KSP Minta Anak Muda Terapkan Budaya Kesiapsiagaan Bencana
Merdeka.com - Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan, pemerintah akan terus menggalakkan upaya kesiapsiagaan bencana yang berorientasi pada pencegahan dengan melibatkan peran anak muda. Hal ini penting lantaran tren jumlah bencana dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
"Budaya kesiapsiagaan bencana sebenarnya sudah dimiliki orang tua kita, kearifan orang tua perlu diwariskan ke generasi muda," kata Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana, Selasa (26/4).
Dia bilang, melibatkan peran anak muda untuk sigap bencana sangatlah penting. Sebab, apabila di masa depan tidak siap siaga bencana, negara tidak hanya menghadapi dampak hilangnya jiwa manusia namun dampak ekonomi yang tidak kecil.
"Kementerian Keuangan mencatat rata-rata kerugian ekonomi akibat bencana mencapai Rp22,8 trilliun pada periode 2005-2017,” imbuhnya.
Abetnego menuturkan, secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang berada di pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri mencatat 1,073 bencana terjadi di tahun 2012 dan angka ini meningkat di tahun 2017 terjadi 2.372 bencana.
Sementara itu, selama kurun tahun 2005-2017, Kementerian Keuangan mengeluarkan dana cadangan rata-rata sebesar Rp3,1T untuk pembiayaan penanggulangan bencana.
Selama kurun waktu tersebut, pembiayaan penanggulangan bencana gempa bumi mengisi peringkat pertama dengan besar kerugian mencapai Rp 7,56 Triliun. Bencana kebakaran menempati peringkat kedua dengan biaya penanggulangan mencapai Rp 6,32 Triliun. Disusul bencana banjir (Rp 4,04 Triliun), tsunami (Rp 2,71 Triliun), longsor (Rp 4,29 Triliun), letusan gunung api (Rp 1,25 Triliun), cuaca ekstrim dan gelombang ekstrim (Rp 1 Triliun) dan kekeringan (Rp 0,01 Triliun).
Beberapa praktik tradisional di Indonesia pun dianggap efektif untuk mengurangi risiko bencana. Misalnya para nenek moyang terdahulu yang tinggal di pesisir pantai selalu berupaya menjaga hutan mangrove untuk menghindari risiko abrasi. Abetnego juga mencontohkan rumah adat Oma Hada di Nias, Sumatera Utara dengan struktur tiang dan sambungan tanpa menggunakan paku sehingga tahan gempa.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Azanil Kelana mengatakan, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak muda.
Baca SelengkapnyaBudaya ketupat lepas jadi bukti rasa sayang orang tua ke anaknya.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kedekatan orang tua dan anak merupakan hal penting untuk pertumbuhan anak.
Baca SelengkapnyaMenurut Budi, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah harus sehat dan pintar.
Baca SelengkapnyaGestur itu diungkap KPAD Kota Bekasi saat mendampingi tersangka menjalani pemeriksaan di Mapolres Metro Bekasi Kota.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaDalam memaksimalkan perkembangan anak remaja, orangtua bisa membantu.
Baca SelengkapnyaAdanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
Baca Selengkapnya