Mangkuak Badeta, kue khas yang wajib dicoba jika ke Pesisir Selatan
Merdeka.com - Salah satu aneka kuliner siap saji yang baru-baru ini mulai menjadi favorit pencinta kuliner, di Kabupaten Pesisir Selatan, di antaranya 'Mangkuak Badeta'. Tepatnya di Simpang Tabek Pasar Kuok, Kecamatan Batangkapas, kuliner yang satu ini bisa menjadi kudapan yang nikmat bagi pendatang di daerah itu.
Tidak jauh dari kilometer 20 Kota Painan, pondok mungil Tek Epa berada di sebelah kanan dari utara Pesisir Selatan. Pondok itu dijadikan sebagai tempat penjualan sekaligus sebagai tempat produksi usaha kuliner dari keluarga Tek Epa di Batangkapas.
Geliat usaha kudapan Mangkuak Badeta ini baru-baru mulai terkenal di kalangan penikmat kuliner kudapan. Nanda (32), anak Tek Epa menyebutkan, peminat Mangkuak Badeta yang mampir membeli hampir setiap waktu produksi di pondok itu.
Dikatakannya, usaha ini memang sudah menjadi ciri khas keluarganya secara turun-temurun, dan salah satu sumber perekonomian keluarga dalam sehari-hari. Namun, kemajuan usaha yang dimiliki belum dikenal dalam baru baru ini.
"Namun, masih hanya dijual dengan cara dititipkan dari kedai ke kedai," tutur Nanda.
Usaha Mangkuak Badeta ini dikenal sejak Juni 2017, melihat peluang bisnis dilihat keluarganya. Itupun, tidak luput dengan adanya dukungan dari kerabat untuk mengembangkan usaha yang dimiliki keluarganya itu.
"Yang sangat berjasa pak Ical suami dari kerabat Ibu. Beliau tidak bisa kami lupakan. Karena beliau bersedia menyediakan tempat. Dan bahkan, berani membantu modal kepada ayah, menyampaikan insiatif kepada beliau," kata Nanda pada Mardeka.
Mangkuak Badeta tek Epa ini, tidak jauh persis berbeda dengan kudapan mangkuak yang dijual di tempat lainnya. Di antaranya, dengan memakai adonan tepung beras, serta dicampur dengan gula aren atau enau nila dan ditambah dengan deta yang terbuat dari hasil percikan santan yang sudah diparut.
Usaha Tek Epa kini sudah memiliki omzet dan untung cukup pesat. Dalam sehari bisa meproduksi sebanyak 6 ribu kue siap saji, dengan total omzet Rp 6 juta.
"Bersihnya bisa mencapai Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Karena modal bahan baku mencapai sekitar 50 persen dari omzet. Lalu ditambah pengeluaran, untuk upah jasa pekerja per orang mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu per hari," terang Alumni STKIP PGRI Padang ini.
Lanjutnya, untuk pemesanan selain bisa dibeli langsung ke tempat produksi. Mangkuak Tek Epa juga melayani pesan antar bagi keluarga yang lagi ada pesta atau kantor-kantor yang sedang menggelar acara.
Sedikit diketahui Mangkuak Badeta yang dikembangkan Tek Epa ini memiliki dua varian dan cita rasa yang berbeda. Seperti khas Mangkuak Badeta yang terdiri dari bahan baku tepung beras, gula aren atau gula nira enau dan santan parutan kelapa.
Selain itu, juga memiliki varian Mangkuak Tapung Tapai yang berbahan hampir sama. Namun, bedanya Mangkuak Tapung Tapai tidak memiliki deta namun hanya menggunakan parutan kelapa saja namun rasanya sungguh lezat.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kuliner khas pesisir Sumatera Barat ini disajikan hanya segenggam tangan orang dewasa namun cita rasanya sungguh luar biasa dan menggoyang lidah.
Baca SelengkapnyaMana nih yang sudah pernah kamu cobain selain pempek?
Baca SelengkapnyaPada saat berbuka puasa, terdapat sejumlah makanan yang terbaik untuk dikonsumsi demi kesehatan dan kebugaran tubuh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selain terkenal dengan pesona pantainya yang menawan, Balikpapan juga mempunyai aneka kuliner khas yang lezat dan menggugah selera.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional khas Kepulauan Riau ini selalu diburu penggemarnya sebagai sajian berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaSetiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaKampung Islam Kepaon di Kota Denpasar memiliki kuliner khas bernama brongko yang hanya disajikan saat Ramadan. Kuliner ini biasa disajikan untuk berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaMakanan tradisional yang unik dari Sulawesi Selatan ini konon sudah dikonsumsi bangsawan sejak zaman dulu.
Baca SelengkapnyaMakanan ini begitu digemari dan diburu oleh banyak masyarakat Minangkabau sebagai menu untuk berbuka puasa.
Baca Selengkapnya