Ketua Komisi I tegaskan Amerika tak perlu ikut campur atasi teroris di Indonesia
Merdeka.com - Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari menilai pemerintah Indonesia tak membutuhkan bantuan Amerika Serikat (AS) buat mengatasi aksi teror yang belakangan terjadi di tanah air. Pernyataan tersebut dikemukakan Kharis di sela menghadiri Pameran Foto Refleksi Peristiwa Mei 1998, di Monumen Pers, Solo, Kamis (17/5).
"Kita tidak butuh bantuan orang lain, kita bisa tangani sendiri. Negara lain tidak perlu campur tangan, seperti halnya negara kita tidak pernah mencampuri urusan Amerika, kita harus tegas. Kita tidak mau diintervensi orang sebagaimana kita tidak mengintervensi orang lain," ujarnya.
Menurut Kharis, hal tersebut sesuai dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Dia menilai Indonesia mempunyai kemampuan yang lebih dari cukup dalam penanganan terorisme.
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat menawarkan diri membantu Indonesia untuk melakukan investigasi dalam mengungkap dalang teror yang terjadi belakangan ini. Tawaran tersebut disampaikan Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Erin Mckee, dalam sebuah kesempatan belum lama ini.
Dalam dua pekan terakhir, aksi teror di Indonesia marak terjadi. Bermula dari kerusuhan para napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, yang mengakibatkan 5 anggota Polri gugur.
Kemudian bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya. Aksi teror itu dilakukan oleh satu keluarga. Kemudian bom bunuh diri juga terjadi di Polresta Surabaya. Terakhir, aksi teror terjadi di Mapolda Riau.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dukungan dari Arus Bawah Indonesia ini juga sebagai upaya mengawal demokrasi dan menyukseskan gelaran Pilpres 2024 dalam sekali putaran.
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca SelengkapnyaMomen Presiden Soeharto lakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) pasca Bung Karno dilengserkan.
Baca SelengkapnyaIndonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaAparatur Sipil Negara atau biasa disingkat ASN adalah pilar utama dalam menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca Selengkapnya