Menyelam Bersama Ayah di Teluk Lombok, Bocah 8 Tahun Tewas Diterkam Buaya
Merdeka.com - Anugerah, bocah 8 tahun yang tinggal Sangatta Selatan, Kutai Timur, di Kalimantan Timur tewas usai disambar buaya saat menyelam di pantai Teluk Lombok di Sangkima, Kutai Timur. Jasadnya ditemukan luka bekas terkaman buaya.
Peristiwa itu terjadi Minggu (5/9) siang. Korban bersama ayahnya, berenang di pantai Teluk Lombok dekat dermaga sekitar jam 11.30 WITA. Tidak lama, ayah korban pun menyelam di laut disusul korban.
"Jadi, waktu selesai menyelam, ayah korban tidak melihat anaknya muncul ke permukaan," kata Kasat Reskrim Polres Kutai Timur AKP Abdul Rauf, dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (5/9) malam.
Korban Anugerah yang tidak lagi muncul ke permukaan, diketahui sang ibu yang ada di dermaga. "Ibu korban melihat ada dua buaya sedang berenang yang akhirnya dikejar paman korban mengunakan speedboat milik warga Teluk Lombok," ujar Rauf.
"Sampai sekitar jam 13.15 siang, akhirnya menemukan korban tepat berada di samping salah satu dari dua buaya itu," tambah Rauf.
Diterangkan Rauf, paman korban lantas melompat ke laut untuk menyelamatkan korban. "Setelah berhasil membawa korban, kemudian dibawa ke klinik Pertamina," terang Rauf.
Namun nahas, setelah mendapatkan pertolongan pertama medis klinik, sekitar pukul 13.45 WITA korban dinyatakan meninggal oleh dokter yang menanganinya.
"Pada tubuh korban, terdapat luka bekas gigitan buaya di punggung dan paha belakang sebelah kanan," jelas Rauf.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu di Bekasi diduga tega membunuh anaknya dan mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.
Baca SelengkapnyaApi dapat dijinakkan oleh petugas sekitar empat jam lebih setelah berkobar sejak pukul 19.30 Wib.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca SelengkapnyaBocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaTersangka awalnya berdalih melahirkan dan membuang bayinya karena mendengar bisikan gaib
Baca SelengkapnyaKeluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir kali yang rawan banjir dan longsor, beratap terpal dan beralas kardus.
Baca SelengkapnyaBukti kasih sayang seorang kakek yang membela cucunya dari amarah sang ayah. Perlakuan si kakek melindungi cucunya itu sontak memantik rasa simpati publik.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca Selengkapnya