Komjen Syafruddin bantah ada 40 masjid radikal di DKI: Hati-hati berbicara!
Merdeka.com - Dewan Masjid Indonesia (DMI) membantah ada masjid di DKI Jakarta yang dijadikan tempat penyebaran radikalisme. Wakil Ketua Umum DMI, Komjen Pol Syafruddin mengimbau kepada pihak-pihak yang mengatakan ada masjid di Jakarta sebagai tempat penyebaran paham radikal agar berhenti berpolemik dan menggiring opini publik.
Seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga S Uno menyampaikan ada 40 masjid yang menyebarkan paham radikal di Jakarta. Dia mengaku mendapatkan data dari putri Gus Dur, Alissa Wahid.
"Jadi ini bulan Ramadan. Jangan kita banyak berpolemik, (menggiring) opini publik," jelasnya di Kantor DMI, Jalan Jenggala 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6).
Dia mengatakan tak elok jika masjid yang merupakan tempat suci dipolemikkan. "Mari kita berhati jernih, tulus dan ikhlas. Kami-kami ini pengurus masjid tulus dan ikhlas mengabdi menyiapkan tempat ibadah, menyiapkan fasilitas untuk umat Islam untuk melaksanakan ibadah supaya khusyuk ibadahnya dan masjid juga diperuntukkan untuk seluruh umat manusia untuk tempat berlindung dan tempat fasilitas apa saja," jelasnya.
Syafruddin mengatakan informasi itu juga telah dibantah dan diluruskan. Dia menegaskan tak tepat mengalamatkan masjid sebagai tempat penyebaran paham radikal.
"Saya rasa alamat itu tidak tepat ditujukan kepada masjid. Tempat ibadah dan tempat suci masjid itu supaya kita jaga bersama. Supaya kita juga hati-hati berbicara," ujar Wakapolri ini.
"Di situ masjid. Bagaimana mau radikal. Tempat ibadah, tempat suci. Tidak ada. Pokoknya saya konsisten membantah itu bahwa pasti masjid tidak ada tempat begituan," lanjutnya.
Menjaga masjid dari penceramah yang radikal pasti dilakukan. DMI mengimbau kepada pengurus, takmir, dan marbut agar ikut menjaga. Termasuk juga pengurus DMI dan masyarakat. Masjid hendaknya dijadikan tempat membangun dan mempererat persaudaraan antar umat Islam (ukhuwah Islamiyah).
"Makanya program kita itu adalah program yang soft, yaitu kebersihan, estetika, ekonomi berbasis masjid, wisata religi berbasis masjid, itu semua soft. Silakan masyarakat mengambil pilihan-pilihan yang soft approach. Kalau istilahnya saya itu selalu melakukan pendekatan soft approach," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolsek Limapuluh Kompol Bagus Harry Priyambodo, mengambil inisiatif dengan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi di Masjid Jamiatuzzahidin, Selasa (9/1) malam
Baca SelengkapnyaNantinya masjid negara IKN ini bisa menampung sekitar 61 ribu jemaah.
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kementerian Kesehatan mencatat, jemaah haji yang mengidap demensia pada penyelenggaraan haji tahun 2023 mengalami peningkatan drastis.
Baca SelengkapnyaMasjid itu menjadi saksi bisu pembebasan Irian Barat pada tahun 1960.
Baca SelengkapnyaDMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.
Baca SelengkapnyaKeterangan keluarga pelaku diketahui, pelaku sering berdiam diri dan bengong.
Baca SelengkapnyaJokowi juga mengklaim hubung Indonesia dan Persatuan Emirat Arab sangat dekat dalam semua bidang,
Baca SelengkapnyaSituasi Masjidil Haram pada hati pertama pun nampak penuh dengan jamaah yang ingin menghabiskan waktu
Baca Selengkapnya