Menkes siap mediasi IDI dengan Dokter Terawan
Merdeka.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita Farid Moeloek angkat bicara mengenai pemecatan sementara Dokter Terawan Agus Putranto oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dalam masalah ini Nila menyarankan ada mediasi antara Terawan dengan IDI.
"Biarkan mereka dulu di antara para profesi, pemerintah regulasi, yang tahu Digital Subtraction Angiography (DSA) untuk apa yang tahu profesi, kita tak bisa jawab, saya apalagi bukan ahli DSA," kata Nila di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/4).
Menurut dia, jalan terbaik saat ini adalah menjalin mediasi dengan kedua belah pihak. Jika mediasi gagal Menkes bersedia menjembatani mediasi antara IDI dengan Dokter Terawan.
"Kalau mereka masih belum akan kami coba mediasi," ungkapnya.
Diketahui, Dokter Terawan adalah dokter spesialis yang menggunakan metode 'cuci otak' untuk merawat pasien stroke. Sudah ribuan orang disembuhkan dengan metode ini. Sanksi dari IDI pun menuai banyak reaksi dari orang-orang yang pernah menggunakan dokter berpangkat mayor jenderal ini.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TA dan suaminya langsung meninggalkan lokasi. Hanya tim kuasa hukumnya yang menemui awak media untuk menyampaikan keterangan pers.
Baca SelengkapnyaIa membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaIDI mengungkapkan tidak seimbangnya rasio dokter umum dan spesialis di Indonesia sangat berdampak terhadap kualitas kesehatan di setiap daerah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaDokter yang menggunakan media sosial juga diwanti-wanti untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan majelis etik, dokter MY membantah telah mencabuli istri pasien.
Baca SelengkapnyaDokter Lo tutup usia pada Selasa (9/1) di RS Kasih Ibu, Solo.
Baca SelengkapnyaSetelah menjalani pemeriksaan, hasilnya mampu membuat dokter sedih hingga gregetan.
Baca SelengkapnyaIkatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa Indonesia membutuhkan 78.400 dokter spesialis.
Baca Selengkapnya