Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Komisi VIII DPR Diminta Percepat Pembahasan RUU PKS

Komisi VIII DPR Diminta Percepat Pembahasan RUU PKS Foto komisi VIII temui disabilitas. ©2019 Merdeka.com/Sania Mashabi

Merdeka.com - Gerakan Perempuan Disabilitas Indonesia bertemu anggota Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/3). Mereka datang untuk menyatakan sikap atas Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS).

Dalam pertemuan itu, Gerakan Perempuan Disabilitas Indonesia diterima oleh tiga anggota Komisi VIII yakni Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dari Fraksi Gerindra, Diah Pitaloka dari Fraksi PDIP, dan I Gusti Agung Putri Astrid Kartika Fraksi PDIP.

"Pertama kita mendukung percepatan kan kalau mas-mas pernah dengar banyak sekali isu kekerasan seksual yang kemudian yang seram-seram banget gitu terus kemudian dialami oleh penyandang disabilitas," kata Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Maulani Rotinsulu di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (6/3).

Maulani berharap RUU ini bisa dibuat secara detail. Serta bisa membantu kalangan perempuan, anak-anak dan disabilitas.

"Nah ini kita belum melihat secara spesifik ini di dalam UU ini, bagaimana aparat penegak hukum mempersiapkan diri mereka untuk bisa melayani penyandang disabilitas. Oleh karena itu nanti kita punya beberapa masukan untuk mereka terkait itu ke Komisi VIII, kan mereka Panja-nya," ungkapnya.

Salah satu yang dia inginkan dalam RUU ini adalah spesifikasi bantuan hukum untuk para penyandang disabilitas. Terutama dalam hal pendamping hukum yang sesuai.

"Jadi ada pendamping psikologis, ada pendamping hukum, ada pendamping disabilitas. Misalkan saja, dia seorang tunawicara, nah pendampingnya adalah misalkan interpreteur bahasa isyarat," ujarnya.

"Kemudian dia adalah intelektual disabilitas, pendamping disabilitasnya misalkan orang-orang yang dipercaya oleh dia," sambungnya.

Di tempat yang sama, anggota Perhimpunan Jiwa Sehat Yeni Rosa Damayanti, mengatakan ada beberapa hal yang tidak diatur dalam Undang-Undang KUHP. Karena itu dia berharap RUU PKS bisa segera dirampungkan.

"Sementara di Undang-Undang KUHP harus ada unsur dipaksanya tuh harus jelas banget sementara banyak yang situasinya sangat lemah bahkan mereka untuk bilang tidak segala macam kesulitan, ya ada banyak hal-hal yang tidak diatur dalam KUHP sehingga kita menginginkan UU PKS ini. Urgent," ucapnya.

Diketahui, ada delapan himpunan yang hadir menemui anggota Komisi VIII untuk menyatakan sikapnya terhadap RUU PKS. Mulai dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia (PJSI), Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), lkatan Sindroma Down Indonesia (ISDI) Sasana lndklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA).

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPU Siap Buka-bukaan dengan Komisi II DPR Terkait Dugaan Kecurangan Pemilu

KPU Siap Buka-bukaan dengan Komisi II DPR Terkait Dugaan Kecurangan Pemilu

RDP dengan Komisi II kemungkinan baru akan digelar setelah rekapitulasi perolehan suara Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Komisi III DPR Desak Temuan Pungli Rp6,1 Miliar di Rutan KPK Segera Dibereskan: Sangat Memprihatinkan

Komisi III DPR Desak Temuan Pungli Rp6,1 Miliar di Rutan KPK Segera Dibereskan: Sangat Memprihatinkan

Komisi III DPR mendesak agar perkara tersebut segera dibereskan agar KPK kembali mendapat kepercayaan publik.

Baca Selengkapnya
Dalam RUU DKJ Dewan Aglomerasi Dipimpin Wapres, Ini Kata JK

Dalam RUU DKJ Dewan Aglomerasi Dipimpin Wapres, Ini Kata JK

Penyusunan ini sebelumnya dibahas di Badan Legislasi (Baleg) DPR RI.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
PKS Temukan Kasus Dugaan Penggelembungan Suara DPR RI di Dapil Jawa Barat VI

PKS Temukan Kasus Dugaan Penggelembungan Suara DPR RI di Dapil Jawa Barat VI

PKS memperingatkan kepada para penyelenggara untuk bersikap amanah dan tidak mencuri suara rakyat.

Baca Selengkapnya
Komisi III Puji Keputusan Polri Jadi yang Pertama Rekrut Kelompok Disabilitas

Komisi III Puji Keputusan Polri Jadi yang Pertama Rekrut Kelompok Disabilitas

Dua dari tiga peserta disabilitas lolos hingga tahap akhir rekrutmen Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) lolos hingga tahap akhir.

Baca Selengkapnya
KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu

KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu

Para peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.

Baca Selengkapnya
Hadir di Atas Panggung Kampanye, Ketua Kelompok Disabilitas Ungkap Kesan Mendalam: Pak Ganjar Sangat Perhatikan Kami

Hadir di Atas Panggung Kampanye, Ketua Kelompok Disabilitas Ungkap Kesan Mendalam: Pak Ganjar Sangat Perhatikan Kami

Hadir di Atas Panggung Kampanye, Ketua Kelompok Disabilitas Ungkap Kesan Mendalam: Pak Ganjar Sangat Perhatikan Kami

Baca Selengkapnya
Segera Disahkan, RUU DKJ Atur soal Gubernur Jakarta Dipilih Melalui Pilkada hingga Dewan Aglomerasi

Segera Disahkan, RUU DKJ Atur soal Gubernur Jakarta Dipilih Melalui Pilkada hingga Dewan Aglomerasi

Terdapat tujuh poin dibahas dan disepakati DPR terkait RUU Daerah Khusus Jakarta (DKJ).

Baca Selengkapnya
TKN Tegaskan Prabowo-Gibran Ingin Penyandang Disabilitas Mampu Bersaing di Dunia Kerja

TKN Tegaskan Prabowo-Gibran Ingin Penyandang Disabilitas Mampu Bersaing di Dunia Kerja

Gerindra merupakan partai pengusung UU Nomor 8 Tahun 2016 yang mengatur tentang Disabilitas.

Baca Selengkapnya