention Hall (BACH), Kota Banda Aceh.
Pelaksanaan serbuan vaksinasi massal dilakukan secara serentak di 24 kabupaten/kota, dengan sasaran para lansia, remaja, petugas publik dan masyarakat umum. Target vaksinasi sebanyak 19.600 dosis vaksin dengan melibatkan tenaga vaksinator sebanyak 470 personel yang terdiri dari TNI, Polri dan Dinkes.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBukan hal yang mudah, situasi genting kerap dihadapi oleh mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu sebagai Kepala Staf Kepresidenan.
Baca Selengkapnya