Konsumsi pertamax di Banyumas meningkat 300 persen
Merdeka.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar yang diumumkan beberapa waktu lalu, menyebabkan konsumsi pertamax yang didistribusikan dari Depot Maos, Cilacap, Jawa Tengah, naik sekitar 300 persen.
Sales Executive Retail Rayon 5 Pertamina Pemasaran, Angga Yuda Winata mengatakan peningkatan konsumsi pertamax dipengaruhi faktor selisih harga antara BBM bersubsidi yang mengalami kenaikan dengan turunnya harga minyak dunia.
"Ada selisih harga sekitar Rp 2 ribu antara harga pertamax sekitar Rp 10.600 saat ini dengan BBM bersubsidi yang Rp 8.500," ujarnya kepada wartawan di Purwokerto, Jumat (28/11).
Lebih jauh, dia menjelaskan kenaikan konsumsi saat ini hingga 120 kilo liter dari sebelumnya yang hanya 40 kilo liter. Kondisi ini, ungkap Angga, berbeda dengan konsumsi BBM bersubsidi yang turun sekitar 30 persen.
"Konsumsi BBM bersubsidi saat ini malah menurun dari 2.200 kilo liter menjadi hanya di kisaran 1.800 kilo liter," ucapnya.
Dengan kondisi tersebut, Angga mengemukakan ada pergantian tangki penyimpanan di Depot Maos, Cilacap yang tadinya berisi BBM bersubsidi menjadi pertamax sebanyak satu tangki. Dari prediksinya, perubahan konsumsi ini paling banyak terjadi di wilayah perkotaan seperti Purwokerto.
"Faktor perubahan ini bisa juga disebabkan dari tingkat pendidikan dan pelayanan di SPBU yang lebih maksimal dibanding wilayah pelosok," ujarnya.
Lebih jauh, dia menjelaskan, setelah terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi pihaknya sudah bisa memprediksi kenaikan konsumsi pertamax. Fenomena beralihnya konsumsi masyarakat dari BBM bersubsidi ke pertamax, lanjut Angga, sebenarnya terjadi di seluruh Indonesia.
"Hitung-hitungannya memang sudah ada dan kami sudah memprediksi adanya peningkatan konsumsi pertamax pada saat ini," tuturnya.
Saat ditanya mengenai adanya selisih harga pertamax di Jakarta dengan daerah, Angga mengemukakan faktor kompetisi antar SPBU menjadi faktor yang dominan.
"Perbedaan harga pertamax di Jakarta dengan di Purwokerto misalnya bisa dilihat dari persaingan pasar. Karena di Jakarta, misalnya, SPBU Pertamina berdampingan dengan Shell dan Total, sehingga terjadi kondisi pasar sempurna dan mau tidak mau harga pun harus bersaing," katanya.
Kondisi tersebut berbeda dengan di daerah yang masih di monopoli Pertamina. Selain itu, dia menjelaskan hingga kini pasokan pertamax diyakini masih aman.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kenaikan penyaluran untuk BBM gasoline di Nataru 2023/2024 mengalami kenaikan hingga 4,6 persen.
Baca SelengkapnyaPertamina memprediksi konsumsi BBM mengalami kenaikan sebesar 6 persen secara agregat.
Baca SelengkapnyaLonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaPertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.
Baca SelengkapnyaPenemuan sumber migas baru di Tambun, Bekasi ditajak pada 18 Agustus 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaPertamina memutuskan untuk menahan harga jenis BBM non subsidi meski SPBU lain mulai mengerek harga sejak awal tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertamina Patra Niaga telah menyelesaikan tugas penyaluran energi bagi masyarakat dengan maksimal sepanjang periode Satgas Nataru.
Baca Selengkapnya