KontraS minta pemerintah tak lempar tanggung jawab soal TPF Munir
Merdeka.com - Kepala Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia KontraS, Raden Arif Nur Fikri meminta pemerintah tidak saling lempar tanggung jawab terkait publikasi dokumen hasil investigasi Tim Pencari Fakta (TPF) kematian aktivis HAM Munir Said Thalib. Ini menanggapi sikap pemerintah yang belum membuka hasil investigasi TPF Munir ke publik.
"Jangan melempar tanggung jawab baik itu Menko Polhukam maupun Presiden. Pemerintah punya tanggung jawab untuk dokumen tersebut, sebagai kepala pemerintah siapa? Jadi jangan lempar tanggung jawab," katanya di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/9).
Arif menegaskan, Presiden Joko Widodo harus mengumumkan hasil investigasi TPF Munir. Sebab, pemegang kewenangan tertinggi di Tanah Air adalah Presiden.
"Jangan beralasan kita enggak punya dokumen dan segala macam," ucapnya.
Dia melanjutkan, pemerintah sebetulnya tidak bisa beralasan tak memiliki dokumen TPF Munir. Sebab, Komisi Informasi Pusat (KIP) telah menyerahkan dokumen tersebut kepada Kementerian Sekretariat Negara.
"Kalau berdasarkan sidang KIP, dokumen itu sudah diserahkan ke Kementerian, Presiden, di situ ada Setneg, Setkab. Seharusnya dokumen itu terarsip di Kementerian Sekretariat Negara," kata Arif.
"Nah (kalau dokumen itu tidak ada) artinya kearsipan di pemerintah yang tidak baik. Kalau memang dari awal pemerintah ada itikad baik, inikan sebenarnya ada yang disembunyikan sehingga akhirnya pemerintah tidak mau membuka informasi TPF itu," imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan Presiden Jokowi sudah menginstruksikan Menko Polhukam Wiranto dan Jaksa Agung HM Prasetyo untuk menelusuri dokumen TPF Munir. Namun, hingga saat ini belum ada progres dari instruksi tersebut. Menurut Teten, yang bertanggungjawab untuk menyampaikan kepada publik soal TPF tersebut adalah Wiranto.
"Sebenarnya harusnya yang memberi keterangan Pak Wiranto," ucap Teten.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Ajak Istri Pindah ke IKN Juli 2024: Saya Mau Duluan Sebelum Presiden
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono harus semakin intensif melakukan peninjauan pembangunan IKN.
Baca SelengkapnyaTKN: Anies-Muhaimin Maupun Ganjar-Mahfud Bukan Musuh Kita
Bahkan, kata Rosan, Prabowo sudah menyatakan secara terbuka jika terpilih menjadi Presiden akan merangkul semua pihak.
Baca SelengkapnyaDiminta Mundur dari Menteri, Mahfud MD: Ganjar Calon Presiden yang Pro Rakyat
Pada akhir acara debat cawapres, Mahfud sudah menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo yang telah memberinya mandat sebagai Menkopolhukam.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Sebut Presiden Boleh Kampanye dan Berpihak, Ini Respons TPN Ganjar-Mahfud
TPN Ganjar-Mahfud merespons pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan presiden dan menteri diperbolehkan memihak dan ikut melakukan kampanye saat pemilu.
Baca SelengkapnyaSerahkan Surat Pengunduran Diri, Mahfud Ungkap Reaksi Jokowi: Beliau Bergurau Seperti Teman Lama
Mahfud telah menyampaikan surat pengunduran diri kepada Presiden Jokowi di Istana Negara.
Baca SelengkapnyaKunjungi Sumbu Kebangsaan IKN, Presiden Jokowi Lakukan Penanaman Pohon Bersama
Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke IKN guna meninjau kembali progres pembangunan.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Presiden Jokowi Beri Kenaikan Pangkat Jenderal Kehormatan ke Prabowo Subianto
Presiden Joko Widodo ungkap alasan dibalik pemberian kenaikan pangkat Jenderal Kehormatan untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dampak Perubahan Iklim Nyata, Imbasnya Kerugian Gagal Panen
"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaCak Imin Minta Pendukung AMIN Tunggu Sampai Perhitungan Suara: Ancaman Kecurangan Makin Nyata
Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mendapat informasi bahwa ada rencana untuk merusak surat-surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca Selengkapnya