Laksanakan Arahan Jokowi, PKK Kampanyekan Perilaku Adaptasi Kebiasaan Baru
Merdeka.com - Ketua Umum Tim Penggerak PKK (TP PKK), Tri Tito Karnavian melepas secara resmi Tim Gebrak Masker PKK seluruh Indonesia. Tim ini nantinya akan membagikan masker dan mengkampanyekan perilaku adaptasi kebiasaan baru pada masa pandemi Covid-19 kepada seluruh masyarakat di wilayah masing-masing.
Gebrak Masker sendiri merupakan inisiasi dari Ketua Umum TP PKK setelah Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar para kader PKK ikut terlibat langsung dalam pembagian masker di masyarakat. Acara tersebut dilakukan secara virtual melalui zoom meeting dan ditayangkan melalui youtube IKAPTK pada Senin (17/8).
Adapun Tim Gebrak Masker merupakan gabungan dari kader PKK dan Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK). Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian mengingatkan, pandemi Covid-19 telah mengubah aspek kehidupan, termasuk kebiasaan sehari-hari yang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru.
"Kebiasaan baru yaitu kita harus mengikuti protokol kesehatan dengan disiplin memakai masker, menjaga jarak, sering mencuci tangan, menghindari kerumunan, menjaga segala sesuatu yang berhubungan dengan orang lain sehingga kita tidak tertular. Dan segala bentuk yang merupakan proteksi diri harus kita jalani dengan disiplin semaksimal mungkin," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/8).
Dia menyayangkan masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan meremehkan tentang penularan Covid-19 ini. Hal itu membuat angka penularan dan jumlah penderita Covid-19 terus bertambah.
Untuk itu, Tri meminta seluruh pihak untuk aktif bersama-sama dalam menurunkan tingkat penularan Covid-19 ini, termasuk seluruh kader PKK. Karena, menurutnya, kader PKK dikenal dengan militansinya.
"Kita PKK kader PKK sudah terkenal militannya. Bahwa saya tahu kader PKK di seluruh Indonesia bekerja keras dan tanpa pamrih dalam mengabdikan diri kepada masyarakat," ujarnya.
Karena itu, dia merasa senang atas kerja sama TP PKK dengan IKAPTK dalam ikhtiar membagikan masker dan sosialisasi protokol kesehatan dalam adaptasi kebiasaan baru tersebut. Kerja sama ini sangat penting lantaran kegiatan pembagian masker juga harus dibarengi dengan sosialisasi yang optimal. Yakni bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menggunakan masker.
“Pembagian masker mungkin saya pikir mudah karena kita hanya menyediakan tenaga saja, kemudian kita turun ke lapangan door to door membagikan. Dan itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun sulitnya adalah mensosialisasikan bagaimana agar masker itu bisa dipakai. Bagaimana mereka bisa mengerti pentingnya masker itu," terangnya.
Untuk itu, Tri berharap kegiatan Gebrak Masker ini bukan hanya sebatas seremonial, namun benar-benar dilakukan di lapangan secara terus-menerus. "Kegiatan bagi masker ini adalah kontribusi kita kepada negara. Yang hari ini mudah-mudahan sesuai dengan semangat 17 Agustus ini kita bersama-sama tidak putus asa dalam menghadapi Covid-19 dan terus semangat membagikan masker," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMenko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mempolitisasi bantuan sosial
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kata Huda, anggota fraksi PKB sudah ada beberapa yang menandatangi hak angket.
Baca SelengkapnyaSelain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membocorkan bakal ada pertemuan antara ketua umum partai setelah Paloh bertemu Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut TKN, Prabowo Subianto memiliki fokus perhatian yang besar pada isu pangan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca Selengkapnya