Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka yang jadi sorotan di 2015

Mereka yang jadi sorotan di 2015 Mereka yang jadi sorotan di 2015. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Banyak kejadian di 2015 mencuatkan tokoh-tokoh penting. Mereka berada di lingkaran pusat peristiwa baik atau buruk.

Mereka kadang berseberangan, digunjingkan, hingga populer di mata rakyat. Orang-orang ini mempunyai keahlian dan posisi tertentu. Bahkan perkara tertentu melibatkan mereka membikin negara ini panas dingin.

Perang kepentingan tidak bisa dihindari. Karena setiap mereka mempunyai misi masing-masing. Siapa saja mereka, berikut ini ulasannya dirangkum dari berbagai sumber.

Abraham Samad

Malam itu di gedung kavling C1 Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, atau saat ini dikenal sebagai gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, lelaki itu masih berkutat di ruangannya. Dia baru keluar ketika diminta buat menghadiri perayaan kecil-kecilan salah satu anak buahnya yang berulang tahun akhir Januari lalu.Wajahnya sumringah ketika bertatap muka dengan kami, para awak media. Dengan mengenakan jaket kulit, Abraham Samad duduk bersama dan berbincang ringan. Senyum itu tersungging bukan tanpa sebab. Saat itu, situasi sedang panas. Semua bermula saat KPK mengumumkan penetapan tersangka terhadap Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Dia saat itu disodorkan Presiden Joko Widodo menjadi calon tunggal Kapolri, pengganti Jenderal Sutarman. Keputusan itu membikin tegang hubungan KPK-Polri buat kesekian kali.Tidak lama kemudian, Samad digoyang dengan ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan dokumen kependudukan. Seperti Kartu Keluarga dan paspor. Dia disangka melakukan itu bersama seorang perempuan bernama Feriyani Lim. Feriyani dikenal sebagai perempuan kalangan sosialita.Sejawat Samad, Bambang Widjojanto, juga bernasib sebelas dua belas. Dia ditetapkan sebagai tersangka mengarahkan kesaksian palsu, dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di Mahkamah Kontitusi 2010 silam. Waktu itu, Bambang memang masih berpraktik sebagai advokat.Dia bahkan sampai dicegat oleh tim dari Bareskrim Polri, usai mengantar anaknya sekolah, di dekat rumahnya di Depok, Jawa Barat. Dia lantas diborgol dan digelandang ke Gedung Bareskrim Polri. Dia baru dilepaskan pada dini hari. Itu setelah pimpinan KPK lainnya ketika itu, Zulkarnain dan Adnan Pandu Praja, serta sejumlah advokat kawakan memberi jaminan."Saya sudah bilang sejak awal pertama kali masuk KPK, saya sudah mewakafkan hidup saya. Kita jalani saja," kata Samad ketika itu.Samad pun lantas mencabut dompetnya, dan mentraktir kami makan malam, atau lebih tepatnya makan larut malam. Kini, Samad, Bambang, Busyro, Adnan, dan Zulkarnain sudah lengser. Lelaki kelahiran 27 November 1966 itu kini pulang kampung ke Makassar, dan fokus menghadapi perkara hukumnya, yang konon kabarnya dibuat-buat.Sebelum menginjakkan kaki di KPK, memang Samad sudah lama berkutat di dunia hukum. Pendidikan tinggi strata satu hingga tiganya diselesaikan di almamaternya, Universitas Hasanuddin. Dia juga menjadi advokat sejak 1996 dan ikut mendirikan Anti Corruption Committee, sebuah lembaga nirlaba di Makassar. Misi utamanya ingin membentuk tata pemerintahan baik, dan pelayanan publik maksimal dengan memberantas korupsi dari tingkat paling kecil hingga kelas kakap.Samad pun rupanya kepincut dengan dunia politik. Dia pernah mencoba menjadi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Komisi Yudisial, tetapi kandas.Pilihannya kemudian dijatuhkan buat mengikuti seleksi capim KPK pada 2011. Itu adalah upaya ketiganya, setelah dua kali gagal. Akhirnya saat itu dia merangsek hingga tahap akhir, dan mengalahkan pesaingnya, Bambang Widjojanto.Samad, Bambang, Busyro Muqoddas, Adnan, dan Zulkarnain dilantik di Istana Negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Desember 2011.

