'Menunggu menit ke menit terasa menyakitkan'
Merdeka.com - Perasaan Frida tak menentu. Sesekali dia melihat foto puteranya, Reymond Steven Awuy. Kesedihan dan tanda tanya berkecambuk dalam pikirannya karena belum ada kabar mengenai keberadaan puteranya yang tak lain ABK kapal ikan KM. Redjeki 03 yang tenggelam di Perairan Belang, Sulawesi Utara. Frida hanya bisa pasrah menanti kabar nasib Reymond.
"Saya sakit dan sedih sekali. Saya minta diberi kekuatan oleh Tuhan karena saya hanya manusia biasa. Dalam masa pencarian ini, menunggu dari satu menit ke menit lain terasa sakit," ujar Frida sambil terisak.
Frida menceritakan itu saat ditemui wartawan di rumahnya, Kelurahan Aertembaga I, Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung, Sabtu (25/2) malam. Dia tampak terpukul. Matanya sembab karena terus menangis.
"Menunggu proses pencarian korban dari satu menit ke menit lain terasa begitu menyakitkan," lanjut dia.
Sebenarnya dia telah pasrah atas kejadian yang menimpa anaknya. Risiko memiliki anak yang memilih profesi sebagai pelaut sudah diketahuinya. Ancaman keganasan cuaca di tengah laut, pernah dirasakan anggota keluarga lain.
"Ayahnya Reymond juga adalah seorang pelaut dan pernah mengalami kecelakaan di Laut Aru," jelas Frida sambil memperlihatkan foto anaknya.
Meskipun pasrah, dia masih memiliki harapan anaknya bisa ditemukan. Reymond sendiri merupakan bungsu dari 3 bersaudara. Dia merupakan tulang punggung bagi ibunya.
Untuk diketahui, KM. Redjeki-03 yang tenggelam di Perairan Belang, Rabu (22/2) sekitar pukul 20.00 malam. Saat itu kapal jaring tersebut tengah berlayar menuju Perairan Maluku untuk mencari ikan. Gelombang tinggi dan terpaan angin kencang diduga menjadi penyebab tenggelamnya kapal nahas tersebut.
Tim SAR gabungan telah membentuk beberapa tim darat dan laut untuk melakukan penyisiran dalam upaya pencarian korban. 18 ABK selamat dalam peristiwa ini dan 6 lainnya dinyatakan hilang.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan itu lalu dilaporkan ke petugas BMKG wilayah Rote Barat.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaPetugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.
Baca SelengkapnyaSebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.
Baca SelengkapnyaCegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Baca SelengkapnyaPulau yang terletak di Teluk Painan ini dulunya merupakan benteng pertahanan Portugis yang digunakan sebagai loji Belanda untuk perdagangan lada.
Baca Selengkapnya