Kisah Kampung di Sragen Jadi Pemasok Ribuan Anjing Buat Rumah Makan
Merdeka.com - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen mengungkap fakta salah satu kecamatan di Sragen menjadi pemasok daging anjing terbesar di Soloraya. Anjing-anjing tersebut kemudian dikirim ke sejumlah rumah makan yang ada di Soloraya.
Salah satu kecamatan di Sragen tersebut adalah Gemolong. Di kecamatan ini ternyata ada desa yang menjadi pemasok anjing terbesar untuk kebutuhan konsumsi di Soloraya.
Kepala Disnakkan Sragen, M. Djazairi, mengatakankan setiap hari ada lebih dari 300 anjing ditampung di beberapa kandang di Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong, Sragen.
Di dukuh di Sragen itu ada sembilan warga yang bekerja sebagai pengepul anjing dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Satu pengepul rata-rata bisa mendapatkan 30-40 ekor anjing setiap hari. Jika dihitung secara kasar, sembilan pengepul itu bisa mendapatkan 8.100 hingga 10.800 ekor anjing per bulan. Mereka biasa mendapatkan anjing dalam kondisi hidup dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
“Setelah ditampung di Mijahan, anjing-anjing hidup itu kemudian dikirim ke semua warung makan yang menjajakan kuliner daging anjing di Soloraya. Pemilik warung biasanya mengaku dapat kiriman anjing itu dari Sragen. Padahal, anjing itu bukan dari Sragen.Anjing itu dibawa dari Jawa Barat dan Jawa Timur melalui pengepul asal Mijahan itu,” ujar M. Djazairi kepada Solopos.com, Sabtu (26/9).
Selain mengungkap kecamatan di Sragen sebagai pemasok anjing terbesar di Soloraya, Pemkab juga mengungkap cara pengepul di Sragen ini membeli anjing.
Jual Beras Dapat Anjing
Rupanya, untuk mendapatkan anjing hidup, mereka lebih dahulu berjualan beras. Fakta mencengangkan ini diungkap Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, M. Djazairi, Sabtu (26/9).
Djazairi menceritakan ada sembilan warga yang bekerja sebagai pengepul anjing di Kecamatan Gemolong, Sragen. Para pengepul itu membeli anjing dari berbagai daerah di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim).
Kemudian anjing hidup dibawa ke Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong, Sragen. Setiap hari ada lebih dari 300 anjing ditampung di beberapa kandang di dukuh tersebut.
Menariknya, para pengepul anjing di Sragen itu biasa mencari anjing di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan bermodal beras. Hal ini karena Sragen dikenal sebagai lumbung tanaman padi di Jawa Tengah bahkan nasional.
Beras hasil panen petani di Sragen dijual di Jawa Barat dan Jawa Timur. Hasil penjualan beras selanjutnya dibelikan anjing hidup untuk dibawa pulang ke Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong.
“Jadi mereka itu berangkat bawa beras dan pulang bawa anjing. Begitu seterusnya,” terang Djazairi.
Dia menyadari Sragen hanya menjadi transit dari anjing sebelum disembelih sebagai menu kuliner di Soloraya. Lantaran anjing masuk kategori hewan pembawa rabies (HBR), maka pemberian vaksin rabies perlu digalakkan.
Disnakkan Sragen menyiapkan 200 vaksin rabies dalam rangka memeringati World Rabies Day (WRD) 2020 yang jatuh pada Senin (28/9/2020).
Sebanyak 200 vaksin rabies itu dibagikan secara gratis kepada warga pemilik hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kera, musang, dan lain-lain. Kebutuhan vaksin menjadi penting, apalagi ada kandang tempat pengepul mengumpulkan anjing hidup di Sragen.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.
Baca SelengkapnyaBerawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami
Baca SelengkapnyaDi kampung halaman, dia berhasil mendirikan rumah mewah dua lantai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaTak hanya menguasai pasar Indonesia, pabrik ini berhasil mengekspor produknya
Baca SelengkapnyaNS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaHasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca Selengkapnya