Orang meninggal bakal dicatat dalam buku pokok pemakaman

Merdeka.com - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) menerbitkan Surat Edaran Nomor 472.12/2701/Dukcapil tentang peningkatan pencatatan peristiwa kematian pemerintah daerah yang membidangi masalah pemakaman diwajibkan agar membuat buku pokok pemakaman. Dengan adanya buku ini maka setiap orang yang meninggal akan secara otomatis terdata dan terlaporkan di Dukcapil kabupaten atau kota dan akan menon-aktifkan orang tersebut.

"Kelihatannya sederhana tapi seringkali menimbulkan perdebatan dengan KPU. Dulu waktu Pileg ini kan orang sudah dicoret sudah mati masih masuk," ujar Sekretaris Ditjen Dukcapil I Gede Suratha di Jakarta, Senin (28/3).

Hal serupa juga diungkapkan pelaksana tugas Direktur Pencatatan Sipil Anny Julistiani mengenai pentingnya buku pokok pemakaman untuk menerbitkan akta kematian. Buku pokok pemakaman sendiri berbasis pelaporan dan jemput bola.

"Dinas pemakanam membuat buku pokok pemakanam, (hal itu) menjadi dasar pendataan dan entri database nasional," ujar Anny dalam kesempatan yang sama.

"Akta kematian dan akta kelahiran. Adalah sama pentingnya dengan dokumen kependudukan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Anny menjelaskan bahwa meskipun sudah ada Undang-undang yang mengatur hal tersebut namun belum berjalan dengan optimal. Dinas Pemakaman selain mencatatkan di pemakaman umum, tidak tertutup juga mencatat pemakaman milik pribadi perseorangan.

"Dicatatkan RT/RW untuk jemput bola mengambil data-datanya dan diterbitkan akta kematian. Untuk hak waris, pengurus pensiun danlainnya.

Menurut Anny, akta kematian tersebut ternyata sangat penting karena akan menimbulkan masalah pelik. "Kalau enggak ada, nanti bisa ada pemilih ganda di pilkada, pembagian santunan yang tidak merata serta data penduduk yang tidak seimbang antara kematian dan kelahiran," paparnya.