Kapal perang AS tetap bersandar di Tanjung Perak
Merdeka.com - Meski diprotes sejumlah pengusaha, Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, memastikan tiga kapal perang Amerika Serikat (AS) tetap bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur pada 28 Mei nanti.
"Sesuai program, tiga kapal perang Amerika itu akan tetap sandar di Tanjung Perak. Agendanya juga tetap seperti jadwal," kata Agung seusai Upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (21/5).
Tiga kapal perang AS yang membawa 831 personel itu adalah Kapal US CG WAESCHE, US Navy USS Vandegrift FFG-48, dan USS GPN LSD 42. "Mereka akan datang pada 28 Mei hingga 8 Juni 2012," ujar dia.
Beberapa kegiatan akan dilakukan personel Angkatan Laut AS antara lain, bakti sosial di Madura serta latihan bersama dengan 1.244 personel TNI AL di Pantai Banongan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
"Latihan bersama itu juga akan melibatkan tiga kapal TNI AL dan peralatan tempur lainnya, dengan sandi Cooperation of Afloat Readiness and Training (CARAT). Sesuai jadwal, latihan akan berlangsung mulai 5-7 Juni di Situbondo," jelas dia.
Sementara menanggapi munculnya protes dari sejumlah asosiasi pengusaha di pelabuhan, Pangarmatim enggan berkomentar. Dia beralasan tidak berhak memberikan komentar.
"Nanti saja keterangannya di Makoarmatim. Kalau di sini (di Gedung Grahadi), saya tidak bisa komentar," jelas dia.
Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Timur Soekarwo pernah mengungkapkan, sandarnya tiga kapal perang AS di Pelabuhan Tanjung Perak, bukan sebuah masalah yang harus diperdebatkan.
"Kalau bisa berunding dulu, daripada berteriak-teriak menolak. Sebab kalau bersikeras menolak itu tidak bisa, Pelabuhan Tanjung Perak bukan hanya untuk kapal niaga, tetapi juga angkatan perang," kata dia.
Orang nomor satu di Jawa Timur itu juga meminta agar dilakukan negosiasi antara pengusaha dengan Armatim TNI AL untuk menemukan solusi terbaik, sehingga meminimalisasi dampak yang bisa merugikan kedua pihak.
Kekhawatiran para pengusaha akan mengalami kerugian miliaran rupiah jika ada kapal perang bersandar selama beberapa hari di Pelabuhan Tanjung Perak, dinilai gubernur berlebihan.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaKapal pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu hangus dilalap si jago merah pada Minggu (10/3).
Baca SelengkapnyaCegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapal itu itu membawa 50 kota suara, 40 bilik suara, serta 1 kardus C hasil dari 10 TPS.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, hingga siang ini pencarian masih terus dilakukan namun hasil masih nihil. Unsur terlibat.
Baca SelengkapnyaPada zaman kolonial Pulau Pandan sempat digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang dari Belanda.
Baca SelengkapnyaKapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh mengangkut pemudik dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Jakarta
Baca SelengkapnyaDua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca SelengkapnyaSebagai pelaut mereka memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi di laut lepas.
Baca Selengkapnya