Kegigihan Mbah Sadiman bikin hutan Gendol kembali hijau
Merdeka.com - Sadiman, warga Desa Geneng, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri menjadi perbincangan publik. Namanya bak pahlawan setelah mendapatkan penghargaan Kalpataru pada 2016 dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Dari tangan Sadiman, hutan Gendol yang tadinya gersang saat ini kembali hijau.
Perjuangan Sadiman dimulai sejak tahun 1995. Kala itu, terjadi kebakaran dan penebangan pohon telah membuat hutan gundul dan mata air mati. Akibatnya, penduduk desa kerap kehabisan air bersih saat kemarau tiba.
Sadiman mulai menanam bibit-bibit pohon untuk memperbaiki sumber air bagi penduduk. Bibit-bibit pohon yang tergolong mahal dibeli dengan uang pribadinya. Sadiman bercerita, pernah menjual kambingnya untuk membeli bibit pohon.
Upaya Sadiman pun kerap mendapat tentangan dan protes baik dari keluarga hingga masyarakat. Istri Sadiman kerap memprotes karena uang yang seharusnya untuk keperluan keluarga justru digunakan membeli bibit pohon berbagai jenis. Tapi, dia lebih mengutamakan menggunakan bibit pohon beringin.
Dia juga pernah meminta Pemerintah Daerah setempat untuk memberikan bantuan bibit pohon berbagai jenis. Sayangnya, permintaan itu kerap tidak disetujui. Beberapa kali Sadiman menerima sumbangan dari perseorangan sebagai penghargaannya merawat hutan. Tapi Sadiman mengaku donasi itu tak pernah masuk kantong pribadinya.
Harga bibit beringin yang berkisar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 cukup mahal baginya. Meski mendapat penolakan, pria paruh baya itu berkeyakinan, hutan Gendol bisa kembali lestari demi kehidupan penduduk desa.
"Saya jual kambing untuk beli bibit dimarahi istri," kata Sadiman di Kantor Bupati Wonogiri, Jawa Tengah, Sabtu (8/4).
Pohon beringin dipilih karena dinilai banyak memberikan manfaat. Manfaat pohon beringin kata dia, bisa menguatkan tanah, mampu menampung cadangan air dan jumlah besar dan menyegarkan udara.
"Saya ingin nanem pohon beringin banyak manfaat terutama untuk air, kedua untuk menguatkan tanah, bisa menabung hujan. Udara bisa adem ayem dan bisa jadi paru-paru dunia," terangnya.
Hampir setiap hari, Sadiman menjelajahi hutan milik perhutani. Usahanya untuk kembali menghijaukan ekosistem di Gunung Gendol tak mudah. Dengan kaki yang tak muda lagi, Sadiman harus menaiki jalur terjal dengan tebing-tebing curam mencari tiap centi hutan yang gundul.
Selama 20 tahun terakhir, setidaknya sudah ratusan hektar yang dia jelajah dan tanam dengan bibit pohon yang dibelinya. Sadiman rela mengabdikan dirinya demi kelestarian lingkungan meski pekerjaannya sebagai petani dikesampingkan.
Jirih payah Sadiman mulai bisa dituai. Gunung Gendol yang tadinya gersang dan rusak karena kebakaran dan tangan-tangan 'jahil' tak bertanggungjawab telah kembali hijau. Beberapa mata air yang bersumber di Gunung Gendol kembali mengalir menyelamatkan dua desa yakni desa Gendol dan Conto dari bencana kekeringan.
Sadiman punya mimpi, gunung Gendol bisa menjadi objek wisata di Wonogiri. Dia menawarkan, untuk membantu anak-anak berlatih menanam bibit pohon di Gunung Gendol.
"Sekarang kalau ada acara-anak anak-anak pelajar menanam silahkan saya ikut membantu. Saya sudah banyak sekali tapi sebagian jadi bibit lain," tutur Sadiman.
Kepada Pemerintah Kabupaten Wonogiri, dia berharap bisa menyediakan biaya untuk membeli pipa paralon. Sadiman ingin membuat kolam pemandian bagi wisatawan. pipa paralon mengalirkan air dari mata air dan meneruskannya ke bak-bak penampungan di setiap rumah.
"Pesan saya kalau menanam beringin itu mas bisa membantu masyarakat setiap saat dan harapan saya itu saya minta paralon untuk menyambung air minum kalau sudah disambung disungai pemandian anak kecil anak besar tidak dalem, 50-1 meter," tutupnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaLedakan di bangunan barang rongsokan itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dalamnya kosong. Dibersihkan setahun sekali pada momen hari-hari besar.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca Selengkapnya