Obat Sirop Unibebi Disebut Punya Kandungan Etilen Glikol, Ini Reaksi Produsen

Merdeka.com - PT Universal Pharmaceutical Industries yang beberapa produknya dituding memiliki kandungan zat berbahaya etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) akhirnya angkat bicara. Produk yang dihasilkan oleh industri farmasi itu sempat disebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tercemar zat berbahaya EG dan DEG di luar ambang batas aman.

Salah satu tim kuasa hukum PT Universal Pharmaceutical Industries Hermansyah Hutagalung mengaku heran lantaran produk mereka yakni Unibebi disebut sebagai penyebab terjadinya gangguan ginjal akut. Pasalnya, produk Unibebi sudah dikeluarkan sejak 40 tahun lalu atau sekitar tahun 1970-an dan sudah dikonsumsi banyak orang di Indonesia.

"Sejak tahun 70-an sudah dikonsumsi bangsa Indonesia. Baru lima tahun berubah nama jadi Unibebi. Kami sangat serius menanggapi masalah ini dan tidak buru-buru mengaku tak ada kontaminasi karena keamanan maupun mutu produk selalu jadi prioritas kami," katanya di Medan, Selasa (25/10).

Hermansyah menjelaskan, produk obat yang mereka produksi sejak awal dikeluarkan untuk membantu penyembuhan anak yang sakit. PT Universal Pharmaceutical Industries selaku produsen dalam pembuatan obat sirop Unibebi tidak memakai bahan baku EG dan DEG.

"Perusahaan tidak punya niat jahat sedikit pun untuk membuat anak terkena penyakit lain. Pihak perusahaan bersikap kooperatif mengikuti kebijakan BPOM untuk mencari asal kontaminasi yang disebutkan," jelasnya.

Menurut Hermansyah, selama beroperasi obat-obatan yang diproduksi PT Universal Pharmaceutical Industries sudah melalui pengawasan BPOM. Produk-produk yang dikeluarkan juga sudah sesuai standar operasional posedur (SOP) yang ditentukan perusahaan.

"Mekanismenya ketika obat ini akan dipasarkan pasti diperiksa terlebih dahulu baru bisa diedarkan," ungkapnya.

Selanjutnya, PT Universal Pharmaceutical Industries masih menunggu hasil investigasi dari BPOM maupun dari tim yang mereka bentuk sendiri soal dugaan produk Unibebi menjadi salah satu penyebab gangguan ginjal akut pada anak.

"Nantinya hasil investigasi dari tim internal yang kami bentuk akan disampaikan secara terbuka," sebutnya.

Diakui Hermansyah, adanya kasus ini membuat PT Universal Pharmaceutical Industries selaku perusahaan yang memproduksi Unibebi mengalami kerugian besar.

"Meski begitu persoalan ini akan jadi pelajaran untuk perbaikan di masa yang akan datang. Sebab dari tahun 70-an kami sudah melayani kesehatan masyarakat dan memiki kredibilitas tinggi," pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala BPOM RI Penny K Lukito mengungkapkan, pihaknya selalu melakukan uji sampel pada produk atau jenis obat sebelum mendapatkan izin edar. Kegiatan sebelum dipasarkan itu dilakukan untuk memeriksa bahan baku dari produk yang harus dilaporkan ke BPOM saat registrasi.

Namun, ungkap Penny, sejauh ini pihaknya tidak pernah menguji kandungan cemaran EG dan DEG. Menurutnya, sejauh ini belum ada standar internasional yang mengharuskan pengujian pada kedua cemaran tersebut.

"Khusus untuk cemaran EG dan DEG sampai saat ini di dunia internasional belum ada standar yang mengatakan untuk diuji. Itu kenapa kita tidak pernah menguji karena belum dilakukan di dunia internasional," jelas Penny dalam konferensi pers.