Kisah Inspiratif Isbul, Mantan Preman Sangar Bandung yang Dapat Hidayah Saat Mabuk
Merdeka.com - Premanisme akrab dengan kehidupan perkotaan metropolitan. Di Indonesia, ada beberapa preman yang terkenal, tak hanya karena keganasannya, tapi ada juga yang dikenal karena kisahnya.
Nama-nama besar di dunia premanisme, masih ada yang masih bertahan, tapi banyak juga yang sudah pensiun dan bertaubat. Seperti judul sinetron yang berlatar belakang di Bandung, Preman Pensiun.
Kisah preman pensiun tersebut juga melekat kepada salah seorang mantan preman dari kota kembang, Iskandar Bule. Pria berusia 59 tahun itu, dulu terkenal sebagai preman yang disegani se-wilayah Kota Bandung.
Bahkan ia menceritakan, jika jeruji besi sudah menjadi “rumah kedua”-nya. Iskandar Bule atau Isbul, terkenal ditakuti pada dekade 80-an itu.
Awal Mula Petualangan Isbul
Dengan tangan yang dihiasi beragam tato sebagai warisan petualangan di masa lalu, Isbul bercerita awal mula terjerumusnya dalam dunia premanisme. Sejak kecil, Isbul kerap kabur dari rumah, bahkan dari SD hingga SMA.
Bahkan, ada cerita menarik saat Isbul masih SD. Ia pernah membawa senjata api milik ayahnya yang seorang anggota TNI, dan membuat seluruh isi sekolah takut. Karena perbuatannya itu, Isbul dikeluarkan dari sekolah.
Di tahun 1979, ia memulai petualangan liarnya dengan mencuri mobil hingga mengedarkan narkoba di kawasan klub malam. Perbuatannya itu membuatnya masuk penjara selama 5 bulan.
"Siapa sih polisi yang enggak kenal saya, Itulah saya dulu. Orang saya tukang masuk keluar penjara. Tahun 79 saya masuk penjara gara-gara curi mobil, tahun 1980 saya pakai narkoba, saya dipenjara 5 bulan," kata Pria kelahiran Yugoslavia itu.
Jadi Pengedar Narkoba hingga Hampir Meregang Nyawa
Saat usia belasan tahun, dirinya disekolahkan di SMA Daya Siswa di kawasan Braga. Kelakuannya semakin menjadi, dengan memulai mengedarkan narkoba serta daun ganja. Saat SMA ia sudah menjadi pengedar yang cukup dikenal.
Pixabay ©2020 Merdeka.com
Di masa SMA-nya, Isbul juga ditawari untuk masuk ke dalam sebuah kelompok (gengster), lantaran menolak, ia kemudian dikeroyok hingga ditusuk di bagian punggung. Kejadian tersebut tidak membuatnya ciut, Ia lalu kembali ke kawasan Cikapundung untuk menantang para pengeroyoknya.
"Saya kan dulu nongkrongnya di emperan Cikapundung. Di situ jual narkoba, Hingga suatu saat saya ditusuk karena tidak mau masuk kelompok. Saya di situ sudah hampir mati, tapi beruntung saya masih bisa selamat," ujarnya sambil tertawa saat diwawancara tim Merdeka.com, 2015 silam.
Mendirikan BOSS
Kiprahnya semakin tak terkalahkan ketika dirinya memegang hampir 70 persen keamanan dari tempat-tempat keramaian di Kota Bandung. Hingga dirinya mendirikan sebuah wadah untuk mengasah kekuatan bernama BOSS.
BOSS merupakan tempat bela diri yang didirikan Isbul untuk membantu mengamankan tempat-teman umum yang dikuasainya. Melalui kegiatan tersebut, Isbul mengaku selalu tak kekurangan uang, yang juga digunakan untuk membeli narkoba dan minuman keras.
"Kalau untuk judi hampir semua setor ke saya. Saya tidak pernah kekurangan uang saat itu. Tapi ya itu, duit setan abisnya untuk setan lagi," imbuhnya dengan ekspresi serius.
