Kemendikbudristek: Tak Ada Seleksi Sekolah yang Mau Terapkan Kurikulum Prototipe
Merdeka.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memastikan tidak melakukan seleksi terhadap sekolah yang berminat menerapkan kurikulum prototipe. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan pihaknya akan melakukan pemetaan dan mengecek kesiapan dari sekolah tersebut.
"Sekali lagi, tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran ini. Jika ada berita di media yang menyatakan Kemendikbudristek melakukan seleksi, itu keliru ya. Yang kami lakukan adalah melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan," terang Nino melalui akun Instagram pribadinya, dikutip pada Kamis (13/1/2022).
Kemendikbudristek akan menyiapkan materi yang menjelaskan konsep Kurikulum Prototipe. Kepala sekolah yang ingin menerapkan akan diminta untuk mempelajari materi tersebut. Sekolah kemudian akan diminta mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat.
"Jadi prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi," ujar Nino.
Nino meyakini keberhasilan penerapan kurikulum tergantung pada kesediaan kepala sekolah atau madrasah dan guru untuk memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing-masing. Dengan demikian, kurikulum prototipe dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah. Bukan hanya di sekolah/madrasah yang punya fasilitas bagus atau yang berada di kota saja.
"Tapi bukankah tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda? Betul. Tidak bisa dipungkiri bahwa ada kesenjangan dalam mutu sekolah/madrasah kita. Karena itu kami menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang diisi sekolah ketika mendaftar," ujar dia.
Dalam skema tersebut, Nino melanjutkan sekolah yang sudah terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka kurikulum akan disarankan untuk mengadopsi Kurikulum Prototipe secara penuh. Menurutnya sekolah tersebut sebenarnya sudah menerapkan substansi dari pembelajaran yang ingin didorong melalui Kurikulum Prototipe. Sehingga, pihaknya hanya memberi penguatan dan rekognisi formal.
Sementara, sekolah yang belum terbiasa akan disarankan mencoba menerapkan secara parsial. Di tahun pertama, mereka masih menggunakan Kurikulum 2013, namun sambil mempelajari dan menerapkan beberapa komponen dari Kurikulum Prototipe.
"Misalnya, menggunakan buku teks baru untuk mapel tertentu, menggunakan asesmen diagnostik untuk literasi dan numerasi, atau pembelajaran berbasis proyek untuk tema-tema tertentu," tandas Nino.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menjelaskan, setiap sekolah telah memandatkan agar memiliki gugus depan pramuka.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek meluruskan kabar yang beredar mengenai perubahan seragam sekolah yang berlaku setelah Lebaran.
Baca SelengkapnyaKurikulum Merdeka berfokus pada pembelajaran sesuai kebutuhan minat dan bakat anak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebelumnya Menteri Nadiem Makarim telah meneken Permen Nomor 12 Tahun 2024 yang berisi soal Pramuka bisa diikuti sesuai kebutuhan
Baca SelengkapnyaJumlah formasi ini mempertimbangkan kebutuhan tenaga ajar di institusi pendidikan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum artikel tentang prinsip-prinsip penting yang perlu dipertimbangkan dalam membangun lingkungan bermain dan belajar.
Baca SelengkapnyaDengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.
Baca SelengkapnyaPlt Kadisdik DKI Purwosusilo mengaku bakal akan konsekuensi jika rencana sekolah gratis diterapkan
Baca SelengkapnyaPendidikan budi pekertimerupakan suatu hal yang penting untuk disampaikan dan diajarkan kepada anak.
Baca Selengkapnya