Pabrik permen di Malang terbakar, api bersumber dari ruang produksi
Merdeka.com - CV Kidung Agung, sebuah perusahaan produksi makanan ringan dan permen dilalap si jago merah, Sabtu (25/8) malam. Asap diketahui muncul dari atap bangunan ruang produksi, yang diduga sebagai titik sumber api.
"Saksi mengetahui adanya asap atau sumber api dari bagian atap ruang produksi. Padahal saat itu sudah tidak ada lagi aktivitas produksi," kata Ipda Eka Yuliandri Aska, Kasubbag Humas Polres Malang, Minggu (26/8).
Setiap hari, karyawan pabrik pulang pukul 16.30 WIB, demikian pula dengan peralatan produksi juga telah dimatikan. Hanya tiga karyawan masih bertugas di pabrik yang kemudian mengetahui munculnya api tersebut.
Sebanyak 4 unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Malang dan Pemkot Malang dikerahkan memadamkan kobaran api di pabrik yang berlokasi Jalan Sumberkembar Dampit Kabupaten Malang. Hingga tengah malam api masih belum dapat dipadamkan.
"Dugaan penyebab kebakaran masih belum dapat dipastikan karena masih belum dilakukan olah TKP, demikian pula dengan nilai kerugian belum dilakukan pendataan oleh pemilik perusahaan," katanya.
Api baru dapat dipadamkan pada Minggu (26/8) dini hari tadi.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi di pabrik Semen Padang Indarung V, Sumbar, Selasa (20/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Empat pekerja mengalami luka bakar akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaTercatat sebanyak 93 bangunan mengalami kerusakan akibat peristiwa itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kejagung telah menetapkan belasan orang sebagai tersangka dalam perkara ini
Baca SelengkapnyaPria bernama Wakhid asal Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta memilih untuk berhenti dari pekerjaannya di suatu perusahaan dan banting setir berternak ayam.
Baca SelengkapnyaUntuk penyebab kebakaran, masih dilakukan penyelidikan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaKuliner khas Pulau Meranti ini tak lepas dari ciri khas wilayahnya yang terkenal akan produksi Sagu yang begitu melimpah.
Baca SelengkapnyaEH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca Selengkapnya