Mendapat Hidayah Saat Mabuk
penayasin.com ©2020 Merdeka.com
Dulu, Isbul memang selalu menggemari minuman dan obat-obatan terlarang sebagai kesehariannya. Cerita menariknya, Isbul mengaku mendapatkan hidayah ketika dirinya dalam keadaan mabuk. Ketika itu, ia berdoa setelah meminum minuman keras. Usai berdoa, Isbul tersadar akan perbuatan masa lalunya.
"Pas masih di dunia kelam juga, saya selalu tersirat ingin berubah. Kadang lagi mabok mau tidur, suka ngedoa 'Ya Allah saya teh pengin bageur. Pengin baik, Is teh. Cape baong wae'. Tapi itu hanya muncul di pikiran dan doa saya," ujarnya, dilansir dari ayobandung.com.
Memberdayakan Preman Jalanan
Sejak itu, dirinya perlahan mulai meninggalkan dunia hitam, dan berupaya mengajak beberapa rekannya untuk berlatih di seni beladiri kick boxing. Tak hanya itu, Isbul juga mengalihkan waktunya untuk olahraga muangthai. Saat itu sekitar tahun 2006, mulai banyak preman-preman yang 'tobat' dan tidak berbuat kejahatan setelah mengikuti aktivitas di tempat olahraga Isbul.
©REUTERS/Maxim Shemetov
Bahkan dari itu, Isbul berhasil memberdayakan beberapa preman hingga menjuarai kejuaraan kick boxing di negara Thailand. Ia juga melebarkan sayap BOSS menjadi sebuah Organisasi Masyarakat (ORMAS) dengan melatih para preman menjadi security hingga mendapatkan pekerjaan yang layak.
"Ada nama-nama lainnya yang menorehkan prestasi juga," jelasnya.
Kini Banyak Habiskan Waktu di Masjid
Hingga kini, Isbul banyak menghabiskan waktunya di Masjid Madinah Jalan Depok Raya, Antapani, Bandung, Jawa Barat. Di sana dirinya selalu terlihat saat waktu salat lima wajib. Ia juga selalu memberikan motivasi dengan berdakwah hingga 3 kali dalam satu bulan.
"Dalam satu bulan bisa tiga kali dakwah. Sedangkan 27 hari saya di masjid. Pergi (dari rumah) sebelum dzuhur. Lalu pulang abis Isya. Kalau dakwah saya sudah keliling-keliling ke beberapa negara. Karena pelajaran dan kebaikan yang saya punya harus di dakwahkan," imbuhnya.
Ingin Meninggal dalam Keadaan Berdakwah
Setelah bertaubat dan mendekatkan diri para Sang Pencipta, Isbul mengaku selalu bermunajat agar bisa bertemu dengan Tuhan saat sedang berdakwah. Ia sadar dakwah tak melulu harus menjadi ahli Quran. Menurut Isbul, berdakwah bisa dilakukan dengan bagaimana caranya nilai kebaikan dan perintah Allah SWT dijalankan dan ditularkan.
"Saya ingin dakwah sampai mati. Saya ingin mati di sini. Mati ketika berdakwah. Semoga doa saya di-ijabah sama Allah," tuturnya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaPasangan dari Capres Anies Baswedan ini berziarah ke makam ulama NU serta memohon doa kepada ibunda tercinta di Jombang,
Baca SelengkapnyaPria di Palembang Gantung Diri Karena Ditinggal Anak Istri, Tulis Wasiat Menyentuh Hati
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mat Drajat atau lebih dikenal dengan nama Kang Komar lantaran perannya di sinetron Preman Pensiun yang sukses itu tak kuasa menitikan air matanya
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaKorban dijanjikan menjadi tentara dan pelaku meminta uang ratusan juta rupiah dari keluarga.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi saat korban tidur pulas di rumahnya di Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (23/2) dini hari.
Baca SelengkapnyaPolres Malang langsung menggelar olah TKP di lokasi kejadian untuk mengetahui penyebab kematian korban.
Baca Selengkapnya