Kadinkes Aceh Barat: Mahasiswi Lumpuh Setelah Divaksinasi Diduga Akibat Psikosomatis
Merdeka.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Syarifah Junaidah menyebut, kejadian seorang mahasiswi yang lumpuh setelah disuntik vaksin Sinovac diduga karena mengalami psikosomatis.
"Jadi, dugaan sementara pasien mengalami psikosomatis, artinya banyak cemas atau pikiran yang berlebihan setelah mendapatkan vaksinasi," kata Syarifah Junaidah di Meulaboh, Selasa (3/8) seperti dikutip dari Antara.
Sebelumnya, Amelia Wulandari, seorang mahasiswi akhir Fakultas Hukum Universitas Syiah (USK) Kuala Banda Aceh sejak Minggu (1/8) 2021 harus dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh karena lumpuh setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 oleh tenaga kesehatan.
Semula Amelia dirawat di Rumah Sakit Swasta Montella Meulaboh, namun karena kondisinya memburuk kemudian dirujuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Meski saat ini korban mengaku lumpuh setelah mendapatkan penyuntikan, namun, menurut Kadinkes, hal tersebut belum bisa dipastikan secara medis.
Menurut dia untuk bisa memastikan seseorang lumpuh tersebut harus adanya uji laboratorium dan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebab pastinya.
"Jadi, kami belum bisa pastikan apakah lumpuh ini karena vaksin atau faktor lain, masih perlu pendalaman lebih lanjut secara medis," katanya menegaskan.
Dinkes bersama dokter di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh masih terus melakukan pemantauan dan pemberian obat-obatan kepada pasien, sehingga diharapkan kondisi pasien Amelia Wulandari semakin membaik.
Kronologi Versi Keluarga
Sebelumnya, keluarga Amelia, Allymuddin (36) mengatakan usai divaksin pada Selasa (27/7) lalu, Amelia mengalami muntah-muntah, malam harinya mulai kejang-kejang serta kaki dan tangannya tak bisa digerakkan.
"Dia (AW) divaksinasi untuk keperluan administrasi di kampus. Kepada pihak akademik sudah dia sampaikan bahwa dia tak bisa divaksinasi karena mengalami sakit lambung akut, sinusitis, tipes dan juga sesekali sesak. Pihak akedemik memahaminya, namun meminta surat keterangan tidak bisa vaksin dari dokter spesialis," kata Allymuddin dikonfirmasi Merdeka.com, Senin (2/8).
Dia menjelaskan, AW mendatangi Puskesmas di lokasi tempat tinggalnya di Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat untuk meminta surat keterangan tidak bisa divaksin. Namun, dokter umum di Puskesmas tersebut memintanya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di rumah sakit lain. Pihak Pukesmas mengeluarkan surat rujukan.
Berbekal surat itu, AW mulanya mendatangi rumah sakit Dankesyah (rumah sakit militer kodam Iskandar Muda), namun di sana dokter spesialis sedang tidak ada. Dia lalu mendatangi rumah sakit swasta Montella. Di sana, dia berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Allymuddin menyebut, dokter di rumah sakit swasta Montella itu bersikukuh AW harus tetap divaksin, meskipun dia telah menjelaskan bahwa memiliki riwayat penyakit yang diderita. Dokter tetap tidak mau mengeluarkan surat keterangan tidak bisa divaksin.
"Karena kepepet dengan deadline administrasi kampus yang mengharuskan upload surat vaksin tanggal 28 untuk keperluan wisuda di Universitas Syiah Kuala, mau tidak mau tanggal 27 dia akhirnya divaksin. Selepas itu baru gejala yang saya sebut tadi muncul di tubuh adik saya," beber Allymuddin.
Pihak keluarga sempat menghubungi nomor telepon yang tertera di surat keterangan vaksin pertama itu, yang menyebut apabila mengalami gejala kesehatan usai disuntik divaksin bisa melaporkannya. Namun kata Allymuddin, nomor tersebut tak mengangkat telpon ketika dihubungi.
"Dari malam pertama sampai sekarang kita hubungi nomor itu tidak mengangkat telponnya. Ini kan seperti lepas tangan," ungkapnya.
Kondisi Amelia kini mulai membaik, tangan dan kakinya sudah bisa digerakkan kembali.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahasiswi ini memiliki riwayat penyakit jantung, yang tertulis dalam surat keterangan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa tingkat pertama yang meninggal diduga dianiaya senior itu bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada Minggu (5/5) besok.
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cukup banyak alat bukti yang telah dikantongi penyidik, baik didapat dari TKP maupun serahan dari pelapor.
Baca SelengkapnyaSeorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaBukan kali pertama, ternyata dosen ini memang kerap bertingkah baik pada mahasiswanya.
Baca SelengkapnyaKejari Aceh Barat mengeksekusi hukuman cambuk sebanyak 154 kali terhadap RD (26), warga Labuhan Haji, Aceh Barat Daya yang terbukti memerkosa penumpang angkot,
Baca SelengkapnyaKorban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca Selengkapnya