Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Kampung di Sragen Jadi Pemasok Ribuan Anjing Buat Rumah Makan

Kisah Kampung di Sragen Jadi Pemasok Ribuan Anjing Buat Rumah Makan Anjing pelacak virus corona di bandara Findlandia. ©Antti Aimo-Koivisto/Lehtikuva/AFP

Merdeka.com - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen mengungkap fakta salah satu kecamatan di Sragen menjadi pemasok daging anjing terbesar di Soloraya. Anjing-anjing tersebut kemudian dikirim ke sejumlah rumah makan yang ada di Soloraya.

Salah satu kecamatan di Sragen tersebut adalah Gemolong. Di kecamatan ini ternyata ada desa yang menjadi pemasok anjing terbesar untuk kebutuhan konsumsi di Soloraya.

Kepala Disnakkan Sragen, M. Djazairi, mengatakankan setiap hari ada lebih dari 300 anjing ditampung di beberapa kandang di Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong, Sragen.

Di dukuh di Sragen itu ada sembilan warga yang bekerja sebagai pengepul anjing dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jawa Timur.

Satu pengepul rata-rata bisa mendapatkan 30-40 ekor anjing setiap hari. Jika dihitung secara kasar, sembilan pengepul itu bisa mendapatkan 8.100 hingga 10.800 ekor anjing per bulan. Mereka biasa mendapatkan anjing dalam kondisi hidup dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Setelah ditampung di Mijahan, anjing-anjing hidup itu kemudian dikirim ke semua warung makan yang menjajakan kuliner daging anjing di Soloraya. Pemilik warung biasanya mengaku dapat kiriman anjing itu dari Sragen. Padahal, anjing itu bukan dari Sragen.Anjing itu dibawa dari Jawa Barat dan Jawa Timur melalui pengepul asal Mijahan itu,” ujar M. Djazairi kepada Solopos.com, Sabtu (26/9).

Selain mengungkap kecamatan di Sragen sebagai pemasok anjing terbesar di Soloraya, Pemkab juga mengungkap cara pengepul di Sragen ini membeli anjing.

Jual Beras Dapat Anjing

Rupanya, untuk mendapatkan anjing hidup, mereka lebih dahulu berjualan beras. Fakta mencengangkan ini diungkap Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, M. Djazairi, Sabtu (26/9).

Djazairi menceritakan ada sembilan warga yang bekerja sebagai pengepul anjing di Kecamatan Gemolong, Sragen. Para pengepul itu membeli anjing dari berbagai daerah di Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim).

Kemudian anjing hidup dibawa ke Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong, Sragen. Setiap hari ada lebih dari 300 anjing ditampung di beberapa kandang di dukuh tersebut.

Menariknya, para pengepul anjing di Sragen itu biasa mencari anjing di Jawa Barat dan Jawa Timur dengan bermodal beras. Hal ini karena Sragen dikenal sebagai lumbung tanaman padi di Jawa Tengah bahkan nasional.

Beras hasil panen petani di Sragen dijual di Jawa Barat dan Jawa Timur. Hasil penjualan beras selanjutnya dibelikan anjing hidup untuk dibawa pulang ke Dukuh Mijahan, Desa Ngembatpadas, Gemolong.

“Jadi mereka itu berangkat bawa beras dan pulang bawa anjing. Begitu seterusnya,” terang Djazairi.

Dia menyadari Sragen hanya menjadi transit dari anjing sebelum disembelih sebagai menu kuliner di Soloraya. Lantaran anjing masuk kategori hewan pembawa rabies (HBR), maka pemberian vaksin rabies perlu digalakkan.

Disnakkan Sragen menyiapkan 200 vaksin rabies dalam rangka memeringati World Rabies Day (WRD) 2020 yang jatuh pada Senin (28/9/2020).

Sebanyak 200 vaksin rabies itu dibagikan secara gratis kepada warga pemilik hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kera, musang, dan lain-lain. Kebutuhan vaksin menjadi penting, apalagi ada kandang tempat pengepul mengumpulkan anjing hidup di Sragen.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Mengintip Dapur Produksi Bawang Goreng di Kampung Jaha yang Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Kampung Jaha terkenal sebagai sentra pengrajin bawang goreng di Bekasi.

Baca Selengkapnya
Ibu Rumah Tangga di Blitar Bikin Sabun dari Rempah-rempah, Terjual hingga Singapura Omzetnya Jutaan Rupiah per Bulan
Ibu Rumah Tangga di Blitar Bikin Sabun dari Rempah-rempah, Terjual hingga Singapura Omzetnya Jutaan Rupiah per Bulan

Berawal dari kekhawatiran tak berkontribusi baik pada lingkungan, Khomsatun memproduksi sabun alami

Baca Selengkapnya
Kerja di Makkah Cari Cuan, Pria Ini Pulang Ke Indonesia Bangun Rumah Mewah dua Lantai 'Kamarnya Ada 5'
Kerja di Makkah Cari Cuan, Pria Ini Pulang Ke Indonesia Bangun Rumah Mewah dua Lantai 'Kamarnya Ada 5'

Di kampung halaman, dia berhasil mendirikan rumah mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.

Baca Selengkapnya
Kisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi
Kisah Pabrik Asal Gresik Jual Sarung hingga Rp 9 Juta, Dulu Usaha Tenun Kecil Kini Hasilkan Sarung Bergengsi

Tak hanya menguasai pasar Indonesia, pabrik ini berhasil mengekspor produknya

Baca Selengkapnya
Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah
Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah

NS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran
Siap-Siap, Daging Sapi Bakal Langka dan Makin Mahal Saat Ramadan hingga Lebaran

Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) menyebut stok daging sapi terancam langka saat bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya
Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini

Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.

Baca Selengkapnya
Kakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi
Kakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi

Saat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.

Baca Selengkapnya