JK Ungkap Jokowi Rajin Gelar Rapat, SBY Lebih Cepat dan Terarah
Merdeka.com - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengungkap beda gaya kepemimpinan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia bicara dari pengalamannya mendampingi dua presiden itu sebagai orang nomor dua RI.
JK mengungkap perbedaan jelas dari Jokowi dan SBY adalah pengambilan keputusan. Jokowi rajin menggelar rapat, keputusan harus diambil bersama. Bahkan, Jokowi bisa menggelar rapat empat kali hingga lima kali dalam seminggu.
"Kalau zamannya Pak Jokowi, semua soal dirapatkan, dirapatkan semua soal. Jadi rapatnya seminggu bisa empat lima kali," ujar JK dilihat dari Youtube Helmi Yahya, Rabu (23/9).
"(Jokowi) begitu gayanya. Betul-betul keputusan diambil bersama," imbuhnya.
Sementara, SBY mengambil keputusan lebih cepat. Bahkan menurut JK, lebih ringkas dan lebih terarah. Hingga terkenal dengan jargon 'lebih cepat lebih baik'.
JK juga mengatakan, ketika mendampingi SBY, secara khusus ditugaskan seluruhnya mengurus perekonomian negara.
"(SBY) lebih ringkas, lebih terarah, leih cepatlah kita mengambil keputusan," terangnya.
Mantan Ketum Golkar itu juga bicara mendapatkan peran juru damai. JK menuturkan, peran itu karena sejak zaman Menko Kesra Presiden Megawati Soekarnoputri mengurus konflik Poso dan Ambon. Ketika zaman Presiden SBY, JK menyelesaikan konflik di Aceh.
"Jadi kalau mendamaikan orang, pertama harus pengetahuan. Harus mengetahui, mempelajari masalah itu. Apa sebabnya. Kedua, kita harus menjaga dignity, kehormatan bagi bangsa dari yang berkonflik. Win win tidak boleh ada yang merasa kalah," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaMeski belum sampai ke mejanya, Jokowi menyebut surat pengunduran diri Firli telah diterima Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg).
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menyampaikannya dalam rapat membahas RUU DKJ bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaJK mengapresiasi Jokowi yang menegaskan tidak akan ikut kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaJokowi silaturahmi dengan nasabah Permodalan Nasional Mardani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar)
Baca Selengkapnya