Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyiapkan sanksi tambahan yang bakal dibebankan kepada koruptor. Sanksi itu guna memberi efek jera agar tidak mengulangi perbuatan korupsinya lagi.
"Sanksi sedang kami kembangkan. Kami ingin tingkatkan sanksi berat," ujar Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, usai menjadi pembicara 'Seminar Nasional Keterkaitan Psikologi dan Korupsi, Kajian Psikologi Terhadap Fenomena Korupsi di Indonesia', di Gedung Rumah Sakit Pendidikan UNPAD, Bandung, Sabtu (2/11)
Bambang mencontohkan pengenaan sanksi tambahan seperti pada Ahmad Fathanah dan Irjen Pol Djoko Susilo. Mereka selain dituntut hukuman tinggi, juga dijerat pidana tambahan berupa pengganti kerugian negara.
"Misalkan Fathanah kita tuntut 17 tahun. Djoko juga tinggi. Bukan hanya itu tapi ada tindak pidana tambahan. Itu artinya kita ingin mendorong, supaya sanksi lebih keras. Tapi KPK tidak punya wewenang di pengadilan, tapi meningkatkan tuntutannya," ujar Bambang.
Menurut Bambang, proses pembahasan sanksi tambahan itu telah selesai pada draf awalnya. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pengadilan terkait hal itu.
"Jadi ini lagi dibahas. Draf awal sudah selesai, tinggal tools-nya. Jadi nanti korupsi di sektor kesehatan beda dengan pendidikan dan lingkungan. Nanti yang diukur dampak kerugian," ujarnya.
Lebih jauh lagi, Bambang menjelaskan, jika ada kasus korupsi soal jembatan, pihaknya akan mengukur dampak kerugiannya. Diukurnya bukan hanya dalam kerugian jangka pendek namun juga jangka panjangnya.
"Misal, jembatan ambruk di Kalimantan Kukar. Kalau nanti ada korupsi lagi di situ dampaknya sudah diukur, kan jembatan itukan punya long life. Misal 50 tahun umurnya tapi 10 tahun sudah hancur, 40 tahun harus bayar. Terus itu kan ada sektor ekonomi berkembang. Akibat rubuh itu ada kerugian ekonomi. Nanti dihitung. Selanjutnya ada kerugian lain misal mobil yang masuk dari jembatan rubuh itu harus bisa diukur, dengan begitu koruptor harus bisa membayar atas apa yang telah dilakukan," papar Bambang.
"Ditambah lagi dengan misalnya si penegak hukum itu kan bekerja harus dibayar, itu ditanggung koruptor. Itu semua bisa dihitung. Ini yang akan dilakukan KPK," pungkasnya.
Terakhir, Bambang berharap proses pengajuan sanksi tambahan ini akan cepat diproses. "Ini memang wacana, tapi jadi tools, ini perlu kebijakan. Nanti diujicoba, terus lihat pengadilannya mau atau tidak. Ini sudah diimplementasikan tools-nya. Saya maunya cepat. Kan UU bukan saya yang kuasai," tutupnya.
[has]Hasil Autopsi, Wanita Tewas di Indekos Serpong Ada 9 Luka Tusukan dan Sayatan
Sekitar 1 Jam yang lalu'Hajar' Samsak, Sandiaga Uno Harap Prestasi Wushu dan Taichi Terus Meningkat
Sekitar 1 Jam yang laluKecelakaan 17 Mobil di Tol Cipularang, 4 Orang Luka-Luka
Sekitar 2 Jam yang laluKecelakaan 17 Mobil di Tol Cipularang, Petugas Masih Evakuasi
Sekitar 2 Jam yang lalu3 Anak Terseret Ombak di Pantai Batu Gong Sultra, 1 Hilang
Sekitar 2 Jam yang laluKecelakaan di Tol Cipularang, Libatkan 17 Mobil
Sekitar 2 Jam yang laluAndika Perkasa Muncul Jadi Bacapres, Relawan akan Komunikasi dengan NasDem
Sekitar 3 Jam yang laluTuris Asal India Dijambret di Bali, Ponsel Seharga Lebih dari Rp9 Juta Raib
Sekitar 3 Jam yang laluPemberangkatan Terakhir dari Madinah Besok, 3 Jemaah akan Dievakuasi ke KKHI Makkah
Sekitar 4 Jam yang laluUsai Copet HP di Bar Kuta, Residivis Lintas Jawa-Bali Ditangkap Polisi
Sekitar 4 Jam yang laluCuaca Ekstrem, Pendaki Diimbau Tak Lakukan Pendakian Gunung Gede pada Malam Hari
Sekitar 5 Jam yang laluCemburu, Pemuda Keroyok Pria yang Diduga Selingkuhan Kekasihnya
Sekitar 5 Jam yang laluKKHI Madinah Rekomendasikan 23 Jemaah Disafariwukufkan
Sekitar 5 Jam yang laluBupati Ipuk Ajak Masyarakat Banyuwangi Tingkatkan Etos Kerja dengan Selawat Badar
Sekitar 5 Jam yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluSosok John Wempi Wetipo, Kader PDIP Miliki Rp65 M Dipuji Megawati Karena Disiplin
Sekitar 1 Minggu yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 4 Hari yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 6 Hari yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 1 Minggu yang laluJokowi: Saya akan Ajak Negara G7 untuk Upayakan Perdamaian di Ukraina
Sekitar 15 Jam yang laluKedekatan Jokowi dan Luhut, Hingga Merasa Selalu Dilindungi
Sekitar 1 Hari yang laluElite Parpol Ramai Lobi-Lobi buat Pencapresan, PSI Kutip Jokowi 'Ojo Kesusu'
Sekitar 2 Hari yang laluVIDEO: Pasukan Elite TNI di Paspampres Kawal Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Sekitar 2 Hari yang laluMenkes Minta Bantuan Jepang Jaga Kualitas Mesin Pendingin Vaksin
Sekitar 6 Jam yang laluUpdate 26 Juni 2022: Kasus Positif Covid-19 Tambah 1.726 Orang
Sekitar 10 Jam yang laluKasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Naik, Menkes: Rate Nasional Masih Terkendali
Sekitar 11 Jam yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 3 Minggu yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Serang Ibu Kota Ukraina, Satu Orang Tewas
Sekitar 7 Jam yang laluRusia Berhasil Rebut Wilayah Severodonetsk dari Pasukan Ukraina
Sekitar 10 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami