KPAI Temukan Ruang Kelas Mirip Penjara di SMA Palembang yang Siswanya Tewas Saat MOS
Merdeka.com - Kematian siswa baru SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, DBJ (14) akibat penganiayaan saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) baru-baru ini mendapat sorotan Komisi Perlindungan Anak Indoensia (KPAI). KPAI menemukan banyak kejanggalan di sekolah tersebut.
Hal tersebut berdasarkan hasil penyelidikan dan pengamatan KPAI ke lokasi. Komisioner lembaga ini juga menjenguk langsung siswa yang terbaring di Rumah Sakit Charitas Palembang.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menemukan fasilitas di sekolah itu tak sesuai dengan sistem asrama yang digunakan. Iuran juga sangat mahal yakni Rp22 juta untuk uang masuk, bulanan Rp1,5 juta dan Rp3 juta untuk semester.
"Fasilitasnya sangat tidak memadai, bahkan ada ruang kelas mirip penjara," ujar Retno di Palembang, Rabu (17/7).
Ironisnya lagi, lulusan SMA itu pada tahun lalu tidak ada yang lolos ke tingkat akademi militer maupun akademi polisi. Hanya segelintir yang mampu menjadi anggota polisi melalui jalur bintara atau Bintara. Padahal, sekolah itu menerapkan pendidikan karakter semi militer.
"Jelas berbanding terbalik dengan branding-nya, pakai semi militer tapi tidak ada yang masuk," ucapnya.
Menurutnya, sekolah itu harus dievaluasi secara total karena menyangkut sistem pendidikan ke depan dan tujuannya. Apalagi izin operasionalnya akan habis pada Oktober 2019 setelah beroperasi selama 15 tahun.
"Kita minta audit. Sehingga lebih diketahui apakah nantinya izin sekolah tersebut layak untuk diperpanjang atau tidak," ungkap
Dari hasil pengamatannya, ditemukan banyak kejanggalan di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang. Dalam rundown MOS ternyata tidak ada agenda long march sejauh empat kilometer. Tapi kenyataannya berbeda dari rundown. Artinya, kegiatan itu di luar prosedur tetapi tetap dibiarkan oleh panitia maupun pimpinan sekolahnya.
Pembinaan yang menghadirkan TNI juga perlu ditanyakan. Jangan sampai anggota TNI yang terlibat justru ilegal alias tanpa surat perintah dari kesatuannya. "Jika memang menggunakan pendampingan pihak TNI, saya juga menanyakan adakan surat perintah penugasan dari kesatuannya," kata dia.
Pengawasan dari Dinas Pendidikan Sumsel sangat penting agar kejadian serupa tak terulang. Dia menilai perilaku itu akibat lemahnya kontrol instansi yang menanganinya.
"Memang harus perlu evaluasi, saya anggap Dinas Pendidikan kurang mengawasi sekolah berasrama."
Diketahui, siswa SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, DBJ (14) tewas saat mengikuti mengikuti MOS, Sabtu (14/7). Dia mengalami luka memar di kepala dan dada.Polisi yang menerima laporan dugaan penganiayaan langsung melakukan penyelidikan. Alhasil, seorang pembina MOS, Obby Frisman Arkataku (24) ditetapkan sebagai tersangka yang diduga menjadi pelaku penganiayaan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasutri ini selalu mengingat pesan orang tuanya untuk tidak mengukur pekerjaan dengan uang yang didapat.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah seorang ojol perempuan yang tiba-tiba rindu kuliah saat ngetem di kampusnya mendapat banyak sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaKJP (12) dinyatakan hilang hampir satu bulan. Orang tuanya sudah mencari tetapi belum juga bertemu.
Baca SelengkapnyaAplikasi Platform Merdeka Mengajar (PMM) telah diunduh oleh lebih dari 3,5 juta guru.
Baca SelengkapnyaSeorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21
Baca Selengkapnya