Jadi Klaster Baru Covid-19, Lapas Kerobokan Berlakukan WFH
Merdeka.com - Pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas ll A Kerobokan, Denpasar, Bali, menerapkan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) bagi para pegawai. Kebijakan itu diambil setelah 31 narapidana atau tahanan positif Covid-19.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas ll A Kerobokan, Denpasar, Bali, Yulius Sahruzah mengungkapkan, saat dilakukan rapid test massal ada juga 6 pegawai yang reaktif Covid-19. Namun, setelah dilakukan tes swab hasilnya negatif Covid-19.
"Untuk sementara pegawai di WFH. Tapi kita tidak bisa untuk WFH semua masih ada yang tetap bertugas memberikan pelayanan kepada warga binaan cuma kunjungan tidak ada. Yang di WFH pegawai staff saja kalau keamanan dan para medis tetap (bertugas)," kata Yulius saat dihubungi, Jumat (23/10).
Selain itu, untuk pelaksanaan sidang sementara waktu sepertinya pihak pengadilan dan kejaksaan juga menyetop. "Kalau untuk sidang-sidang, kayaknya pihak pengadilan dan kejaksaan juga akan menstop sementara," ujar dia.
Dia juga mengungkapkan, bahwa dengan adanya puluhan narapidana positif Covid-19 tentu Lapas Kerobokan bisa menjadi klaster baru. "Bisa jadi. Tapi, ini klaster baru sudah memetakan itu. Itulah mengapa kita lakukan rapid test massal supaya tidak ada penyebaran yang masif," ujar Yulius.
Seperti yang diberitakan, sebanyak 31 narapidana atau tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas ll A Kerobokan, Denpasar, Bali, dinyatakan positif Covid-19.
"Iya, betul tapi mereka kondisinya dalam keadaan sehat kok, OTG saja. Mereka juga bingung kenapa mereka positif Covid-19," kata Yulius.
Yulius menerangkan, bahwa hasil swab tersebut baru keluar tadi pagi. Hasil positif Covid-19 yang 31 orang itu dari 200 tahanan yang dilakukan swab pada tahap awal. Kemudian, akan dilakukan swab kembali tahap kedua dan ketiga karena hasil rapid test ada sebanyak 633 tahanan yang reaktif Covid-19 saat melakukan rapid test massal.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca Selengkapnya