Menhan sebut pembebasan sandera urusan negara, jangan saling klaim
Merdeka.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta kepada semua pihak untuk tidak mengklaim secara sepihak proses pembebasan empat WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia menegaskan, upaya pembebasan merupakan tugas negara yang memang melibatkan banyak pihak.
"Masa klaim klem, klaim klem. Itu pelajaran enggak boleh ditiru, urusan negara sama-sama. Bangsa ini berdoa, 200 juta berdoa itu yang dikabulkan," tegas Ryamizard di Lapangan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Senin (9/5).
Ryamizard memastikan kondisi para sandera yang berada di tangan Abu Sayyaf dalam keadaan sehat dan selamat. Dia masih memantau terus keadaan seluruh sandera hingga bisa dilepaskan dari kelompok militan tersebut.
"Yang penting, pertama kali sandera itu harus aman dan selamat. Kondisinya bagus, sampai sekarang bagus, kalau besok enggak tahu," ucap Ryamizard.
Sementara itu, Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi enggan mengomentari upaya pembebasan sandera yang diklaim banyak pihak. Sebagai prajurit, Edy memilih diam.
"Tunggu dengar, nanti kalau sudah dapet saya diam, nanti kan yang ribut orang-orang itu. Udahlah ngapain ribut-ribut," kata Panglima Kostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi.
Sebelumnya 10 ABK Warga Negara Indonesia (WNI) telah dibebaskan kelompok Abu Sayyaf pada Minggu (1/5) lalu. Seorang yang tidak diketahui secara misterius meninggalkan mereka di depan rumah Gubernur Sulu, Abdusakur Tan.
Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilfredo Cayat mengonfirmasi perihal pembebasan ini. Dia mengatakan 10 kondisi WNI dalam keadaan sehat.
"Kini 10 WNI sedang dipulihkan kondisinya dan siap dipindahkan ke Zamboanga. Mereka juga tengah dipersiapkan untuk dikembalikan ke pihak konsuler. Demikian informasi dari Cayat melalui sambungan telepon," seperti dikutip dari laman the Star, Minggu (5/1).
Lebih jauh, Cayat mengatakan 10 WNI ini adalah mereka yang disandera dari kapal tunda di perairan Sulu pada 28 Maret kemarin. Kepolisian setempat mengidentifikasi nama-nama tersebut, berikut daftarnya:
Peter Tonson, Julian Philip, Alvian Elvis Peti, Mahmud, Surian Syah, Surianto, Wawan Saputra, Bayu Oktavianto, Reynaldi dan Wendi Raknadian.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaTanda penuaan dini pada wajah dapat mencakup berbagai perubahan yang terlihat nyata.
Baca SelengkapnyaAndika menyinggung Ganjar dan Mahfud adalah pemimpin inklusif yang akan mewakili kepentingan semua lapisan masyarakat
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaPPP memastikan ingin memperoleh suara dari pencoblosan yang sah.
Baca SelengkapnyaSandiaga enggan berkomentar banyak soal hak angket Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaRasa kesepian bisa kita alami secara tiba-tiba, penting untuk mengenalinya secara tepat walau kadang kondisi ini tidak disadari.
Baca SelengkapnyaPria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.
Baca Selengkapnya