Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mandor Komura mengaku ada keanehan saat OTT Pungli TPK Palaran

Mandor Komura mengaku ada keanehan saat OTT Pungli TPK Palaran Hambali dari Komura. ©2017 merdeka.com/nur aditya

Merdeka.com - Terbongkarnya pungutan liar (pungli) dengan barang bukti uang Rp 6,1 miliar di terminal peti kemas (TPK) Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur yang diduga dilakukan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Koperasi Samudera Sejahtera (Komura) jadi perhatian banyak pihak. Salah satu mandor di Komura, Hambali menceritakan saat dirinya ditangkap Bareskrim Polri.

"Kejadiannya waktu itu Jumat (17/3) pagi sekitar jam 09.00 WIB. Saya waktu itu seperti sudah dijebak. Biasanya, panjar Rp 5 juta digunakan untuk makan buruh, kita terima setelah kapal sandar di pelabuhan (TPK Palaran). Nah, kenapa kok pagi-pagi saya sudah diburu-buru," kata Hambali, Rabu (22/3).

Hambali menuturkan kepada wartawan di kantor Komura, Jalan Yos Sudarso, Samarinda sekira pukul 14.00 WITA. Dia 13 jam diperiksa polisi bersama 14 orang lain yang dibawa ke mako Brimob Polda Kalimantan Timur Detasemen B, di Jalan Sultan Hasanuddin, Samarinda.

"Jam 09.00 WIB pagi, saya harus segera ambil panjar itu dari PSP (PT Pelabuhan Samudera Palaran). Kalau OTT (operasi tangkap tangan), mestinya waktu terima uang ya, keduanya ditangkap. Tapi kalau ini tidak," ujar Hambali.

"Setelah terima uang panjar (Rp 5 juta) bukan langsung ditangkap. Jadi yang memberi, naik dulu ke kantor (PT PSP sebagai operator TPK Palaran). Anggota saya mau berangkat (setelah terima uang) langsung ditangkap. Itu kan bukan OTT," tambahnya.

"Yang menangkap dari Mabes Polri, penangkapannya berlebihan. Kita kan bukan teroris. Penangkapannya terlalu arogan lah. Saya tidak mengerti kalau di sekitar waktu itu ada polisi," terangnya lagi.

Hambali juga sempat heran, sebelum OTT oleh Bareskrim, dia sempat ditanya petugas pintu TPK Palaran. "Waktu itu pintu ditutup. Sewaktu kita masuk, ditanya dari mana. Saya bilang dari Komura. Kita curiga, ada apa ini?" sebutnya.

"Bingung dikatakan pungli. Uang panjar Rp 5 juta itu, kita gunakan untuk uang makan buruh sendiri. Padahal, Rp 5 juta itu, kalau cerita jujur dikatakan pungli, yang pungli itu PT PSP. Panjar kami selalu dipotong Rp 100 ribu. Kenapa kemarin genap Rp 5 juta. Jadi kami ini, korban juga," akunya.

Di mako Brimob Polda Kaltim Detasemen B di Samarinda, Hambali bersama 14 orang saat itu, diperiksa 13 jam, dari pukul 10.00 WITA hingga pukul 21.00 WITA, Jumat (17/3).

"Malam selesai di-BAP, belum boleh pulang. Masih menunggu 14 teman lain. Ada empat orang waktu itu ditahan di sel, saya disuruh pulang. Tapi sampai sekarang, tidak dipanggil lagi," terangnya.

"Mestinya saya diproses juga, kalau dilihat dari secara hukum dari Rp 5 juta itu. Buktinya, saya bebas-bebas saja," jelasnya lagi.

Keempat orang yang ditahan itu adalah sekretaris dan wakil sekretaris Komura dan 2 orang kasir Komura. "Uang Rp 6,1 miliar itu bukan tangkap tangan. Tapi diambil dari brankas, yang sebelumnya diambil dari bank untuk gaji buruh. Kasian selama ini jadi tergantung-gantung belum gajian. Kantor juga, disegel, otomatis tidak ada aktivitas. Mau makan apa kami, mestinya pemeritnah pikirkan juga," demikian Hambali.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
⁠Jenderal Polisi Mendadak Cek Kamar Mandi Taruni Akpol, Kondisinya jadi Sorotan
⁠Jenderal Polisi Mendadak Cek Kamar Mandi Taruni Akpol, Kondisinya jadi Sorotan

Jenderal polisi bintang dua ini melakukan pemeriksaan langsung ke kamar mandi taruni Akpol untuk memastikan kelayakan dan kenyamanan taruni.

Baca Selengkapnya
Tukang Pangkas di Demak Ditemukan Tewas, Polisi Pastikan Dibunuh
Tukang Pangkas di Demak Ditemukan Tewas, Polisi Pastikan Dibunuh

Pelanggan menemukan korban dalam posisi duduk di kursi pangkas. Dia tidak bergerak.

Baca Selengkapnya
Korban Meninggal Akibat Odong-Odong Ditabrak Truk Boks di Batang Bertambah Dua Orang, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka
Korban Meninggal Akibat Odong-Odong Ditabrak Truk Boks di Batang Bertambah Dua Orang, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

Kecelakaan itu menyebabkan dua penumpang odong-odong tewas dan seorang lainnya mengalami luka berat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bintara Polisi Masih Bujangan saat Kenaikan Pangkat, Komandan Langsung Siram Air 'Ben Laku'
Bintara Polisi Masih Bujangan saat Kenaikan Pangkat, Komandan Langsung Siram Air 'Ben Laku'

Momen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.

Baca Selengkapnya
Sering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'
Sering Mengurusi ODGJ, Potret Semringah Polisi Baik Saat Liburan Bersama Keluarga 'Adem Banget Mendekat Air Terjun'

Purnomo Polisi Baik di tengah kesibukannya melakukan aksi sosial sedang meluangkan waktu untuk liburan bersama keluarga di sebuah air terjun yang sejuk dan asri

Baca Selengkapnya
Bus Pahala Kencana Tabrak Truk di Tol Tembalang, Dua Orang Meninggal, Lima Luka Ringan
Bus Pahala Kencana Tabrak Truk di Tol Tembalang, Dua Orang Meninggal, Lima Luka Ringan

Polisi saat ini masih memburu keberadaan sopir bus.

Baca Selengkapnya
'Suhu' Lapangan Diperintah Komandan Pakai Seragam Dinas Polisi, Begini Potretnya Langsung jadi Sorotan
'Suhu' Lapangan Diperintah Komandan Pakai Seragam Dinas Polisi, Begini Potretnya Langsung jadi Sorotan

Polisi tersebut nampak tampil nyentrik dan unik di antara anggota lainnya.

Baca Selengkapnya
Kombes Polisi Tanya Pasukan Cuma 1 Orang yang Menjawab, Diperintah Maju Langsung Dikasih Duit
Kombes Polisi Tanya Pasukan Cuma 1 Orang yang Menjawab, Diperintah Maju Langsung Dikasih Duit

Aksi seorang komandan polisi langsung memberi uang tunai ke anggota di tengah apel menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya
Polisi Bakal Tindak Tegas Ormas yang Maksa Minta THR ke Pengusaha
Polisi Bakal Tindak Tegas Ormas yang Maksa Minta THR ke Pengusaha

Pihaknya tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran serta masyarakat.

Baca Selengkapnya