Jemput Bola ke Sekolah, Disdukcapil Banyuwangi Rekam KTP Elektronik Pemilih Baru
Merdeka.com - Para pemilih usia baru untuk Pemilu 2024 di Banyuwangi kini tengah gencar ditargetkan punya KTP elektronik (e-KTP).
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Banyuwangi gencar datang ke sekolah-sekolah untuk mencapai target tersebut.
Pelajar tingkat SMA menjadi salah satu kelompok pemilih baru. Terbukti, ratusan pelajar di tiap SMA di Banyuwangi merupakan warga berusia 17 tahun.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
-
Apa saja program yang dilakukan Banyuwangi untuk mengatasi anak tidak sekolah? Selain menerapkan kebijakan zero drop out, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan anak tidak sekolah. Di antaranya program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara), untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
-
Dimana Banyuwangi berada dalam daftar angka anak tidak sekolah di Jatim? Data resmi persentase anak tidak sekolah (ATS) berdasarkan sekolah dibanding dengan jumlah peserta didik pada tahun 2023, anak putus sekolah di Banyuwangi hanya 2,08 persen. Angka tersebut masuk lima terendah di Jawa Timur.
-
Mengapa Banyuwangi membuat sekolah inklusif untuk para penyandang disabilitas? Bupati Ipuk Fiestiandani menjelaskan sejak 2013 Banyuwangi telah mewujudkan sekolah inklusi yang ramah bagi para penyandang disabilitas.
-
Apa tujuan Banyuwangi meluncurkan program Digitalisasi Kelurahan? Peluncuran tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, sebagai upaya mewujudkan peningkatan layanan publik dan penguatan data.
-
Mengapa angka anak tidak sekolah di Banyuwangi rendah? Dengan berbagai program pendidikan yang digulirkan, angka anak tidak sekolah (ATS) di Kabupaten Banyuwangi termasuk salah satu terendah di Jawa Timur, berdasarkan data resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kepala Disdukcapil Kabupaten Banyuwangi Djuang Pribadi mengatakan, kedatangan tim ke sekolah-sekolah untuk mempermudah para pelajar mendapat e-KTP.
Dengan memilik kartu kependudukan itu, mereka akan bisa menyalurkan hak suaranya pada Pemilu serentak 2024.
"Karena salah satu syarat untuk menjadi pemilih adalah memiliki kartu identitas," kata Djuang, Senin (6/2
).
Dalam tiap kunjungan ke SMA, tim Disdukcapil merekam data para pelajar yang berusia 17 tahun dan yang mendekati usia itu. Data soal pelajar itu didapat dengan koordinasi lewat sekolah.
Para pelajar yang usianya sudah 17 tahun bisa langsung memiliki e-KTP. Sementara mereka usianya belum genap 17 tahun penyerahan e-KTP akan ditunda.
"Ditunda sampai pelajar tersebut genap berusia 17 tahun, baru kami berikan kartu identitasnya," sambungnya.
Djuang mengatakan, ada ratusan siswa di tiap sekolah yang direkam datanya setiap kunjungan Disdukcapil.
"Rata-rata 200 sampai 250 siswa yang melakukan perekaman di satu sekolah," kata Djuang.
Dalam sepekan terakhir, Disdukcapil Banyuwangi telah mengunjungi beberapa SMA. Sebut saja di antaranya SMAN 1 Giri, SMAN 1 Glagah, dan SMK 17 Agustus Tegaldlimo.
Langkah jemput bola itu akan berlangsung hingga menjelang Pemilu mendatang. Agar sasaran dapat lebih luas, pihak kecamatan bakal dilibatkan.
Program-program yang sebelumnya telah berjalan juga dimaksimalkan. Misalnya program Pelangi Go To School dan Pelangi Go To Mall.
Tak hanya yang berada di pusat wilayah, SMA-SMA di daerah pelosok desa juga disasar. Caranya, melalui program camping pelayanan masyarakat kebun dan program bupati ngantor di desa.
"Memang tidak hanya sekolah. Kami juga menjemput bola bagi warga lainnya. Dengan satu kendaraan mobil keliling, kami bisa melayani lebih dari seribu dokumen kependudukan dalam sehari," tuturnya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Sudin Dukcapil) Jakarta Selatan menggelar layanan jemput bola perekaman KTP-el dan aktivasi IKD ke sejumlah sekolah.
Baca Selengkapnya29.315 petugas pantarlih yang telah resmi dilantik oleh KPU DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaKetersedian blangko sangat diperlukan untuk pemilih pemula agar terakomodir dalam Daftar Pemilih Tetap.
Baca SelengkapnyaArtis penyanyi Agnez Mo datangi kelurahan Kedoya, untuk apa?
Baca SelengkapnyaOrang tua CPDB diimbau tak panik saat melakukan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Baca SelengkapnyaProgam jemput bola ini memudahkan pelayanan administrasi kependudukan bagi yang tidak mampu datang ke kantor Dispendukcapil.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaPendaftaran dimulai dengan pembuatan akun oleh calon peserta didik.
Baca SelengkapnyaDiduga kekurangan siswa terjadi karena masih adanya paradigma sekolah favorit.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk melakukan evaluasi demi penyempurnaan PPDB.
Baca SelengkapnyaInspeksi dilakukan usai puluhan warga melakukan aksi protes di depan pintu gerbang SMA Negeri 5 Tangsel.
Baca SelengkapnyaSeleksinya berdasarkan zona prioritas kemudian berdasarkan usia.
Baca Selengkapnya