Komjen Tito: Teroris ditangkap nangis, maunya mati di tangan polisi
Merdeka.com - Calon Kapolri Komjen Tito Karnavian menjawab mengenai pola penangkapan terhadap teroris. Menurutnya, justru banyak teroris menolak menyerah karena berkeyakinan mati di tangan aparat masuk surga.
Tito mendapat pengalaman ini ketika meringkus Iwan Darmawan Mutho alias Rois di dermaga Institut Pertanian Bogor. Rois diketahui terlibat teror bom di Kedutaan Besar Australia pada 2004.
"Kita tangkap hidup-hidup dia nangis, hilang momentum fight dengan polisi biar mati masuk surga," kata Tito saat uji kepatutan di Komisi III DPR, Kamis (23/6).
Menurut mantan Kapolda Metro itu, hampir aparat diseluruh dunia seperti Spanyol, Prancis dan AS menghadapi pelaku teror dengan ideologi seperti itu. Meski diminta menyerah tetap saja teroris lakukan penyerangan.
"Kita berhadapan sama orang mau mati, tapi petugas kan enggak siap mati," tuturnya.
Selama ini pola yang dipakai, kata Tito, aparat lakukan pengepungan, lalu meminta teroris menyerahkan diri. Jika itu tidak didengar polisi akan melempar gas air mata sambil merangsek masuk.
"Seringnya pelaku bertahan dengan senjata dan bom. Bahkan ada lokasi yang sudah dipasangi bom," tuturnya.
Dalam kasus penembakan di kafe Gay Orlando, AS, menurut Tito tidak bisa dipaksakan pelaku harus ditangkap hidup-hidup. "Apa harus dipaksakan dengan risiko dibawa ke pengadilan," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaPenangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Korban yang tidak menaruh curiga langsung masuk ke rumah pelaku SR, yang sudah menyiapkan golok.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Ternyata Punya Sifat Temperamen
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaTotal 146 terduga teroris ditangkap Polri sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca Selengkapnya