Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketum PPP Suharso Monoarfa Dilaporkan ke Polisi karena Dianggap Hina Kiai

Ketum PPP Suharso Monoarfa Dilaporkan ke Polisi karena Dianggap Hina Kiai Ketum PPP Suharso Monoarfa. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dilaporkan ke Bareskrim Polri karena dianggap menghina kiai dan pesantren. Suharso dilaporkan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam Pecinta Kiai (Peci) Nusantara.

"Kami melaporkan Suharso Monoarfa terkait penghinaan yang disampaikannya dalam acara antikorupsi di KPK dengan para kader PPP. Kami selaku santri yang tergabung dalam Peci Nusantara merasa tersinggung dan terhina atas pernyataannya," ujar Ketua Pecinta Kiai Nusantara, Alvin Mustofa Hasnil Haq dikutip dalam keterangannya, Kamis (25/8).

Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta ini menyebut banyak pihak yang telah melaporkan Suharso karena pernyataan yang dianggap menghina kiai. Diharapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) ini tidak mengulangi pernyataan yang menyinggung kiai.

"Sudah ada beberapa laporan terkait hal ini ke kepolisian, tapi yang ke Bareskrim baru saya. Harapannya Suharso sebagai publik figur tidak mengulangi kesalahannya yang bisa menyinggung seluruh kiai," jelasnya.

Alvin menyerahkan sepenuhnya kasus hukum ini kepada pihak berwajib. Ia meminta laporannya segera ditindaklanjuti.

"Kalau masalah pidana, itu tergantung pihak kepolisian dalam menyikapi laporan yang kami ajukan. Semoga sesuai dengan hukuman yang berlaku," ucapnya.

Dalam laporannya, Alvin menggunakan Pasal 156 A KUHP. Suharso dianggap melanggar aturan perihal menyatakan kebencian atau penghinaan terhadap suatu agama atau golongan di muka umum.

Karena telah ada beberapa laporan terkait tindak pidana penghinaan yang dilakukan oleh Suharso Monoarfa, maka laporan akan diambil alih oleh Bareskrim Polri.

Suharso Didesak Mundur

Sebelumnya, tiga Majelis DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Suharso Monoarfa mundur dari kursi ketua umum. Desakan itu imbas dari pidato Suharso soal 'amplop kiai'. Ketum PPP Suharso buka suara soal desakan itu. Menurutnya, permintaan tersebut tidak ada dalam mekanisme organisasi.

"Wah itu saya enggak mau jawab karena itu tidak pas saya jawab karena itu tidak ada dalam mekanisme di organisasi ya kan? ya itu saja," kata Suharso di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/8).

"Mereka perlu tabayun apa dan seterusnya karena itu kan tidak masuk dalam mekanisme organisasi," sambungnya.

Penjelasan Suharso

Suharso lalu mengklarifikasi terkait polemik 'kiai amplop'. Dia menjelaskan, duduk persoalannya saat dirinya berpidato dalam acara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia mengatakan, pidatonya berkesinambungan dengan pemberantasan korupsi. Dia menyebut, acara yang digelar KPK itu agar PPP bisa teredukasi untuk membangun budaya politik yang cerdas dan berintegritas.

"Jadi konteksnya berbeda misalnya kalau itu bukan di acara yang bertajuk politik cerdas berintegritas terpadu yang diselenggarakan oleh KPK," kata dia.

"Nah ini yang saya kira tidak pas dipotong seenaknya, diviralkan lalu ditambah-tambahin, ini menurut saya yang tidak boleh, dan itu menurut saya ya mungkin karena sudah tahun politik dan demi kepentingan-kepentingan tertentu," ujarnya.

Suharso menilai, apa yang disampaikan adalah sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai konteks. PPP juga diingatkan oleh KPK agar tetap bersiteguh dengan dasar berpolitiknya, jangan semuanya serba uang.

"Nah itu lah saya coba menjawab apa sih sebenarnya kendala di lapangan dan seterusnya. Tapi itu sama sekali tidak ada keinginan saya untuk kemudian melecehkan kiai yang saya hormati, ya enggak mungkin lah. Karena PPP ini kan didirikan dan pondasinya adalah oleh para kiai oleh para ulama-ulama. Jadi enggak mungkin," jelasnya.

Suharso menambahkan, kapasitasnya berbicara dalam acara KPK sebagai ketum PPP. Inti pembahasannya adalah pencegahan money politics menjelang pemilu.

"Nah sementara pak gufron (Nurul Gufron, pimpinan KPK) mengingatkan untuk tidak money politics, tidak transaksional dan seterusnya. Itu yang saya kira harus dipahami. itu saja," tutup Suharso.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PPP Merasa Terhormat Disambangi Prabowo, Siap Pindah Koalisi?
PPP Merasa Terhormat Disambangi Prabowo, Siap Pindah Koalisi?

PPP merasa terhormat bila Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berkunjung ke partainya.

Baca Selengkapnya
Empat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim
Empat Menteri Bersaksi di Sengketa Pilpres, Semua Dilarang Bertanya Kecuali Hakim

Suhartoyo meminta semua pihak untuk hadir dan mendengrkan kesaksian dari empat menteri terkait.

Baca Selengkapnya
PDIP Buka Peluang Koalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo di Pilkada 2024
PDIP Buka Peluang Koalisi dengan PPP, Hanura, dan Perindo di Pilkada 2024

Apalagi keempat partai politik (parpol) ini merupakan korban kecurangan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu
Sidang Paripurna, PDIP dan PKB Minta Pimpinan DPR Serius Sikapi Wacana Hak Angket Pemilu

Sebab, dia menilai saat ini pengawasan DPR RI pada Pemilu 2024 tak ada marwahnya.

Baca Selengkapnya
Reaksi AHY Soal PPP Beri Sinyal Gabung Kabinet Prabowo-Gibran: Penguatan Koalisi Terus Kita Bicarakan
Reaksi AHY Soal PPP Beri Sinyal Gabung Kabinet Prabowo-Gibran: Penguatan Koalisi Terus Kita Bicarakan

AHY menyerahkan kepada Prabowo apabila ada partai politik yang ingin bergabung ke Koalisi Indonesia Maju.

Baca Selengkapnya
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini
Sinyal Pertemuan Prabowo - Megawati Semakin Kuat, Waketum Gerindra Ungkap Pesan Ini

Sinyal pertemuan itu juga semakin diperkuat, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman yang menyebut pertemuan itu akan terjadi tidak lama lagi.

Baca Selengkapnya
Keji! PNS KPPN Cabuli dan Setubui Adik Ipar Bertahun-tahun, dari TK Hingga kini Berusia 23 Tahun
Keji! PNS KPPN Cabuli dan Setubui Adik Ipar Bertahun-tahun, dari TK Hingga kini Berusia 23 Tahun

Setelah menahan ketakutan bertahun-tahun, korban akhirnya memberanikan diri melapor ke polisi.

Baca Selengkapnya
Dikunjungi Prabowo, PKB Bakal Merusak Harmoni Partai di KIM?
Dikunjungi Prabowo, PKB Bakal Merusak Harmoni Partai di KIM?

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid memastikan, partainya tidak ingin merusak suasana atau harmoni partai politik lainnya yang berada di KIM.

Baca Selengkapnya
PPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah
PPP Nantikan Momen Megawati dan Jokowi 'Bersatu' di Puncak Harlah

Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-51 akan digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang Makassar.

Baca Selengkapnya