Kapolri: 336 Tersangka terkait terorisme ditangkap sejak 2015

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan sejak tahun 2015 hingga Juni 2017 telah terjadi 31 kasus terorisme. Kemudian dalam kurun waktu itu, Polri juga berhasil menangkap sekitar 336 tersangka terorisme. Sebagian besar dari tersangka ditangkap saat proses pencegahan.

"Jadi kalau kita lihat 336 tersangka sebagian besar dalam proses pencegahan dibandingkan penangkapan tapi yang terekspos kalau yang sudah meledak," kata Tito saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/7).

Tito menuturkan, selama 2 tahun itu pula terjadi fenomena gerakan yang disebut lone wolf (serigala sendiri). Gerakan ini dilakukan oleh kelompok yang tidak terstruktur, tanpa pemimpin dan bergerak sendiri. Mereka yang teradikalisasi oleh ajakan dan pelatihan lewat internet dan media sosial.

"Selama 2 tahun terakhir terjadi lone wolf, mereka teradikalisasi melalui internet, ada online training cara menyerang, membuat bom dan lain-lain," terangnya.

Untuk mengantisipasi fenomena lone wolf, Polri memperkuat pengawasan cyber di dunia maya. Tito menyebut polisi telah melakukan upaya-upaya untuk memutus akses komunikasi para teroris.

"Melakukan langkah-langkah untuk menekan sistem komunikasi mereka dan melakukan counter di dunia maya. ini namanya perang di dunia maya," ujar Tito.

Pasalnya, saat ini para teroris kerap menggunakan media sosial dan internet untuk melakukan aksi cyber jihad atau cyber terorisme ke masyarakat.

"Mereka melakukan dan menyebut cyber jihad, cyber terorism dan Kita harus melakukan cyber counter terorism di samping kegiatan kontra radikalisasi untuk mencegah masyarakat yang rentan terkena terpengaruh radikal," pungkasnya.