Keluarga tak percaya tahanan tewas karena serangan jantung
Merdeka.com - Keluarga Samsul Alam (44), tahanan yang ditemukan tewas dalam sel tahanan di Mapolresta Manado, tiba di Rumah Sakit Bhayangkara tempat almarhum ditempatkan sementara, Jumat (27/3) sekitar pukul 00.10 WITA.
Setibanya di rumah sakit Polri ini, keluarga yang terdiri dari Yulianti (35) istri korban, Alvin (20-an) keponakan korban dan juga Hendry (40-an) sepupu korban, langsung melihat jasad Samsul Alam yang berada dalam kamar mayat.
Untuk memastikan tak ada penyebab lain selain dugaan serangan jantung, keluarga meminta keterangan pihak rumah sakit. Jasad pun diperiksa sambil diterangkan petugas.
Meski sempat merasakan keganjilan dengan kematian warga Makassar tersebut, keluarga akhirnya dapat menerima keterangan pihak Rumah Sakit.
"Awalnya kami keluarga merasa ada keganjilan karena dibilang jantung padahal almarhum tidak ada riwayat jantung, tapi dilihat dari tanda-tandanya, tidak ada tanda bekas kekerasan," jelas Alvin kepada wartawan.
Pernyataan tersebut dipertegas lagi oleh Henry yang menyatakan adanya tanda-tanda penyakit jantung yang sering dilakukan korban sebelumnya. "Terkadang dia (korban) sering menepuk-nepuk dadanya," ujar Henry.
Setelah sempat didoakan, sekitar pukul 03.30 WITA, jasad almarhum dibawa ke RSUP Prof Kandou untuk di packing dalam peti jenazah. Rencananya, jasad korban akan diterbangkan ke kampung halamannya di Makassar pada pukul 14.45 WITA siang dengan menumpang pesawat Lion Air.
Seperti diberitakan sebelumnya, Samsul Alam ditemukan tewas dalam sel tahanan Mapolresta Manado, Kamis (26/3) sekitar pukul 06.00 WITA pagi. Sebelumnya, tersangka kasus pemukulan polisi ini sempat mengeluh sakit dada dan minta diurut teman satu sel.
Kapolresta Manado Kombes Pol Sunarto yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim Kompol Made Dewa Palguna mengatakan, dugaan sementara penyebab kematian korban adalah sakit jantung yang dideritanya.
"Sementara hasil dari dokter visum luar, dari ciri-ciri dan kronologisnya tadi pagi, indikasinya sakit jantung," jelas Palguna saat dihubungi merdeka.com.
Dirinya pun menampik dugaan terjadinya tindak kekerasan maupun pukulan oleh anggota Polisi terhadap korban.
"Tidak ada pemukulan. Dari awal didampingi teman-temannya di Polres kok. Mereka bisa dijadikan saksi kalau ada pemukulan dari anggota," pungkas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaUsai mendapat laporan soal keracunan massal itu, polisi masih menyelidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa KDRT tersebut terjadi pada 24 Januari 2024 di Perumahan BMR Blok GO, Desa Watugede, Singosari, Kabupaten Malang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaKedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.
Baca SelengkapnyaKombes Jeki tak ingin ada gangguan Kamtibmas menjelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnyakendaraan yang ingin masuk kapal di Pelabuhan Merak bisa ditampung sementara di kantong parkir Dermaga Pelabuhan Indah Kiat.
Baca SelengkapnyaKasus penganiayaan berujung kematian ini dipicu karena pelaku sakit hati
Baca Selengkapnya