Budi Gunawan

Sebuah rumah dinas Polri di Jalan Tirtayasa VII itu mendadak dijaga ketat. Saban hari siang dan malam, regu polisi bersenjata laras panjang berjaga di depannya. Apalagi sejak sang tuan didapuk menjadi Wakil Kapolri.Nama Budi Gunawan tadinya hanya sayup-sayup terdengar. Mendadak perwira tinggi Polri kini berpangkat Komisaris Jenderal itu menjadi tenar, sekaligus digunjingkan, saat dijagokan Presiden Joko Widodo sebagai Calon Kapolri. Dia tadinya bakal menggantikan Jenderal Sutarman.Langkahnya terjegal saat Komisi Pemberantasan Korupsi mengumumkan Budi menjadi tersangka gratifikasi. Namun DPR tetap ngotot mengadakan uji kepatutan dan kelayakan. Budi lantas mengajukan praperadilan dan menang. Tidak lama setelahnya, giliran Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, Ketua dan Wakil Komisi Pemberantasan Korupsi 2011-2015, 'ditembak' balik. Mereka menjadi tersangka dalam kasus berbeda. Samad disangka memalsukan dokumen kependudukan Kartu Keluarga, sedangkan Bambang dituding mengarahkan saksi memberikan kesaksian palsu dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, di Mahkamah Konstitusi pada 2010. Saat itu Bambang memang masih menjadi advokat.Lelaki kelahiran Surakarta 56 tahun lalu itu akhirnya diberi kursi Wakapolri. Dia mendampingi Jenderal Badrodin Haiti. Dia memang pernah menjadi ajudan Presiden RI era 2001-2004, Megawati Soekarnoputri. Saat itu pangkatnya Komisaris Besar. Karirnya terus menanjak, hanya saja sosoknya memang kurang mencolok.Budi tercatat pernah menjabat Kepala Biro Pembinaan Karir SSDM Polri, Kaselapa Lemdiklat Polri, Kapolda Jambi, Kadiv Binkum Polri, Kadiv Propam Polri, Kapolda Bali, Kalemdiklat Polri, hingga Wakapolri.

Budi Waseso

Budi Waseso menjadi sering disebut sejak kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri, selepas calon Kapolri, Budi Gunawan, sempat ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Keadaan makin tegang saat Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, ditangkap tim dari Bareskrim Polri.Lelaki kelahiran Pati, Jawa Tengah, 19 Februari 1961, itu lulusan Akademi Kepolisian 1984. Dia memang mempunyai spesialisasi di bidang reserse.Budi Waseso dipromosikan dan menempati posisi Kabareskrim Mabes Polri di awal 2015. Sebelum menjadi Kabareskrim, karir Budi di kepolisian juga terbilang cukup cemerlang.Pada 2009, Budi menjabat sebagai Kepala Bidang Propram Polda Jateng. Setahun kemudian, dia ditarik ke Mabes Polri mengisi posisi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri.Budi juga sempat menjadi Kapolda Gorontalo saat berpangkat Brigjen. Namanya kembali terseret saat Bareskrim menjerat mantan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, dengan kasus dugaan mengarahkan saksi dalam sidang sengketa Pilkada Kotawaringin Barat di MK pada 2010.

Saat diangkat menjadi Kabareskrim, Budi Waseso terbilang 'ganas'. Sejumlah kasus dia kebut penyelesaiannya. Termasuk perkara rasuah pengadaan UPS di DKI Jakarta, dan kasus Pelindo. Dia sempat menggeledah kantor Direktur Utama Pelindo II (kini mantan), Richard Joost Lino. Namun sayang tak lama berselang, Budi Waseso lukir jabatan dengan Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Anang Iskandar. Gairah Bareskrim seolah mendadak hilang selepas itu.

Mohammad Riza Chalid

Seakan ada tabir selalu menghalanginya. Begitulah kira-kira perumpamaan tentang seorang Mohammad Riza Chalid.Lelaki kelahiran 1960 itu dikenal sebagai pebisnis. Namun memang dia jarang tampil di depan khalayak. Hanya pada kesempatan tertentu dia muncul.Namanya tidak bisa dilepaskan dari bisnis minyak dan tentu saja Pertamina Energy Tranding Limited (Petral). Sebab, Riza dikabarkan bisa menjadi Raja Minyak dari hasil berbisnis makelar minyak bumi. Perusahaan itu bercokol di Singapura dan bertugas memasok minyak bumi buat Pertamina, yang lambat laun berubah menjadi monopoli.Kini Petral tengah digoyang, dan Riza dikaitkan dengan sengkarut catut nama Presiden Joko Widodo dalam urusan lobi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.Riza adalah anak dari pasangan Chalid Rachmat dan Siti Hindun binti Ali Alkatiri. Ibunya belum lama ini wafat. Dia lantas menikah dengan Roestriana Adrianti, dan dikaruniai dua anak, Muhammad Kerry Adrianto (lahir pada 1985) dan Kenesa Ilona Rina (lahir pada 1989). Namun mereka kini bercerai.Riza disebut pernah mewakili PT Dwipangga Sakti Prima, perseroan milik Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek Soeharto) dan Bambang Trihatmodjo. Mereka saat itu hendak membikin kesepakatan membeli pesawat Sukhoi dari Rusia. Namun kabarnya mereka melakukan penggelembungan harga.Riza juga berbisnis jus, kebun sawit, dan lain-lain. Dia bersama mantan istrinya mendirikan wahana permainan anak-anak, Kidzania. Tidak cuma itu, Riza juga dikabarkan menjadi penyokong pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dia memang kabarnya lengket dengan Hatta Rajasa.Konon kabarnya, Riza sengaja mendirikan perusahaannya di Singapura, dan mendaftarkannya di Kepulauan Virgin. Sebab, di kedua negara itu aturan pengawasan lalu lintas uang tidak terlalu ketat. Bahkan di Kepulauan Virgin tidak menerapkan pajak buat yang menyimpan uang di sana. Maka dari itu, banyak konglomerat dunia sengaja menyembunyikan duit mereka di sana supaya tidak tersentuh pajak.

Olga Syahputra

27 Maret 2015 menjadi hari kelabu buat pasangan Nurokhman dan Nurshida. Anak sulung mereka, Yoga Syahputra atau kerap disapa Olga, berpulang. Olga mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, setelah dirawat sekian lama akibat penyakit radang selaput otak (meningitis).Langkah Olga menekuni dunia hiburan tidak mudah. Dia merangkak dari bawah hingga akhirnya meraih ketenaran. Olga lahir di Jakarta, pada 8 Februari 1983. Lelaki itu sudah mencoba akting, pembawa acara, komedian, hingga menyanyi.Karirnya di dunia hiburan berawal di acara Lenong Bocah, dahulu kerap diputar di stasiun televisi TPI. Meski demikian, Olga berasal dari keluarga yang berpenghasilan pas-pasan. Jika ingin serius menekuni acara itu, dia mesti latihan di Sanggar Ananda. Olga kabarnya terpaksa menjual kulkas buat membayar kursus di Sanggar Ananda.Selama di Sanggar Ananda, Olga kerap ikut syuting sebagai figuran. Olga juga pernah membantu penyanyi Rita Sugiarto. Ketekunan Olga berbuah manis. Dia sempat main di sinetron 'Kawin Gantung' dan 'Si Yoyo,' Olga juga menjadi pembawa acara 'Ngidam' di SCTV bersama dengan Jeremy Thomas. Olga lantas bermain di acara komedi 'Jangan Cium Gue', dan disusul 'Extravaganza ABG'. Namanya semakin melambung setelah tampil di tayangan 'Ceriwis', dengan dua rekannya, Indra Bekti dan Indy Barends.Wajah Olga semakin sering muncul di layar kaca. Dia membawakan acara 'Online' bersama Jeng Kellin (Nycta Gina) dan Ayu Dewi. Mulai 2008, Olga ikut membawakan acara musik 'Dahsyat' bersama Luna Maya dan Raffi Ahmad. Kesibukannya bertambah saat ditarik menjadi pemain di 'Opera Van Java'. Olga juga mengisi acara sahur, dan 'Pesbukers'. Karakternya menjadi lelaki feminim dan kerap menjadi bahan celaan.Olga juga terlibat dalam beberapa film. Yaitu 'Skandal Cinta Babi Ngepet' dan 'Mau Lagi' yang sempat dilarang beredar. Namun judulnya diganti menjadi 'Cintaku Selamanya'.Dunia musik juga dilirik Olga. Dia pernah melantunkan tembang yang liriknya sama dari awal hingga akhir, yaitu 'Hancur Hatiku'. Setelah itu dilanjutkan dengan lagu 'Jangan Ganggu Aku Lagi'. Keduanya karya Charly van Houten.Adik Olga, Billy Syahputra, juga diajak merambah dunia hiburan. Namun, sosok Olga tidak lepas dari kontroversi. Banyak pihak mengecam gayanya yang feminim saat berada di layar kaca maupun di panggung. Tak cuma itu, beberapa perkataan dan celetukan spontannya juga membawa masalah, lantaran membikin pihak lain tersinggung. Meski demikian, sosoknya sangat populer hingga orang rela berbondong-bondong mengantarnya ke peristirahatan terakhir dan selamanya, di Taman Pemakaman Umum Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Setya Novanto

Gayanya memang tidak pernah meletup-letup. Bahkan terlihat banyak orang rela pasang badan buat dia.Siang hari itu, saat Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, masih berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, dia datang bersama koleganya sesama petinggi Partai Golkar, Idrus Marham. Dengan mengenakan setelan kemeja dibalut jas serta dasi, dia melenggang santai. Dia berada agak sedikit di belakang Idrus. Saat itu dia bakal bersaksi dalam sidang kasus suap sengketa Pilkada Jawa Timur di Mahkamah Konstitusi, dengan terdakwa ketika itu, Muhammad Akil Mochtar.Sejumlah awak media sudah menunggu sosoknya. Maklum, namanya bukan kali ini saja terseret kasus rasuah. Saat didekati, Idrus yang maju mencoba meladeni awak media. Namun merdeka.com sudah menunggunya sejak pagi. Kebetulan saat itu elevator buat menuju ruang sidang belum terbuka. Masih ada waktu beberapa saat buat mengulik keterangan.Merdeka.com langsung 'menembak' dengan pertanyaan soal perbincangan dengan Ketua DPD Partai Golkar, Zainudin Amali, di ruang fraksi di DPR tentang gugatan Pilgub Jatim. Namun jawaban didapat tidak sesuai harapan."Nanti saja di sidang," kata Setya Novanto lirih sambil tersenyum.Pertanyaan lain tetap diajukan. Soal apakah dia tahu 'tarif' diajukan Akil buat menganulir gugatan Khofifah Indar Parawansa saat itu. Namun dia hanya diam saja, sambil menundukkan pandangan. Saat didesak soal kasus PON Riau, e-KTP, dan lainnya, dia cuma melempar senyum. Tak lama kemudian elevator terbuka. Novanto dan Idrus langsung naik.Lelaki kelahiran Bandung 61 tahun lalu itu menjelma menjadi politikus ulung, dari awalnya seorang pengusaha, tenaga penjual, dan pekerja kantoran. Sejak 1999, dia belum juga terhempas dari DPR. Dia sempat menjabat Ketua DPR, tetapi pada 16 Desember 2015 memutuskan mengundurkan diri. Itu selepas ribut-ribut soal dia dituding mencatut nama Presiden Joko Widodo, dalam lobi dengan perwakilan PT Freeport Indonesia buat memuluskan perpanjangan kontrak.Masa kecil Novanto tidak mudah. Kedua orangtuanya, Sewondo Mangunratsongko dan Julia Maria Sulastri, bercerai saat dia masih sekolah dasar. Dia lantas berkelana ke Jakarta. Saat duduk di SMA 9 (kini SMAN 70) di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, dia bertemu dengan Hayono Isman (mantan Menteri Pemuda dan Olahraga masa Orde Baru). Hayono adalah orang yang memperkenalkan Novanto ke lingkungan politik. Usai SMA, dia memilih kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.Ketika kuliah di Surabaya, Novanto mencoba berwirausaha. Dia kabarnya pernah berdagang beras dan madu. Dia juga pernah menjajal tenaga penjual produk Suzuki di Indonesia Timur. Dia juga pernah menjajaki dunia model, dan terpilih menjadi pria tampan Surabaya pada 1975. Setahun sebelumnya, dia bergabung dengan Kosgoro.Saat kuliahnya kelar, Setya bekerja di PT Aninda Cipta Perdana. Perseroan milik Hayono Isman itu penyalur pupuk PT Petrokimia Gresik buat wilayah Surabaya dan Nusa Tenggara Timur.Pada 1982, Novanto kembali ke Ibukota buat meneruskan kuliah jurusan akuntansi di Universitas Trisakti. Selama itu, dia tinggal di rumah Hayono, di Menteng, Jakarta Pusat, sambil bekerja di PT Aninda.Selama menumpang, Novanto tidak bisa bersantai-santai. Dia juga mengurus kebun, menyapu, mengepel, mencuci mobil, serta menjadi sopir pribadi keluarga Hayono.Setya pertama kali menikah dengan Luciana Lily Herliyanti, anak Brigadir Jenderal Sudharsono (mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat). Dari pernikahan itu, dia memperoleh dua anak. Yaitu Rheza Herwindo dan Dwina Michaella.Pernikahan itu tidak bertahan dan dia berpisah dengan Lily. Novanto lantas menikah lagi dengan Deisti Astriani Tagor. Dia pun dikaruniai dua anak. Yaitu Giovanno Farrel Novanto dan Gavriel Putranto.Karir Novanto di dunia politik kerap dikaitkan dengan sejumlah kasus. Pertama soal kasus hak piutang PT Bank Bali kepada Bank Dagang Nasional Indonesia. Kemudian, mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menyebut Novanto kebagian jatah dalam memuluskan anggaran proyek Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).Novanto juga terseret perkara suap pembangunan lanjutan tempat Pekan Olahraga Nasional XVII di Pekanbaru, Riau. Bahkan, penyidik KPK pernah menggeledah ruang kerjanya di DPR. Terakhir adalah soal catut nama Presiden Jokowi di lobi perpanjangan kontrak Freeport.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya
21 Januari: Peringatan Hari Pelukan Nasional, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Pelukan Nasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Januari.

Baca Selengkapnya
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5
Sosok 2 Jenderal TNI Beda Bintang Dulu Atasan & Bawahan, Kemudian Hari si Anak Buah Melejit Sama-sama Bintang 5

Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.

Baca Selengkapnya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya
4 Partai Pemenang Pemilu 1955, Berikut Sejarah dan Hasil Suaranya

Pemilu 1955 memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia karena hasil pemilu tersebut menjadi dasar pembentukan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran
Mengenal Sosok Gan Kam, Pengusaha Tionghoa Sang Penyelamat Pertunjukan Wayang Orang Mangkunegaran

Pertunjukan wayang orang yang dikemas Gan Kam bertransformasi jadi lebih populer dan bisa dinikmati segala kalangan

Baca Selengkapnya
10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru
10 Januari: Peringati Hari Tritura, Tonggak Sejarah Kelahiran Orde Baru

Istilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).

Baca Selengkapnya
Perisai Hidup Dua Pejabat Negara Kumpul Bareng, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan
Perisai Hidup Dua Pejabat Negara Kumpul Bareng, Sosoknya Bukan Orang Sembarangan

Berikut potret perisai hidup dua pejabat negara kumpul bareng yang sosoknya bukan orang sembarangan.

Baca Selengkapnya
Peringatan Hari Pertahanan Sipil 19 April, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Peringatan Hari Pertahanan Sipil 19 April, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Pertahanan Sipil memiliki sejarah yang terkait erat dengan perkembangan politik dan keamanan nasional.

Baca Selengkapnya
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 20 Desember, Berikut Sejarah dan Tujuannya
Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional 20 Desember, Berikut Sejarah dan Tujuannya

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional diperingati setiap tanggal 20 Desember.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang

Karena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.

Baca Selengkapnya