Kapendam Cenderawasih: Kabar Prajurit TNI Tembak Warga di Puncak Hoaks Disebar KST
Merdeka.com - Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman angkat bicara terkait kabar prajurit TNI memutilasi dan menembak seorang warga bernama Tarina Murib (35) di Kampung Pamebur, Distrik Yugumuak, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Minggu (5/3).
Herman mengatakan, kabar itu adalah berita bohong alias hoaks yang sengaja disebar Kelompok Separatis Teroris (KST). Cara itu ditempuh KST dan simpatisan serta kelompok provokator maupun teroris ingin menjatuhkan wibawa aparat yang sedang fokus bertugas melindungi masyarakat dan mencari pilot Susi Air.
"Terkait meninggalnya warga mama TM (35) sudah diberitakan pada hari Jumat lalu (3/3) bahwa ditembak oleh KST. Kemudian saat mama TM akan dievakuasi oleh aparat keamanan, tiba-tiba KST menembak aparat keamanan yang mengevakuasi mama TM, mengakibatkan 1 Prajurit TNI meninggal dunia (Personel Yonif R 303/SSM) yang saat ini sudah dimakamkan di Makasar," ujar Herman dalam keterangannya dikutip Selasa (7/3).
Acara Adat
Herman mengatakan, beredarnya gambar dan foto mutilasi mayat korban meninggal dunia warga berinisial TM tersebut merupakan acara adat yang sengaja dilakukan oleh adat setempat karena merupakan korban penembakan dari pihak KST. Yang artinya acara adat untuk dilakukan aksi balas darah untuk pengganti korban meninggal dunia.
"Terkait luka tembak warga, semuanya merupakan korban penembakan dan penganiayaan dari kelompok KST. Justru saat ini aparat TNI terus membantu proses pengobatan dan evakuasi. Oleh karenanya informasi tersebut adalah bohong atau hoax," tegas dia.
Herman mengimbau masyarakat tidak terhasut dan terprovokasi oleh pemberitaan bohong atau hoaks yang sengaja disebarkan KST dan simpatisan yang ingin menciptakan keresahan maupun menurunkan wibawa pemerintah, khususnya aparat keamanan yang saat ini bertugas melindungi masyarakat.
Korban Penembakan KKB
Polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) insiden penembakan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Peristiwa terjadi di Kampung Agenggen, Distrik Meagabume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Jumat (2/3).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, sekira pukul 06.45 WIT, kontak tembak terdengar dari Distrik Meagabume. Akibat kejadian tersebut, Terina Murib (25) dan Praka Jumardi (31) meninggal dunia.
"Almarhum Praka Jumardi saat ini telah dievakuasi menuju Kabupaten Mimika dengan menggunakan Pesawat Udara Smart Aviation Air," kata Benny dalam keterangannya, Minggu (5/3).
Selain itu, sebanyak enam orang mengalami luka dan sudah dibawa ke Puskesmas Distrik Sinak untuk mendapatkan perawatan medis.
"Untuk korban luka antara lain Lerice Telenggen, Rasna Kogoya, Desina along, Etera Kulua, Anison Tabuni dan Iwan Murib saat ini sedang dalam perawatan medis di Puskesmas Distrik Sinak, serta akan dilakukan visum," ujarnya.
Terpisah, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengatakan, tak hanya melakukan olah TKP. Pihaknya juga meminta visum dari para korban.
"Personel di lapangan juga telah melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh yang ada di Kampung Abumega Distrik Sinak, Kabupaten Puncak. Selain itu, aparat gabungan TNI-Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap kelompok KKB," ujar Nyoman.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Papua mencatat sebanyak tujuh warga sipil menjadi korban penembakan KKB di Kampung Agenggen, Distrik Meagabume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Jumat (3/3).
Dari 7 korban, satu di antaranya meninggal dunia, bernama Terina Murib (25) seorang perempuan.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo menjelaskan, 6 korban penembakan lainnya masih dirawat di Puskesmas Sinak. Ke-6 korban adalah Lerice Telenggen, Rasna Kogoya, Desina Along, Etera Kulua, Anison Tabuni dan Iwan Murib.
"Dari korban ini ada anak-anak. Para korban sedang menjalani visum," jelasnya, Sabtu (4/3).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diimbau untuk selalu mengecek kebenaran informasi sebelum menyebarkannya dan melaporkan hoaks kepada pihak berwenang.
Baca SelengkapnyaKarnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
KKB melakukan penyerangan dari arah pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaSetelah ditelusuri tidak ditemukan adanya TPS 03 di jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaKapten CPM (K) Wa Ode Nunu membagikan pengalaman sekaligus tantangannya bertugas di sebuah kepulauan terpencil. Begini keluh kesahnya.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tidak terpancing berita hoaks dan SARA terkait Pemilu.
Baca Selengkapnya