Kivlan Zen tantang berantem peserta diskusi ngaku keluarga PKI
Merdeka.com - Diskusi menjelang Halaqah Terbuka Pra Munas IX Majelis Ulama Indonesia sempat memanas. Hal tersebut dikarenakan terdapat satu peserta mengaku bahwa dia keluarga Partai Komunis Indonesia.
Setelah bertanya, peserta itu ingin keluar dari ruang diskusi Aula Buya Hamka, lantai 4 Kantor MUI Jalan Proklamasi No 51 Menteng Jakarta Pusat. Namun, peserta itu dicegah oleh Kivlan Zen dan memintanya untuk duduk kembali.
"Duduk, kalau saya bilang duduk anda harus duduk!" teriak Kivlan, Jakarta, Jumat (21/8).
Namun orang tersebut justru menolak perintah Kivlan. "Saya tetap berdiri, saya bukan pasukan anda. Terserah saya dong, saya enggak mau diperintah-perintah. Saya harus dengan kesadaran saya sendiri dong, kok diperintah-perintah," tegas peserta yang mengaku bernama Inas dari Lesbumi. Meski begitu belum diketahui apakah Inas memang kader Lesbumi.
Sontak suasana forum mendadak gaduh. Beberapa peserta forum mencoba mendamaikan dan meminta Inas menuruti kemauan Kivlan. Forum tersebut memang sempat ada penolakan tegas pada keinginan Presiden Jokowi untuk merekonsiliasi dan meminta maaf pada korban kejahatan HAM masa lalu.
"Tujuan anda mau ngapain? Kalau tujuannya baik silakan duduk. Saya minta silakan duduk. Kok kayak anak kecil? Ini kelemahan umat Islam di Indonesia. Harusnya mau diberi pencerahan," teriak Kivlan dari meja pembicara.
Selanjutnya suasana hampir mereda. Kivlan masih tegas menganggap Inas sebagai simpatisan PKI. Kivlan mengaku bahwa seringkali di beberapa forum ada orang semacam Inas yang dianggap menyusup dan membela PKI.
"Ini terjadi di mana-mana. Setiap ada forum selalu ada seperti ini," kata Kivlan meneruskan.
"Bapak tahu kenapa saya keluar, saya Salat Ashar," kata Inas sembari meninggikan volume suaranya.
Hal tersebut justru membuat Kivlan semakin geram. Teriakannya lebih keras menghardik Inas.
"Saya enggak nanya. Saya bilang anda duduk. Anda tidak tahu seperti apa dulu saya berjuang untuk Republik Indonesia? Kalau anda mau main fisik ayok sama saya," teriak Kivlan sembari memandangi Inas yang berada di barisan peserta paling belakang.
Lantas dengan respons cepat satu panitia acara dan satu peserta mendatangi Kivlan. Dua orang tersebut memegang Kivlan dan berupaya mendinginkan suasana. Hingga akhirnya Kivlan mau duduk kembali di kursi pembicara.
"Saya sudah menggagalkan dua acara saya yang lain. Saya datang ke sini. Karena saya tahu ini MUI," kata Kivlan.
Forum tersebut dihadiri beberapa tokoh Islam. Beberapa di antaranya Ketua Majelis Pemuda Islam Indonesia, Ishfah abidal Aziz, Perwakilan Taruna Muslim Alfian Tandjung, Wakil Sekjen MUI Nasir Zubaidi, dan Sastrawan Taufiq Ismail. Semua pembicara sempat menyampaikan materinya. Masing-masing dari mereka sepakat jika Presiden Jokowi harus digagalkan dalam meminta maaf pada korban tindak pelanggaran HAM masa lalu.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.
Baca SelengkapnyaKomisioner KPU mengatakan, salah satu hal yang disepakati adalah tentang tema debat yang awalnya mengandung tujuh tema dirampingkan menjadi enam.
Baca SelengkapnyaSidang Putusan Gugatan Firli dipimpin oleh hakim tunggal Imelda Herawati telah membuka proses sidang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaKetua KPU terbukti melanggar etika saat menerima pendaftaran pencalonan Gibran Rakabuming Raka
Baca SelengkapnyaFirli terjerat tiga dugaan pelanggaran etik. Pertama yakni terkait komunikasi dan pertemuan dengan SYL.
Baca SelengkapnyaGibran dinilai mampu menguasai debat yang digelar KPU.
Baca Selengkapnya5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU
Baca SelengkapnyaDia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.
Baca Selengkapnya