Menkes Sebut Belanja Vaksin Covid-19 Sudah Terpakai Rp28,2 Triliun
Merdeka.com - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pengeluaran pemerintah untuk belanja vaksin COVID-19 bagi kebutuhan dalam negeri mencapai Rp28,2 triliun.
"Kalau untuk vaksin itu sekitar Rp50 triliunan, kita sudah pakai Rp28,2 triliun," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang diikuti dari YouTube Perekonomian RI di Jakarta, Selasa (26/10).
Menurut Budi ada kemungkinan penghematan biaya karena pemerintah berhasil mendapatkan cukup banyak vaksin yang gratis dari sejumlah produsen dan negara sahabat.
Dalam kesempatan itu Budi juga menginformasikan serapan dana pemerintah yang dikeluarkan untuk obat-obatan dan perawatan pasien COVID-19 di rumah sakit.
"Kalau untuk obat-obatan kita sebenarnya jadi satu sebagai klaim rumah sakit, karena yang diklaim ke pemerintah kan obat-obatan dan pelayanan kesehatan di rumah sakit," katanya.
Budi mengatakan besaran dana yang terserap untuk kebutuhan tersebut sekitar Rp36 triliun. "Tapi mungkin itu masih akan bertambah lagi sampai akhir tahun karena itu baru sampai bulan April-Mei 2021," katanya.
Menurut Budi perawatan pasien saat terjadi lonjakan kasus di periode Juni-Agustus 2021 masih dalam proses penghitungan.
"Kita kan kemarin ada lonjakan di bulan Juni-Agustus nah itu belum kita hitung mungkin ada tambahan dari angka Rp36 triliun yang pernah kita sampaikan tadi," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaBantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca Selengkapnya