Investigasi 8 KPPS di Tangerang Meninggal, Komnas HAM Datangi KPU
Merdeka.com - Kematian 8 petugas penyelenggara pemilu dan keamanan di wilayah Kabupaten Tangerang, yang terjadi pasca pemungutan suara serentak pada (17/4), mengundang perhatian banyak pihak.
Salah satunya, Komnas Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Untuk itu Komnas HAM menginvestigasi banyaknya petugas yang meninggal dunia, setelah proses pencoblosan usai.
"Kami kesini dengan tujuan ingin mendalami kasus atau kejadian beberapa anggota atau pelaksana KPU yang meninggal," kata Komisioner Komnas HAM, Amirudin di Kantor KPU Kabupaten Tangerang, Jumat (17/5).
Dengan investigasi tersebut, Komnas HAM berharap, publik dan pihak terkait menjadi lebih jelas, serta informasi yang beredar menjadi fakta sesungguhnya.
"Dari hasil ini kita ingin mengetahui persis apa yang terjadi, sehingga bisa sampaikan pandangan ke berbagai pihak, agar situasi dan informasi tidak berkembang kemana-mana," ucap dia.
Dalam proses investigasi ini, pihak keluarga korban dikumpulkan dan diinterogasi secara personal.
Interogasi tersebut, berkaitan dengan kondisi korban sebelum meninggal dan kejadian saat meninggal.
"Ada beberapa pertanyaan yang kita ajukan, intinya tentang aktivitas yang bersangkutan sebelum meninggal dan gejala yang ditimbulkan saat meninggal. Nantinya hasil ini akan kita kumpulkan sebelum nantinya, diumumkan pada tanggal (21/5)," terangnya.
Ahmad, anak dari Alm Subur, anggota PPK Cisauk, mengaku ditanyai sejumlah hal, terkait kegiatan sang Ayah. Dia juga ditanyakan beberapa hal mengenai kondisi fisik almarhum.
"Saya anak dari almarhum Subur, tadi itu ditanya soal kegiatan bapak sebelum-sebelumnya, apa ada riwayat penyakit dan sebagainya. Tadi saya sampaikan bapak sebelumnya sehat, tidak ada penyakit apa-apa. Saat itu cuma mengeluh kelelahan terus beliau minum kopi dan jamu sebelum pemilihan," terangnya.
Setelah hari pemilihan, Subur mengeluhkan sakit, kemudian saat tanggal (18/4) lalu, Subur tiba-tiba saja terjatuh dan langsung dibawa ke RSUD Tangerang, disana dinyatakan meninggal dunia.
Menurut dia, sampai saat ini pihak keluarga belum menerima bantuan, yang diberikan oleh pihak Pemerintah, terkait dana santunan kematian bagi petugas pemilu yang meninggal dunia.
Berdasarkan data yang dihimpun, 8 orang petugas meninggal saat menjalankan tugas pengawal Pemilu diwilayah Kabupaten Tangerang.
-Anas Gunawan petugas Linmas Kecamatan Teluk Naga-Asmuni petugas Linmas Kecamatan Curug-Subur petugas KPPS Kecamatan Cisauk-Sarmin petugas Linmas Kecamatan Legok-Sukarni petugas KPPS Kecamatan Kemiri-Kartubi petugas Linmas Kecamatan Kresek-Oom Komana petugas Linmas Kecamatan Pasar Kemis-Petrus Suhadi petugas KPPS Kecamatan Pasar Kemis
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
95 TPS di Tangerang Selatan Gelar Perhitungan Suara Ulang, 475 Kotak Suara Dihitung Lagi
Penghitungan ulang dilakukan setelah Bawaslu menjatuhkan saksi akibat kelalaian anggota KPPS membuka kotak suara sebelum jadwal pleno rekapitulasi.
Baca SelengkapnyaCatatan Komnas HAM untuk KPU Selama Pelaksanaan Pemilu 2024
Salah satu yang disorot soal netralitas aparat selama mengawal jalannya Pemilu tahun ini.
Baca SelengkapnyaKPU Tangerang Musnahkan Puluhan Ribu Surat Suara di H-1 Pemilu, Ini Penyebabnya
Surat suara untuk Capres Cawapres juga turut dibakar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anggota KPPS di Tangsel Meninggal Setelah Sakit Seusai Kawal TPS
Seorang anggota KPPS di Tangerang Selatan, Pedrik (37) meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPingsan saat Penghitungan Suara, Petugas KPPS di Kabupaten Tangerang Meninggal
Seorang petugas KPPS di Kabupaten Tangerang, Banten meninggal dunia setelah pingsan saat penghitungan suara di TPS, Rabu (14/2) malam.
Baca Selengkapnya16 TPS Kebanjiran di Tangsel Akan Gelar Pemungutan Suara Akhir Pekan Ini
Bawaslu Kota Tangerang Selatan merekomendasikan pelaksanaan pencoblosan pada 16 TPS yang tertunda akibat banjir, dilaksanakan pada akhir pekan ini.
Baca SelengkapnyaDPR Minta KPK Usut Terduga Pelaku yang Bocorkan Informasi OTT
Akibatnya, kebocoran infomasi kerap membuat gagal operasi tangkap tangan (OTT).
Baca SelengkapnyaTujuh Pelaku Tawuran di Bekasi Ditangkap Polisi, Satu Masih di Bawah Umur
Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Narogong Kelurahan Bojong Menteng Kecamatan Bekasi Timur, pada Sabtu (9/3) subuh.
Baca SelengkapnyaKNKT Turun Tangan Investigasi Penyebab Kecelakaan KA Turangga Vs KA Bandung Raya di Cicalengka
KAI menggandeng KNKT untuk melakukan investigasi bersama guna mengetahui penyebab kecelakaan.
Baca Selengkapnya