Kunjungi Pesantren, Bupati Anas Tinjau Kesiapan New Normal
Merdeka.com - Sejumlah pesantren di Banyuwangi mulai bersiap untuk membuka kembali aktivitasnya setelah lebih tiga bulan tutup karena pandemi Covid-19 yang juga berdampak di ujung timur Jawa ini. Akan tetapi, hanya pesantren yang mampu siap dengan konsep the new normal saja yang diperkenankan.
"Sesuai maklumat PWNU tentang pembukaan pembelajaran santri di pondok pesantren, pada prinsipnya kita memberikan kewenangan sepenuhnya kepada pesantren kapan saatnya untuk aktif kembali. Tapi, kami mensyaratkan harus mampu menerapkan protokol kesehatan sebagaimana diatur dalam konsep new normal," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (5/6).
Bupati Anas mengaku telah meninjau sejumlah pondok pesantren (PP) yang berencana membuka kembali pembelajaran untuk santri, salah satunya meninjau kesiapan PP. Miftahul Ulum, di Desa Bengkak, Wongsorejo, Banyuwangi.
Konsep new normal untuk pesantren sendiri mengacu pada hasil rapat koordinasi antara pengasuh pesantren, Pemkab Banyuwangi dan PCNU Banyuwangi beberapa waktu lalu. Dalam rapat tersebut, terdapat beberapa poin yang harus dipenuhi pesantren sebelum mengaktifkan kembali pesantrennya.
©2020 Merdeka.comDi antara konsep new normal pesantren itu adalah memastikan kesehatan para santri, terutama yang berasal dari luar kota. "Bagi yang berasal dari luar kota, santri harus membawa surat keterangan sehat. Sesampainya di pondok juga harus melalui karantina terlebih dahulu selama 14 hari," ungkap Anas.
Selain itu, imbuh Anas, pihak pesantren untuk senantiasa berkoordinasi dengan puskesmas setempat guna memantau kelayakan dan kondisi kesehatan para santri. "Untuk aspek kesehatannya, nanti dari puskesmas akan memberikan assasment. Seperti pengaturan jarak, cek kesehatan dan lainnya," ujarnya.
Pesantren Miftahul Ulum sendiri, berencana untuk mengaktifkan proses belajar mengajar pada 17-19 Juni mendatang. Para santri dari Banyuwangi dijadwalkan pada dua hari pertama, sedangkan yang dari luar kota pada hari ketiga.
©2020 Merdeka.com"Hal ini agar lebih mudah proses pemeriksaan kesehatan dan pendataannya," ujar Pengasuh PP. Miftahul Ulum KH. Hayatul Ikhsan.
Santri putra dan putri di pesantren tersebut, mencapai 300-an orang. 38 santri di antaranya berasal dari luar kota. Seperti Bali dan Surabaya.
"Kita telah mengumumkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Kami juga menyiapkan empat ruang isolasi bagi yang berasal dari luar kota ini. Mereka akan dipantau langsung oleh Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren) bersama Puskesmas," imbuh Kiai Hayat.
Untuk menjamin penerapan physical distancing sendiri, pesantren mengaku memiliki ruang yang cukup representatif. "Setiap kamar bisa diisi oleh 5 sampai 6 orang santri. Jadi, masih memungkinkan bagi mereka untuk menjaga jarak," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaPihak pondok pesantren mengantarkan jenazah korban ke rumahnya, tanpa lapor polisi.
Baca SelengkapnyaSelama menjadi bupati, ia diterjang cobaan besar akibat melanjutkan program bupati pendahulunya yang bermasalah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Laporan terhadap Cawapres Muhaimin Iskandar begitu cepat diproses oleh Bawaslu.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, kembali melaksanakan program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).
Baca SelengkapnyaAnies mengimbau pendukung berhati-hati. TPS harus betul-betul diawasi dengan benar.
Baca SelengkapnyaSang pendiri, Kiai Nur baru mendirikan surau saat puluhan santri datang untuk berguru padanya.
Baca SelengkapnyaMenurut Hasto PDIP, Ganjar mampu menurunkan angka kemiskinan dengan sumber dana yang tidak sebanyak DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya