Muhammadiyah minta kasus pembakaran bendera tulisan tauhid tidak diperbesar lagi
Merdeka.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, permasalahan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid tidak perlu diperbesar lagi. Saat ini proses hukum telah dilakukan oleh pihak kepolisian.
"Kita sudah mempercayakan sepenuhnya ke Kepolisian. Sekarang ini kan Ansor dan teman-teman NU sudah minta maaf. Bahkan saya sebelumnya sudah mengimbau saling memaafkan antar komponen bangsa jika ada insiden seperti itu. Sampai saya bilang meminta dan memberi maaf, saling memaafkan itu tidak menjatuhkan diri masing-masing. Sekarang, Alhamdulillah berhenti. Suasana publik sudah reda," kata Haedar di kantornya, usai bertemu dengan Ketua Umum PBNU, Rabu (31/10).
Dia meminta, jangan ada yang mengkapitalisasi lagi persoalan ini dan memunculkan gerakan-gerakan lainnya.
"Jangan ada kapitalisasi persoalan ini, oleh pihak-pihak manapun. Jadi jangan ada gerakan-gerakan yang mengkapitalisasi problem. Karena setiap problem yang terjadi di republik ini, problem kita semua. Jadi jangan ada yang justru menjadikan problem itu besar. Justru problem itu menjadi kecil," jelas Haedar.
Muhammadiyah percaya proses hukum terkait kasus ini berjalan dengan baik. "Baik yang membawa bendera maupun yang melakukan pembakaran, akan diproses secara hukum. Kita tidak perlu mencampuri proses pengadilan dan proses hukum. Kita percayakan. Jadi semuanya sudah selesai. Dari aspek sosial dan hukum. Jangan terus bergulat dipersoalkan ini. Kita harus bangkit," tegas Haedar.
Dia juga menyinggung insiden yang terjadi bukan gesekan antara PP Muhammadiyah dengan PBNU. Tapi, perlu disadari, jika ada gerakan-gerakan yang mencoba mengubah ideologi, maka sudah menjadi tugas bersama untuk menjaga.
"Insiden ini kan sebenarnya bukan antara NU dan Muhammadiyah. Kita sama-sama, bahwa kita bersepakat, bahwa kita di Indonesia ini tidak boleh ada ideologi-ideologi dan gerakan yang bertentangan dengan Pancasila, dengan dasar negara kita, dan juga dengan sistem kenegaraan kita. Nah ini tugas kita bersama," imbuh Haedar.
Muhammadiyah dan PBNU, masih kata dia, organisasi besar yang akan menjaga gerak-gerak yang mencoba memecahkan persatuan Indonesia.
"Kami juga percaya, semua kekuatan di republik ini, semuanya punya komitmen yang besar seperti yang kami nyatakan untuk Indonesia yang maju, damai, membangun, peradaban, tapi bersama dengan itu, juga bangsa yang besar kan juga selalu ada masalah kan. Nah tinggal bagaimana kita dewasa menyelesaikan masalah," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nasir meminta para pihak yang belum bisa menerima hasil proses Pemilu 2024 untuk menempuh langkah prosedural hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Muhammadiyah, Haedar Nasir mengajak para peserta Pemilu 2024 untuk mematuhi aturan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Haedar meminta semua pihak harus menghormati pilihan rakyat dan menerima hasil Pemilu dengan sikap legowo, dan kesatria.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaPolisi masih mencoba mencari pelaku lain dalam kasus pembakaran ini.
Baca SelengkapnyaSalat tarawih pertama akan dilaksanakan pada Jumat (8/3) mendatang.
Baca SelengkapnyaMajelis Hakim juga menetapkan bahwa masa penahanan yang telah dijalani oleh Panji Gumilang bakal dikurangi seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Baca SelengkapnyaKemenag sepakat pelanggaran hukum pada kerusuhan di Pamulang, Tangerang Selatan harus diproses
Baca Selengkapnya