Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Meningkat Signifikan saat Pandemi Covid
Merdeka.com - Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA), Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat signifikan selama pandemi Covid-19 di Indonesia. Temuan peningkatan kasus kekerasan ini berdasarkan laporan yang masuk pada Sistem Informasi Online Perlindugan Perempuan dan Anak (Simponi PPA).
"Secara signifikan terjadi peningkatan kasus kekerasan pada perempuan maupun anak pada masa pandemi Covid-19," ujarnya dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Gedung BNPB, Rabu (10/3).
Pribudiarta menjelaskan, data Simponi PPA pada 1 Januari sampai 28 Februari 2020, kekerasan terhadap perempuan masih 1.193 kasus. Namun, pada periode 29 Februari sampai 31 Desember 2020, kekerasan terhadap perempuan naik menjadi 5.551 kasus.
Menurut Pribudiarta, ada beberapa hal yang menyebabkan kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat selama pandemi Covid-19. Di antaranya karena ketidakpastian ekonomi, kehilangan pekerjaan, kondisi tempat tinggal yang terlalu padat hingga beban rumah tangga lebih tinggi.
Peningkatan kekerasan serupa juga terjadi pada anak. Sebelum pandemi Covid-19, kekerasan terhadap anak masih 2.851 kasus. Saat pandemi Covid-19, kekerasan terhadap anak meningkat menjadi 7.190.
Ada sejumlah hal yang memicu kekerasan terhadap anak meningkat selama pandemi Covid-19. Di antaranya kesempatan anak meninggalkan rumah sangat kecil, anak-anak kesulitan mengakses pelajaran di sekolah dan berita-berita hoaks di media sosial.
"Berita-berita hoaks di media konvensial, media sosial memang berpotensi besar untuk meningkatkan stres dan tekanan pada anak. Karena itu, risiko mendapatkan kekerasan atau eksploitasi secara online saat ini jumlahnya sangat meningkat karena akses dan penggunaan internet yang lebih lama daripada kondisi biasa yang dialami oleh anak-anak kita," ujarnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya