Malu dengan keluarga, ratusan eks Gafatar asal Riau tak mau pulang
Merdeka.com - Ratusan warga Riau yang pernah bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) batal dipulangkan ke Riau. Alasan korban doktrin pemahaman sesat itu enggan pulang ke daerah asal, mereka mengaku malu dengan keluarganya.
"Harusnya, hari ini dipulangkan, tapi sebagian besar dari mereka tidak bersedia," ujar Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Syarifuddin, Jumat (29/1).
Menurut Syarifuddin, mereka masih takut untuk bertemu dengan keluarga di kampung halaman. Alasan lainnya adalah khawatir karena tidak diterima masyarakat.
Meski demikian, Dinas Sosial Provinsi Riau tidak menyerah begitu saja. Sambil mendata warga yang pernah bergabung dengan Gafatar, Pemerintah Riau berangsur-angsur membujuk mereka dengan cara berdialog intensif.
"Nanti mereka akan dipulangkan melalui jalur darat. Di Riau sudah ditempatkan penampungan sementara, sebelum dikembalikan kepada keluarga masing-masing," kata Syarifuddin.
Di Riau nanti, Dinas Sosial sudah mempersiapkan Rumah Persinggahan Trauma Center (RPTC) dan segala kebutuhan ratusan eks Gafatar itu. Bahkan, pemerintah juga akan membekali mereka dengan kerohanian dan psikososialnya.
Hingga kini, warga Riau yang terdata pernah bergabung dengan Gafatar yakni sebanyak 140 orang. Jumlah ini diprediksi bertambah lantaran bakal ada gelombang lainnya akan tiba di Jakarta dari Kalimantan Barat.
"Hingga kini, pendataan masih terus dilakukan. Data awal yang kita terima kan hanya 13 orang, tapi dalam dua hari jumlahnya terus bertambah. Mereka ada yang anak-anak, ada juga orang dewasa," tandasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaAkses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.
Baca SelengkapnyaDi musim kemarau tahun 2023 lalu, desa tersebut kembali muncul ke permukaan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjalanan Pengemis yang Kerap Marah-Marah Terhenti di Bogor, Diciduk Satpol PP dan Dikirim ke RS Jiwa
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaTiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca SelengkapnyaKarena dua hari itu masih sepi sehingga pemudik bisa lebih nyaman menempuh perjalanan pulang.
Baca Selengkapnya