Mengenal Komunitas Sibat, Masyarakat Tanggap Bencana di Banyuwangi
Merdeka.com - Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan American Red Cross menggandeng dua kelurahan Taman Baru dan Mojopanggung di Kabupaten Banyuwangi untuk menjadi masyarakat tanggap bencana, khususnya banjir dan gempa bumi. Masyarakat tanggap bencana tersebut kemudian tergabung dalam komunitas Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) Sibat.
Ketua Sibat Kelurahan Tamanbaru, Novian Dharma Putra mengatakan, terdapat 40 orang terpilih di Taman Baru dan Mojopanggung yang menjadi anggota Sibat. Para anggota bakal belajar soal mitigasi bencana, koordinasi tanggap bencana, hingga membuat arsitektur bangunan tahan gempa di bawah arahan PMI selama setahun ke depan.
Saat simulasi di Kelurahan Tamanbaru, Komunitas Sibat bersama warga menyediakan properti mural bergambar banjir, warga kemudian memotret peristiwa evakuasi untuk diupload di media sosial dan kemudian di tag di petabencana.id yang terintegrasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi. Lewat peta tersebut, masyarakat akan tahu titik rawan bencana di Banyuwangi yang telah ditandai.
"Dari peta tersebut, masyarakat akan tahu titik titik rawan bencana di Banyuwangi, dan ini sudah terintegrasi dengan BPBD, karena setiap ada bencana, masyarakat yang di lokasi perlu tahu apa yang harus dilakukan," kata Novian di sela simulasi tanggap bencana di samping kelurahan Tamanbaru, Selasa (11/2). Simulasi tersebut juga dihadiri PMI Banyuwangi dan polisi.
Selama setahun, komunitas sibat bakal mendapat penguatan SDM hingga praktek untuk menjadi pionir tanggap bencana di masyarakat. Bila terjadi bencana gempa maupun banjir, komunitas Sibat bakal koordinasi dengan kelurahan setempat. Komunitas tersebut secara struktur di bawah naungan kelurahan.
"Terjadi bencana beneran, ada pak lurah stay di kelurahan, dia akan memimpin kondisi apapun yang dibutuhkan. Sibat membantu teman teman warga untuk menggiring ke tempat aman. Kemudian Pak lurah koneksi ke pemda, BPBD, sama dinsos. Jadi ini sifatnya masyarakat siaga bencana berbasis masyarakat," katanya.
Sementara itu, Tim Relawan PMI Banyuwangi, Muhammad Hardiyanto mengatakan, idealnya masing-masing desa maupun kelurahan memang harus ada Sibat-nya. Selain penguatan SDM, para anggota Sibat juga melakukan pendataan jumlah warga lanjut usia, posyandu, hingga toko bangunan.
"Kalau terjadi gempa kita sudah tahu jumlah korban dan lansia, dan yang dibantukan. Nanti di setiap kelurahan ada contoh rumah gempa, masing masing kelurahan akan dibangun dua, semua yang bangun warga dari hasil pelatihan. Program ini berlangsung selama satu tahun dari American Red Cross," katanya.
Simulasi tanggap bencana ini juga dilakukan di Taman Blambangan di kawasan ramai agar masyarakat tahu apa yang perlu dilakukan saat terjadi bencana.
"Sementara ini kita lakukan untuk peristiwa banjir terlebih dahulu, selanjutnya untuk yang gempa bumi," kata Novian.
Sementara itu, warga Tamanbaru, Khoirul Anwar tertarik untuk datang dan mengetahui apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana. Anwar mengetahui bakal ada latihan simulasi bencana dari siaran masjid pagi tadi.
"Tadi pagi disiarkan lewat masjid, jadi kalau ada apa apa memang seringkali siaran lewat masjid. Tahu ada komunitas seperti ini saya jadi tahu apa yang harus dilakukan bila terjadi bencana," kata Anwar.
(mdk/hrs)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaBRI Cabang Sumedang sigap menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terdampak bencana angin puting beliung di daerah Cimanggung dan Jatinangor.
Baca SelengkapnyaIpuk juga berpesan kepada segenap seniman dan budayawan untuk senantiasa merespon perkembangan dunia seni global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaJembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaAtikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaKepala Kades Prasetyo menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa Banjar Wangi. Salah satunya BRI.
Baca SelengkapnyaMunculnya bau badan merupakan persoalan yang sering dialami oleh banyak orang dan bisa mengganggu kepercayaan diri serta interaksi sosial.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya