Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Oksigen Medis Terbatas, RS di Bandung Terpaksa Tutup IGD Tolak Pasien Baru

Oksigen Medis Terbatas, RS di Bandung Terpaksa Tutup IGD Tolak Pasien Baru antrean pembelian oksigen. ©2021 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Oksigen medis di sejumlah rumah sakit di Jawa Barat sudah mulai terbatas. Pemerintah berusaha mengendalikan ketersediaannya dengan beragam cara, mulai dari meminta produsen menambah kapasitas produksi hingga menjajaki kerjasama lintas wilayah.

Imbas dari ketersediaan oksigen yang tidak memadai membuat beberapa rumah sakit membuat kebijakan penyesuaian, salah satunya menutup sementara ruang IGD. Contohnya, kebijakan itu berlaku di RSUD Kota Bandung.

Lalu, RS Al Islam dan Rumah Sakit Eidelweiss menghentikan sementara layanan menerima pasien baru dengan gejala sesak napas akibat kekurangan oksigen. Sedangkan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) menutup dua layanan poliklinik akibat sejumlah tenaga kesehatannya terkonfirmasi positif covid-19.

Dirut RS Al Islam, Iqbal mengakui bahwa ketersediaan oksigen sempat terkendala. Saat ini, suplainya sudah mulai masuk, namun pihaknya belum pasti bisa menerima pasien baru dengan kondisi sesak napas. Alasannya, stok oksigen dipersiapkan untuk pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"(Diduga) ada kendala di produksi (atau kebutuhan yang meningkat untuk oksigen)," kata Iqbal.

Di RS Al Islam sendiri saat ini ada 120 pasien covid-19. Padahal, jumlah ruangan yang disediakan hanya untuk menampung 107 pasien. Masalah lain yang dihadapi adalah sejumlah tenaga kesehatan terpapar covid-19.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pun mengakui ada keterbatasan ketersediaan oksigen di beberapa rumah sakit. Ia berharap pemerintah pusat bisa menangani permasalahan tersebut.

"Jujur oksigen sekarang terbatas," ujar dia, Senin (5/7).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara memastikan bahwa layanan di rumah sakit bagi pasien yang tidak membutuhkan oksigen tetap berjalan, meski sejumlah rumah sakit memberlakukan sistem buka tutup untuk pasien yang membutuhkan oksigen.

"Sebetulnya bukan covid-19 tapi apapun jenis penyakit yang memerlukan oksigen. Kalau yang tidak membutuhkan oksigen itu tetap melayani. Al Islam, RSUD Kota Bandung, RSKIA buka tutup (layanan)," ujar dia.

Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Dari siaran pers Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang diterima, kendala mengenai ketersediaan oksigen ini terjadi di beberapa daerah. Yakni, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Tasikmalaya.

Asisten Daerah (Asda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Taufiq Budi Santoso mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat intens menyusun strategi untuk menjaga stok oksigen rumah sakit.

Salah satu upayanya adalah mendorong produsen oksigen untuk meningkatkan produksi hingga tiga kali lipat dari kondisi eksisting. Hal itu dilakukan karena kebutuhan rumah sakit akan oksigen mengalami peningkatan.

"Distribusi juga akan ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatkan armada pengangkut dan Sumber Daya Manusia, baik supir dan tenaga untuk angkut tabung. Saat ini, Dinas Kesehatan akan mengidentifikasi rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan oksigen," ucap Taufiq.

Divisi Manufaktur Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar akan melakukan pengadaan tabung oksigen baru untuk rumah sakit-rumah sakit di Jabar.

"Kami akan mulai menjajaki kerja sama dengan produsen atau pabrik oksigen lain di luar Jabar, seperti PT Krakatau National Resources, untuk menyuplai oksigen ke Jabar. Ini sedang ditindaklanjuti oleh Biro Pengadaan Barang/Jasa," katanya.

"Sedangkan kebutuhan oksigen untuk masyarakat selain rumah sakit, akan di-follow-up oleh Satgas Penanganan covid-19 Jabar," imbuhnya.

Pihaknya pun mengoptimalkan peran seluruh pihak untuk pengadaan tabung gas baru untuk medis sebanyak 300 tabung baru berisi gas oksigen 6 meter kubik dan 100 tabung baru berisi gas oksigen 1 meter kubik. Menurutnya Pemprov Jabar akan menggunakan dana BAZNAS yang pengadaannya akan difasilitasi BUMD PT Jasa Sarana.

Taufiq juga memastikan langah kerjasama penting dengan BUMN PT Krakatau Steel lewat PT Krakatau Natural Resources. Kerjasama yang tengah dilakukan BUMD PT Migas Hulu Jabar ini memastikan Jawa Barat mendapat kuota pengisian oksigen sebanyak 150 tabung 6 meter kubik per hari.

"Kami juga melakukan penjajakan dengan BUMN lain termasuk Pusri dan Pertamina, kerjasama ini sudah dimulai dengan PT Krakatau Natural Resources," paparnya.

Pemprov Jabar juga sudah menghitung kebutuhan oksigen medis hingga akhir Juli 2021. Pihaknya menargetkan upaya dan kerja keras yang sudah disusun ini bisa memenuhi 10 persen kekurangan yang mencapai 9000 tabung baru.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia
IDI: Perlu Kerja Sama Strategis Mewujudkan Pemerataan Dokter di Indonesia

IDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.

Baca Selengkapnya
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?
Indonesia Darurat Pemenuhan Dokter Spesialis, Apa Penyebabnya?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.

Baca Selengkapnya
Toko Isi Ulang Tabung Oksigen di Saharjo Manggarai Terbakar, Terdengar Ledakan Berkali-kali
Toko Isi Ulang Tabung Oksigen di Saharjo Manggarai Terbakar, Terdengar Ledakan Berkali-kali

Hingga saat ini proses pemadaman masih berlangsung

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya
Pemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya

Hal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.

Baca Selengkapnya
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Melihat Produksi Kerajinan Aksesoris Pengantin di Bantul, Omzet Mencapai Puluhan Juta Rupiah Per Bulan

Usaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!
Jokowi Pastikan Puskesmas Punya Alat USG Kehamilan, Kesehatan Ibu dan Bayi Terjamin!

Pemerintah telah mendistribusikan alat USG kepada 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita
Gudang Penyimpanan Pil Koplo di Semarang Digerebek, 110 Juta Tablet Senilai Triliunan Disita

Keberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Petasan Meledak di Tangan ASN Pinrang Sulsel
Detik-Detik Petasan Meledak di Tangan ASN Pinrang Sulsel

Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Wahidin Makassar usai kejadian.

Baca Selengkapnya
Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya
Pabrik Obat Berusia 2.800 Tahun Ditemukan di Dalam Kuil Kuno, Canggih Pada Masanya

Pabrik ini ditemukan di dalam kompleks kuil di kota kuno Trakia, Turki.

Baca Selengkapnya