Maestro tari Solo & puluhan seniman akan pentas tari di pabrik gula
Merdeka.com - Maestro tari asal Kota Solo, Sardono W Kusumo, akan mementaskan pertunjukan Sardono's Retrospective bertajuk Fabriek Fikr, di bekas Pabrik Gula Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, selama tiga hari. Rencananya pertunjukan itu dilakukan pada 20-22 November mendatang.
Pertunjukan yang menampilkan puluhan seniman dan budayawan dari beberapa daerah di Indonesia tersebut sebagai awal menuju Singapore International of Arts (SIFA) 2016. Sardono menjelaskan, tema Fabriek Fikr merupakan untuk memaknai secara baru.
"Pabrik gula Colomadu yang didirikan oleh Mangkunegaran IV pada 8 Desember 1861 sudah tak beroperasi sejak 1 Mei 1997. Sehingga harus muncul gagasan baru untuk inovasi," ujar Sardono saat menggelar konferensi pers di Alila Hotel, Solo, Selasa (18/11).
Menurut dia, pabrik gula perlu dimaknai sebagai sesuatu yang baru yakni sebagai sarana interkultur di Indonesia. Selain menampilkan tarian kontemporer dari seniman tari asal Papua, Solo, Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya, pertunjukan yang dikemas dalam pesta budaya tersebut juga menampilkan penyair besar Sapardi Djoko Damono.
"Selama 3 hari pertunjukan digelar, tanggal 20,21 dan 22 November, puluhan seniman akan tampil berbaur dengan pesta rakyat pasar malam. Bersama sutradra film Faozan Rizal saya membuat film yang panjangnya sampai 40 jam. Direktur SIFA ternyata tertarik dan akan menampilkannya dalam SIFA 2016 mendatang. Tetapi sebelum ditampilkan di luar negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan meminta harus ditonton dulu di Indonesia," jelasnya.
Pada akhirnya ia menjatuhkan pilihan di Pabrik Gula Colomadu, untuk mementaskan pertunjukan Sardono's Retrospective tersebut. Sardono menyebut film panjang tersebut sebagai film yang ber "mazhab" extended cinema. Sebuah genre baru dalam sebuah film yang telah menjalani proses syuting selama sekitar delapan tahun di berbagi negara.
"Antara Fabriek Fikr dengan revolusi mental ada benang merah didalamnya. Ini tidak lepas dari sejarah berdirinya pabrik gula tahun 1861 dimana pada masa itu kemudian muncul kesejahteran dan revolusi dalam berkesenian pada jaman Mangkunegoro IV yang berhasil membawa tari Srimpi ke berbagai negara," ungkapnya.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan PT Perkebunan Nusantara (Persero) IX, Hanung Tri Utomo, menambahkan Pabrik Gula Colomadu sebagai salah satu aset PTPN IX harus diberdayakan di masa mendatang.
"Pengembangan tersebut membutuhkan kearifan lokal dan itu telah didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar," tuturnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari Tari Sedunia adalah perayaan global yang didedikasikan untuk menghargai seni tari.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membayangkan jika beragam seni dan budaya di Indonesia dapat dikemas lewat pertunjukan yang menarik.
Baca SelengkapnyaTarian ini begitu lembut, gerakannya mirip lilin yang tertiup angin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seni tari modern merujuk pada gerakan artistik sebagai reaksi terhadap tradisi tari klasik yang telah mapan.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaMelalui acara tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diandalkan untuk membantu kesulitan masyarakat.
Baca SelengkapnyaTari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca SelengkapnyaDalam konteks budaya, pantun Bali lucu memainkan peran dalam melestarikan bahasa Bali dan seni sastra lisan tradisional.
Baca SelengkapnyaDahulu, tarian ini hanya dimainkan oleh kalangan tertentu. Namun kini tarian ini boleh dimainkan oleh masyarakat yang tinggal di luar keraton
Baca Selengkapnya