Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Nusron sebut radikalisme pelajar & mahasiswa jadi 'Warning' serius ancaman ideologi

Nusron sebut radikalisme pelajar & mahasiswa jadi 'Warning' serius ancaman ideologi Survei Alvara. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Tokoh muda NU yang juga mantan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid menilai bangsa Indonesia saat ini bisa disimpulkan sedang mengalami SOS ideologi. Dia menilai paham radikal yang menjangkit kalangan pelajar dan mahasiswa menjadi PR tentang model pembelajaran di negeri ini.

"Kurikulum pendidikan agama kita harus direvisi secara total," katanya, Selasa (31/10).

Nusron mengomentari hasil survei Alvara Research Center dan Mata Air Foundation yang menunjukkan 23,4 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam atau khilafah. Dia menilai hal itu sebagai warning dan alarm bahwa ancaman terhadap ideologi bangsa sudah masuk ke sekolah dan kampus-kampus.

"Saya sebetulnya speechless, karena satu orang saja melakukan bom bunuh diri atas nama pejihad di Indonesia sudah menyusahkan banyak orang. Apalagi di level mahasiswa dan pelajar mencapai angka 23 persen," katanya.

Nusron mengatakan, pendekatan agama secara doktriner selama ini ternyata tidak mampu menjawab masalah. Hal ini terbukti pelajar dan mahasiswa masih mempunyai pemahaman-pemahaman yang belum bisa memahami konsepsi negara secara utuh.

Karenanya, kata Nusron, konsepsi relasi antara agama dan negara harus di-review masuk atau tidak dalam kurikulum yang ada.

"Karena kalau kita bongkar secara antropologi dan ideologi agama, kita lihat secara pemikiran baik dalam Alquran dan Sunnah secara ideologinya, kalau kita tidak punya pemikiran yang transformatif, memang di situ banyak sekali pemahaman ayat-ayat Alquran maupun Hadits yang kalau dimaknai secara harfiah, bisa bermakna bahwa Islam itu menganjurkan tindakan kekerasan untuk mencapai terbentuknya negara atau memperjuangkan syariatnya. Padahal maksudnya tidak begitu," kata pembina Mata Air Foundation.

Dia mengatakan hal ini menjadi refleksi total terhadap kurikulum agama yang ada dan menjadi PR Kemenag dan bangsa Indonesia.

"Karena teks itu ada ruang dan waktu dan berbeda. Karena itu kalau di dalam Alquran ada asbabul nuzzul kalau dalam hadits ada asbabul wurud. Tetapi kontekstualisasi kita melihat asbabaul nuzzul suatu ayat itu atau asbabul wurud suatu hadits itu disampaikan, tidak pas dalam penerapannya. Teksnya tidak salah tapi pemahamannya tidak pas," terangnya.

"Dugaan saya, mayoritas yang punya pemahaman jihad, penegakan ideologi Islam, pasti didominasi responden yang mempunyai pemahaman bahwa amalan kultural itu bidah," katanya.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nusron Wahid Jawab TPN Ganjar-Mahfud soal Etika Presiden Boleh Kampanye: Dulu Kenapa Tidak Dipermasalahkan?

Nusron Wahid Jawab TPN Ganjar-Mahfud soal Etika Presiden Boleh Kampanye: Dulu Kenapa Tidak Dipermasalahkan?

Nusron menyebut isu standar moral ini muncul karena perbedaan kepentingan politik saja.

Baca Selengkapnya
Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Jika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta

Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.

Baca Selengkapnya
Nusron Wahid: Jokowi-Prabowo Bersatu, Tapi Cebong-Kampret Tidak Mau Bersatu

Nusron Wahid: Jokowi-Prabowo Bersatu, Tapi Cebong-Kampret Tidak Mau Bersatu

Nusron menyampaikan istilah cebong dan kampret bukan dicetuskan Jokowi ataupun Prabowo.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Nusron Wahid Yakin Mahfud MD Tak Terlibat Isu Pemakzulan Jokowi

Nusron Wahid Yakin Mahfud MD Tak Terlibat Isu Pemakzulan Jokowi

Nusron mengatakan, Mahfud kemungkinan tak mengetahui kelompok masyarakat yang bertemu dirinya akan meminta pemakzulan Jokowi.

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan Termakan Hasutan Kelompok Intoleran Jelang Nataru

Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.

Baca Selengkapnya
Nusron Wahid soal Persiapan Gibran Debat Cawapres: Makan yang Enak dan Tidur Nyenyak

Nusron Wahid soal Persiapan Gibran Debat Cawapres: Makan yang Enak dan Tidur Nyenyak

Nusron menyebut tidak ada persiapan khusus yang dilakukan Gibran untuk menghadapi debat cawapres.

Baca Selengkapnya
Gerombolan Motor Geber-Geber saat Acara Kaesang di Pati, Nusron Wahid: Provokasi Tak Usah Terpancing

Gerombolan Motor Geber-Geber saat Acara Kaesang di Pati, Nusron Wahid: Provokasi Tak Usah Terpancing

Nusron menganggap apa yang dilakukan sekelompok massa itu merupakan perilaku yang menggambarkan ketidaksiapan orang untuk berbeda pendapat dan berbeda pilihan.

Baca Selengkapnya
Ganjar dan Anies Kompak Isu Perubahan, Nusron Wahid: Insya Allah yang Menang Keberlanjutan

Ganjar dan Anies Kompak Isu Perubahan, Nusron Wahid: Insya Allah yang Menang Keberlanjutan

Nusron Wahid menanggapi statement Anies Baswedan yang bersyukur Ganjar Pranowo mulai ikut arus perubahan.

Baca Selengkapnya