Lapak digusur, pedagang Sarkem tuntut keadilan ke Raja Yogyakarta
Merdeka.com - 15 Pedagang Pasar Kembang (Sarkem) yang tempat berjualannya digusur oleh PT KAI Daop VI Yogyakarta melaksanakan aksi Tapa Pepe di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Minggu (16/7). Tapa pepe yang dilakukan para pedagang di Jalan Pasar Kembang Yogyakarta ini merupakan bentuk menuntut keadilan kepada Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan HB X atas penggusuran yang terjadi.
Puluhan pedagang yang memiliki lapak di Jalan Pasar Kembang digusur oleh PT KAI Daop VI karena lahan yang digunakan mereka dijadikan lahan pedestrian. Lahan itu merupakan lahan Sultan Ground yang dikuasai oleh PT KAI Daop VI.
"Para pedagang sudah seminggu lebih tidak tahu mau bagaimana. Sampai sekarang masih terkatung-katung nasibnya," ujar humas paguyuban pedagang Manunggal Karto, Suwarto, Minggu (16/7).
Suwarto mengatakan bahwa karena lahan yang digunakan merupakan lahan Sultan Ground para pedagang pun mengadu kepada Raja Kraton Yogyakarta. Para pedagang berharap agar Sultan bisa bersikap adil dan memerhatikan nasib puluhan pedagang yang mata pencahariannya hilang karena digusur.
"Kepada Sultan kami mohon keadilan atas situasi seperti ini. Kami sebagai pedagang kecil tidak mendapat tempat yang lebih baik setelah digusur. Kami sudah berdagang sejak 1970," papar Suwarto.
Suwarto menceritakan bahwa para pedagang yang sebagian besar merupakan warga Yogyakarta saat ini masih shock paska digusur. Para pedagang mengalami sakit hati dan fisik karena digusur.
"Kami sampai saat ini tidak bisa bekerja. Tidak semua pedagang bisa ikut tapa pepe karena masih belum kuat menerima kenyataan usai digusur," terang Suwarto.
Suwarto menuturkan bahwa para pedagang di Jalan Pasar Kembang mendukung adanya pembangunan. Tetapi para pedagang yang digusur meminta solusi nasib mereka karena lapak mereka mencari nafkah digusur.
"Kami tidak pernah mendapat solusi dari pemerintah. Padahal kami sudah mendatangi Pemerintah Kota Yogyakarta, jawabannya hanya dipikirkan. Tempat yang ditempati dulunya Pemkot (Yogyakarta) yang mendirikan," pungkas Suwarto.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaKeluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang dikagetkan dengan temuan sekantong plastik. Plastik tersebut berisi peluru dan granat di pinggir kali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Megawati Soekarnoputri semangat menggulirkan Hak Angket untuk membongkar kecurangan Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSuhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.
Baca SelengkapnyaMomen pertemuan Lettu Windra Sanur dengan Kombes Yudhi Sulistianto Wahid.
Baca SelengkapnyaKepala Desa dan Sekretaris Desa di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dilaporkan ke Bawaslu karena diduga mengajak warga memilih caleg tertentu
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil ditangkap di kawasan Jakarta Timur, Selasa (2/4) siang hari tadI
Baca Selengkapnya