Mendesak Kemenkum HAM buka video testimoni Fredi
Merdeka.com - Fredi Budiman telah dieksekusi mati. Tetapi testimoninya membuat institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) kalang kabut. Selain penggalan cerita, ada juga testimoni dalam bentuk video.
Kepala Bagian Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kemenkum HAM Akbar Hadi saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, rekaman diambil hanya untuk dokumentasi dan sudah mendapat izin dari Fredi.
Tim independen yang dibentuk masing-masing institusi diminta menelusuri informasi tersebut. Tambahan informasi ini dianggap bisa membantu mengungkap soal testimoni Fredi.
"Kalau memang ada videonya ya harus dicari dan diambil tim investigasi untuk mempermudah penelusuran," tutur Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan mengatakan info ini perlu diselidiki Tim Independen. Tim Independen perlu mencari tahu apa yang menjadi isi rekaman tersebut.
"Saya kira kalau itu rekaman sangat dibutuhkan Tim Independen di dalam pengusutan pengakuan Fredi sangat perlu ditelusuri. Sebab itu bisa menjadi pintu masuk pengusutan aparat terlibat narkoba seperti testimoni Fredi Budiman," ujar Edi.
Sekretaris tim independen, Hendardi mengaku dia dan beberapa rekannya sudah mulai gerak menelusuri kebenaran testimoni Fredi. Salah satu yang menjadi fokus gerak tim ini kata Hendardi adalah mencari video CCTV testimoni Fredi Budiman yang direkam sesaat sebelum gembong narkoba itu dieksekusi mati.
"Nanti akan kita coba cari. Kalau video itu kita dapat tentu akan sangat membantu tugas tim," ujar Hendardi dalam sambungan telepon kepada merdeka.com, Kamis (11/8).
Selain itu Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga menemukan aliran dana ratusan miliar rupiah dari gembong narkoba yang diduga memiliki hubungan dengan Fredi Budiman. Data itu pun telah diserahkan ke Mabes Polri dan BNN.
Komjen Dwi Priyatno mengatakan, Tim Independen akan menindaklanjuti jika menerima laporan dari PPATK tersebut. Dia menilai data dari PPATK itu bisa menjadi sumber informasi untuk mencari tahu kebenaran testimoni Fredi.
"Itu pasti kita akan analisis data itu. Misal apakah ada penyidik yang terlibat pada waktu itu," kata dia.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahfud menegaskan kasus 98 termasuk pelanggaran HAM berat.
Baca SelengkapnyaBiro Hubungan Masyarakat, Hukum dan Kerja sama Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Biro Hukerma Kemenkumham) menggelar acara berjudul What's Up.
Baca SelengkapnyaHakim MK, Ridwan Mansyur menyatakan, MK tidak menemukan adanya penyalahgunaan bansos oleh Presiden Jokowi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah melakukan pemeriksaan terhadap kasus pemerkosaan dan pembunuhan mahasiswi di Depok Selasa hari ini.
Baca SelengkapnyaMelki mengaku tidak pernah dikonfirmasi terkait tudingan tersebut. Surat tersebut dikeluarkan oleh Wakil Ketua BEM UI.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu Rahmat Bagja kepergok tertidur sejenak saat menghadiri sidang gugatan Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (2/4).
Baca SelengkapnyaMahfud mengungkapkan ada tiga perkara yang harus diselesaikan Menko Polhukam selanjutnya.
Baca SelengkapnyaHakim Mahkamah Konstitusi Saldi Isra menyindir sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam memberikan tambahan angka dalam Pemilu 2024, Kamis (2/5).
Baca SelengkapnyaSedangkan mengenai adanya bilik asmara, dengan jelas membantas keberadaan fasilitas tersebut.
Baca Selengkapnya