Oksigen Medis Terbatas, RS di Bandung Terpaksa Tutup IGD Tolak Pasien Baru
Merdeka.com - Oksigen medis di sejumlah rumah sakit di Jawa Barat sudah mulai terbatas. Pemerintah berusaha mengendalikan ketersediaannya dengan beragam cara, mulai dari meminta produsen menambah kapasitas produksi hingga menjajaki kerjasama lintas wilayah.
Imbas dari ketersediaan oksigen yang tidak memadai membuat beberapa rumah sakit membuat kebijakan penyesuaian, salah satunya menutup sementara ruang IGD. Contohnya, kebijakan itu berlaku di RSUD Kota Bandung.
Lalu, RS Al Islam dan Rumah Sakit Eidelweiss menghentikan sementara layanan menerima pasien baru dengan gejala sesak napas akibat kekurangan oksigen. Sedangkan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) menutup dua layanan poliklinik akibat sejumlah tenaga kesehatannya terkonfirmasi positif covid-19.
Dirut RS Al Islam, Iqbal mengakui bahwa ketersediaan oksigen sempat terkendala. Saat ini, suplainya sudah mulai masuk, namun pihaknya belum pasti bisa menerima pasien baru dengan kondisi sesak napas. Alasannya, stok oksigen dipersiapkan untuk pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.
"(Diduga) ada kendala di produksi (atau kebutuhan yang meningkat untuk oksigen)," kata Iqbal.
Di RS Al Islam sendiri saat ini ada 120 pasien covid-19. Padahal, jumlah ruangan yang disediakan hanya untuk menampung 107 pasien. Masalah lain yang dihadapi adalah sejumlah tenaga kesehatan terpapar covid-19.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pun mengakui ada keterbatasan ketersediaan oksigen di beberapa rumah sakit. Ia berharap pemerintah pusat bisa menangani permasalahan tersebut.
"Jujur oksigen sekarang terbatas," ujar dia, Senin (5/7).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara memastikan bahwa layanan di rumah sakit bagi pasien yang tidak membutuhkan oksigen tetap berjalan, meski sejumlah rumah sakit memberlakukan sistem buka tutup untuk pasien yang membutuhkan oksigen.
"Sebetulnya bukan covid-19 tapi apapun jenis penyakit yang memerlukan oksigen. Kalau yang tidak membutuhkan oksigen itu tetap melayani. Al Islam, RSUD Kota Bandung, RSKIA buka tutup (layanan)," ujar dia.
Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Dari siaran pers Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diterima, kendala mengenai ketersediaan oksigen ini terjadi di beberapa daerah. Yakni, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Tasikmalaya.
Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat intens menyusun strategi untuk menjaga stok oksigen rumah sakit.
Salah satu upayanya adalah mendorong produsen oksigen untuk meningkatkan produksi hingga tiga kali lipat dari kondisi eksisting. Hal itu dilakukan karena kebutuhan rumah sakit akan oksigen mengalami peningkatan.
"Distribusi juga akan ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatkan armada pengangkut dan Sumber Daya Manusia, baik supir dan tenaga untuk angkut tabung. Saat ini, Dinas Kesehatan akan mengidentifikasi rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan oksigen," ucap Taufiq.
Divisi Manufaktur Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar akan melakukan pengadaan tabung oksigen baru untuk rumah sakit-rumah sakit di Jabar.
"Kami akan mulai menjajaki kerja sama dengan produsen atau pabrik oksigen lain di luar Jabar, seperti PT Krakatau National Resources, untuk menyuplai oksigen ke Jabar. Ini sedang ditindaklanjuti oleh Biro Pengadaan Barang/Jasa," katanya.
"Sedangkan kebutuhan oksigen untuk masyarakat selain rumah sakit, akan di-follow-up oleh Satgas Penanganan covid-19 Jabar," imbuhnya.
Pihaknya pun mengoptimalkan peran seluruh pihak untuk pengadaan tabung gas baru untuk medis sebanyak 300 tabung baru berisi gas oksigen 6 meter kubik dan 100 tabung baru berisi gas oksigen 1 meter kubik. Menurutnya Pemprov Jabar akan menggunakan dana BAZNAS yang pengadaannya akan difasilitasi BUMD PT Jasa Sarana.
Taufiq juga memastikan langah kerjasama penting dengan BUMN PT Krakatau Steel lewat PT Krakatau Natural Resources. Kerjasama yang tengah dilakukan BUMD PT Migas Hulu Jabar ini memastikan Jawa Barat mendapat kuota pengisian oksigen sebanyak 150 tabung 6 meter kubik per hari.
"Kami juga melakukan penjajakan dengan BUMN lain termasuk Pusri dan Pertamina, kerjasama ini sudah dimulai dengan PT Krakatau Natural Resources," paparnya.
Pemprov Jabar juga sudah menghitung kebutuhan oksigen medis hingga akhir Juli 2021. Pihaknya menargetkan upaya dan kerja keras yang sudah disusun ini bisa memenuhi 10 persen kekurangan yang mencapai 9000 tabung baru.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini proses pemadaman masih berlangsung
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaKeberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaKorban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Makassar usai kejadian.
Baca SelengkapnyaPabrik ini ditemukan di dalam kompleks kuil di kota kuno Trakia, Turki.
Baca Selengkapnya