Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kivlan Zen tantang berantem peserta diskusi ngaku keluarga PKI

Kivlan Zen tantang berantem peserta diskusi ngaku keluarga PKI Kivlan Zen. ©2014 Merdeka.com/Sukma Alam

Merdeka.com - Diskusi menjelang Halaqah Terbuka Pra Munas IX Majelis Ulama Indonesia sempat memanas. Hal tersebut dikarenakan terdapat satu peserta mengaku bahwa dia keluarga Partai Komunis Indonesia.

Setelah bertanya, peserta itu ingin keluar dari ruang diskusi Aula Buya Hamka, lantai 4 Kantor MUI Jalan Proklamasi No 51 Menteng Jakarta Pusat. Namun, peserta itu dicegah oleh Kivlan Zen dan memintanya untuk duduk kembali.

"Duduk, kalau saya bilang duduk anda harus duduk!" teriak Kivlan, Jakarta, Jumat (21/8).

Namun orang tersebut justru menolak perintah Kivlan. "Saya tetap berdiri, saya bukan pasukan anda. Terserah saya dong, saya enggak mau diperintah-perintah. Saya harus dengan kesadaran saya sendiri dong, kok diperintah-perintah," tegas peserta yang mengaku bernama Inas dari Lesbumi. Meski begitu belum diketahui apakah Inas memang kader Lesbumi.

Sontak suasana forum mendadak gaduh. Beberapa peserta forum mencoba mendamaikan dan meminta Inas menuruti kemauan Kivlan. Forum tersebut memang sempat ada penolakan tegas pada keinginan Presiden Jokowi untuk merekonsiliasi dan meminta maaf pada korban kejahatan HAM masa lalu.

"Tujuan anda mau ngapain? Kalau tujuannya baik silakan duduk. Saya minta silakan duduk. Kok kayak anak kecil? Ini kelemahan umat Islam di Indonesia. Harusnya mau diberi pencerahan," teriak Kivlan dari meja pembicara.

Selanjutnya suasana hampir mereda. Kivlan masih tegas menganggap Inas sebagai simpatisan PKI. Kivlan mengaku bahwa seringkali di beberapa forum ada orang semacam Inas yang dianggap menyusup dan membela PKI.

"Ini terjadi di mana-mana. Setiap ada forum selalu ada seperti ini," kata Kivlan meneruskan.

"Bapak tahu kenapa saya keluar, saya Salat Ashar," kata Inas sembari meninggikan volume suaranya.

Hal tersebut justru membuat Kivlan semakin geram. Teriakannya lebih keras menghardik Inas.

"Saya enggak nanya. Saya bilang anda duduk. Anda tidak tahu seperti apa dulu saya berjuang untuk Republik Indonesia? Kalau anda mau main fisik ayok sama saya," teriak Kivlan sembari memandangi Inas yang berada di barisan peserta paling belakang.

Lantas dengan respons cepat satu panitia acara dan satu peserta mendatangi Kivlan. Dua orang tersebut memegang Kivlan dan berupaya mendinginkan suasana. Hingga akhirnya Kivlan mau duduk kembali di kursi pembicara.

"Saya sudah menggagalkan dua acara saya yang lain. Saya datang ke sini. Karena saya tahu ini MUI," kata Kivlan.

Forum tersebut dihadiri beberapa tokoh Islam. Beberapa di antaranya Ketua Majelis Pemuda Islam Indonesia, Ishfah abidal Aziz, Perwakilan Taruna Muslim Alfian Tandjung, Wakil Sekjen MUI Nasir Zubaidi, dan Sastrawan Taufiq Ismail. Semua pembicara sempat menyampaikan materinya. Masing-masing dari mereka sepakat jika Presiden Jokowi harus digagalkan dalam meminta maaf pada korban tindak pelanggaran HAM masa lalu.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu
KPU Ajak Perwakilan Asing Lihat Langsung Pemungutan dan Perhitugan Suara Pemilu

Para peserta akan diajak KPU RI melihat langsung pemungutan dan penghitungan suara.

Baca Selengkapnya
KPU Rampingkan Tema Debat Keempat Pilpres 2024, Berikut Detilnya
KPU Rampingkan Tema Debat Keempat Pilpres 2024, Berikut Detilnya

Komisioner KPU mengatakan, salah satu hal yang disepakati adalah tentang tema debat yang awalnya mengandung tujuh tema dirampingkan menjadi enam.

Baca Selengkapnya
Senyum Eks Penyidik KPK saat Hadiri Sidang Putusan Gugatan Firli Bahuri
Senyum Eks Penyidik KPK saat Hadiri Sidang Putusan Gugatan Firli Bahuri

Sidang Putusan Gugatan Firli dipimpin oleh hakim tunggal Imelda Herawati telah membuka proses sidang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Naik 300 Persen, PSI Peroleh 42 Kursi DPRD di Papua Raya
Naik 300 Persen, PSI Peroleh 42 Kursi DPRD di Papua Raya

Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya
Komisi II: Putusan DKPP soal Etik Ketua KPU Mirip MKMK, Tuai Perdebatan Publik
Komisi II: Putusan DKPP soal Etik Ketua KPU Mirip MKMK, Tuai Perdebatan Publik

Ketua KPU terbukti melanggar etika saat menerima pendaftaran pencalonan Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya
Dewas KPK Tak Permasalahkan Firli Tidak Hadir saat Sidang Putusan Etik
Dewas KPK Tak Permasalahkan Firli Tidak Hadir saat Sidang Putusan Etik

Firli terjerat tiga dugaan pelanggaran etik. Pertama yakni terkait komunikasi dan pertemuan dengan SYL.

Baca Selengkapnya
Usai Debat Cawapres, Gibran Dinilai Bangkitkan Semangat Anak Muda
Usai Debat Cawapres, Gibran Dinilai Bangkitkan Semangat Anak Muda

Gibran dinilai mampu menguasai debat yang digelar KPU.

Baca Selengkapnya
5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU
5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU

5 PPK di Palembang Gelembungkan Suara Caleg, Penghitungan Suara Diambil Alih KPU

Baca Selengkapnya
PKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika
PKS soal Putusan DKPP: Rakyat Tentu Tidak Ingin Orang yang Dipilih Bermasalah Etika

Dia meminta harus bisa dihentikan dan tidak menjadi tren.

Baca Selengkapnya